RTRW Provinsi Jawa Tengah 2009-2029
Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Provinsi Jawa Tangah 2 - 9
6 Pengembangan sistem prasarana energi untuk memanfaatkan energi terbarukan
dan tak terbarukan secara optimal serta mewujudkan keterpaduan sistem penyediaan tenaga listrik;
7 Pengembangan prasarana telekomunikasi untuk meningkatkan kualitas dan
jangkauan kemampuan keterhubungan dan integrasi wilayah; 8
Meningkatkan kualitas jaringan transmisi dan distribusi minyak dan gas bumi secara optimal;
9 Mengembangkan sistem prasarana pengairan untuk menunjang kegiatan sektor
terkait pemanfaatan sumber daya air; 10
Pengembangan prasarana lingkungan permukiman untuk meningkatkan kualitas keterpaduan sistem penyediaan pelayanan regional untuk air bersih,
persampahan, drainase dan limbah.
2.3.2 Strategi Pengembangan Pola Ruang
Strategi pengembangan pola ruang meliputi strategi pengembangan kawasan lindung dan kawasan budidaya.
a. Strategi Pengembangan Kawasan Lindung
Secara umum strategi pengembangan kawasan berfungsi lindung adalah pemeliharaan, pemulihan dan pengkayaan. Cakupan kawasan lindung untuk fungsi perlindungan
wilayah bawahannya, perlindungan wilayah setempat, perlindungan wilayah rawan bencana alam, serta kawasan suaka cagar alam dan cagar budaya, harus jelas dalam
alokasi dan fungsinya. Kawasan lindung terbentuk di Provinsi Jawa Tengah merupakan satu kesatuan dari
kawasan lindung yang telah terbentuk baik yang ada di wilayah regional maupun wilayah Provinsi Jawa Tengah itu sendiri. Kawasan lindung yang terbentuk menjadi tidak kenal
batas-batas administrasi dan mengikuti alur kawasan lindung yang telah ditetapkan sebelumnya. Atau dengan kata lain, kawasan lindung di Provinsi Jawa Tengah, baik
dalam konteks internal wilayah maupun regional, harus membentuk suatu kesatuan yang secara sinergis memberikan perlindungan dari daerah hulu hingga hilir pesisir, tanpa
dibatasi oleh batasan administratif.
Kawasan lindung berfungsi utama melindungi kelestarian sumberdaya alam, sumberdaya buatan, serta nilai budaya dan budaya bangsa. Di dalam kawasan ini tidak
diperkenankan adanya aktivitas atau kegiatan budidaya, yang dapat mengurangi atau merusak fungsi lindungnya, kecuali digunakan untuk meningkatkan fungsi lindungnya.
Secara ruang, kawasan lindung meliputi kawasan air, tanah dan udara, sebagai satu kesatuan yang saling terkait dan saling mengisi dalam proses pengisian lingkungan alam.
Untuk pengembangan kawasan lindung harus memperhatikan keterkaitan lingkungan air, tanah dan udara.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka strategi pengembangan kawasan lindung berkaitan dengan upaya pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan
hidup meliputi: 1
penataan kawasan lindung di ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi;
2 mewujudkan kawasan hutan dengan luas paling sedikit 30 tiga puluh persen dari
luas DAS dengan sebaran proporsional; dan
RTRW Provinsi Jawa Tengah 2009-2029
Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Provinsi Jawa Tangah 2 - 10
3 mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun
akibat pengembangan kegiatan budi daya, dalam rangka mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem wilayah;
4 mengarahkan kawasan rawan bencana sebagai kawasan lindung.
Strategi pengembangan kawasan lindung berkaitan dengan upaya untuk pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup
meliputi: 1
menyelenggarakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup; 2
melindungi kemampuan lingkungan hidup dari tekanan perubahan dan atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu mendukung
perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya; 3
melindungi kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan atau komponen lain yang dibuang ke dalamnya;
4 mencegah terjadinya tindakan yang dapat secara langsung atau tidak langsung
menimbulkan perubahan sifat fisik lingkungan yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan;
5 mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana untuk menjamin
kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan; 6
mengelola sumber daya alam tak terbarukan untuk menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan sumber daya alam yang terbarukan untuk menjamin
kesinambungan ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta keanekaragamannya; dan
7 mengembangkan kegiatan budidaya yang mempunyai daya adaptasi bencana di
kawasan rawan bencana. b.
Strategi Pengembangan Kawasan Budidaya Berdasarkan pada pengembangan kawasan budidaya, wilayah Provinsi Jawa Tengah
dikembangkan secara intensif untuk kawasan hutan produksi, kawasan pertanian, kawasan perkebunan, kawasan peternakan, kawasan perikanan, kawasan pertambangan,
kawasan peruntukan industri, kawasan pariwisata dan kawasan permukiman. Secara umum pengembangan tersebut berorientasi pada optimalisasi sumberdaya dengan tetap
mempertahankan kelestarian lingkungan guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Secara regional dan lokal peruntukan kawasan budidaya harus
mempunyai sinergi yang seimbang, baik secara pengembangan wilayah yaitu dengan penentuan pusat-pusat pertumbuhan dan pelayanan, tetapi juga memperhatikan potensi-
potensi yang ada sebagai aset dan sumber pengembangan wilayah-wilayah baru terutama untuk di wilayah perdesaan. Sehingga diharapkan pengembangan kawasan
budidaya tidak hanya memperhatikan keterkaitan antar wilayah tetapi juga memperhatikan harmonisasi perkotaan dan perdesaan.
Konsep tersebut secara umum dapat digambarkan sebagai upaya menyeimbangkan antara pengembangan wilayah regional dengan wilayah lokal Provinsi Jawa Tengah, dan
pengembangan wilayah perkotaan dan perdesaan, sebagai upaya optimalisasi penggalian sumberdaya serta optimalisasi pemanfaatan, disamping unsur pengendalian dan
pemanfaatan, yang didukung oleh sistem perencanaan yang terpadu dan berkelanjutan.
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka strategi pengembangan kawasan budidaya terkait dengan upaya perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan
antarkegiatan budi daya meliputi:
RTRW Provinsi Jawa Tengah 2009-2029
Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Provinsi Jawa Tangah 2 - 11
1 menetapkan kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis provinsi untuk
pemanfaatan sumber daya alam di ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi secara sinergis untuk mewujudkan keseimbangan
pemanfaatan ruang wilayah; 2
mengembangkan kegiatan budi daya unggulan di dalam kawasan beserta infrastruktur secara sinergis dan berkelanjutan untuk mendorong pengembangan
perekonomian kawasan dan wilayah sekitarnya; 3
mengembangkan kegiatan budi daya untuk menunjang aspek politik, pertahanan dan keamanan, sosial budaya, serta ilmu pengetahuan dan teknologi;
4 mengembangkan dan melestarikan kawasan budi daya pertanian untuk mewujudkan
ketahanan pangan daerah dan atau nasional; 5
mengembangkan dan melestarikan kawasan budi daya hutan produksi, perkebunan, peternakan untuk mewujudkan nilai tambah daerah dan atau nasional;
6 mengembangkan dan melestarikan kawasan peruntukan industri untuk mewujudkan
nilai tambah dan meningkatakan perekonomian daerah dan atau nasional; 7
mengembangkan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil untuk meningkatkan daya saing dan mewujudkan skala ekonomi pada sektor perikanan dan pariwisata; dan
8 mengembangkan kegiatan pengelolaan sumber daya kelautan yang bernilai ekonomi
tinggi untuk meningkatkan perekonomian daerah. 9
mengembangkan kegiatan pengelolaan sumber daya lahan untuk meningkatkan kualitas permukiman.
Strategi pengembangan kawasan budidaya terkait upaya pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan
meliputi: 1
pengalokasian ruang bagi kegiatan budidaya yang dibolehkan dan dilarang berada di dalam kawasan lindung;
2 pengembangan bangunan fisik di kawasan rawan bencana dilakukan secara selektif
berdasarkan kajian teknis untuk meminimalkan potensi kejadian bencana dan potensi kerugian akibat bencana;
3 mengembangkan kawasan perkotaan dengan kecenderungan pertumbuhan
penduduk yang tinggi dan atau padat dengan pendekatan perencanaan kawasan perkotaan;
4 mengembangkan ruang terbuka hijau dengan luas paling sedikit 30 tiga puluh
persen dari luas kawasan perkotaan; 5
mengembangakan kawasan tanah nonproduktif untuk kegiatan pembangunan nonpertanian untuk mempertahankan lahan pangan berkelanjutan;
6 membatasi alih fungsi lahan sawah melalui penataan perkembangan kawasan
terbangun di kawasan perkotaan dengan mengoptimalkan pemanfaaatan ruang secara vertikal dan tidak sporadis untuk mempertahankan tingkat pelayanan
infrastruktur dan sarana kawasan perkotaan serta mempertahankan fungsi kawasan perdesaan di sekitarnya; dan
7 mengembangkan kegiatan budidaya yang dapat mempertahankan keberadaan
kawasan dari dampak bencana.
2.3.3 Strategi Pengembangan Kaw asan Strategis Provinsi