RTRW Provinsi Jawa Tengah 2009-2029
Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Provinsi Jawa Tangah 2 - 7
satunya peningkatan produktifitas sektor-sektor primer tersebut, dan untuk mencegah arus migrasi ke kota-kota besar, perlu dikembangkan kegiatan-kegiatan non-pertanian
perdesaan rural non-farm sector, yaitu kegiatan ekonomi perdesaan yang merupakan keterkaitan langsung dengan potensi sektor-sektor primer perdesaan, seperti misalnya
industri makanan dan industri kerajinan, yang berkerakteristik usaha mikro, kecil dan menengah, dan membutuhkan keahlian yang tidak terlalu tinggi low skilled, serta padat
karya.
4 Melakukan pendekatan komprehensif dalam pengembangan kegiatan non-pertanian perdesaan, sehingga tidak hanya mengembangkan produksinya, tapi juga jaringan
pemasarannya. Pendekatan-pendekatan pembangunan perdesaan terpadu seperti agropolitan misalnya, dan perhatian terhadap pengembangan non-farm perdesaan dapat
dilakukan, dan seyogyanya terakomodasi di dalam rencana-rencana tata ruang lanjutan dari RTRWP Jawa Tengah ini.
5 Melengkapi kawasan perdesaan dengan prasarana dan sarana, baik yang bersifat umum, sosial dan ekonomi, yang lengkap dan terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat. Hal ini adalah dalam upaya menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar penduduk perdesaan dan terfasilitasinya pengembangan potensi-potensi ekonomi
perdesaan.
6 Mengembangkan sistem pusat perdesaan yang terhirarki dengan baik dan mampu meningkatkan keterhubungan kawasan perdesaan dengan pusat-pusat kawasan
perkotaan terdekatnya.
B. Strategi Pengembangan Sistem Perkotaan
Strategi pengembangan sistem perkotaan meliputi: a.
Hierarki Kota Hierarki kota yang dimaksudkan untuk dapat menentukan suatu sistem jenjang
pelayanan yang dikaitkan dengan pusat-pusat pelayanan kota yang ada. Strategi pengembangan kota-kota diarahkan untuk memantapkan dan memperjelas hierarki
berdasarkan kondisi nyata kawasan-kawasan perkotaan yang ada dan tetap memperhatikan tata jenjang pelayanan yang lebih tinggi tingkatannya, dengan tujuan
memeratakan pusat pelayanan yang efektif dan efisien sampai tingkat lokal pusat perdesaan.
Hierarki kota-kota diharapkan akan mewujudkan perkembangan wilayah secara merata yang didukung keterkaitan desa dan kota
rural-urban linkage
dan keterkaitan kota dengan pasar nasional bahkan internasional.
Selain itu, pengembangan ini diharapkan meningkatkan peran kota-kota tersebut menjadi
counter-magnet
bagi terjadinya arus urbanisasi yang biasanya menuju ke kota utama maupun ke kota besar di wilayah ini.
Peningkatan peran kota-kota yang dikembangkan dapat dilakukan melalui penyediaan sarana dan prasana yang dibutuhkan dan sesuai dengan peran fungsi kotanya,
disamping juga memberikan sarana dan prasara khusus sebagai penarik aktivitas.
b. Sistem Perkotaan
Dalam sistem perkotaan, kota-kota membentuk suatu sistem yang membentuk hubungan saling ketergantungan
interdependency
dan keterkaitan
linkage
antar kota yang satu dengan yang lain secara hirarkis. Sistem perkotaan selanjutnya
RTRW Provinsi Jawa Tengah 2009-2029
Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Provinsi Jawa Tangah 2 - 8
digunakan untuk mengarahkan pengembangan wilayah di Provinsi Jawa Tengah melalui pembagian kawasan strategis kerja sama antarwilayah. Penentuan kawasan
strategis kerja sama dilakukan dengan mempertimbangkan pola keterkaitan
linkage
dan kemiripan karakteristik homogenitas setiap kawasan. Skala aksesibilitas antara kota-kota tersebut hendaknya memiliki pola pelayanan yang berimbang sesuai dengan
fungsi dan peran kota, memiliki jaringan yang menjadi penghubung dan juga memiliki alur pengembangan yang terintegrasi.
Strategi pengembangan struktur ruang terkait dengan sistem perkotaan dan hierarki kota dalam upaya peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan
ekonomi wilayah meliputi: 1
Menjaga keterkaitan antar kawasan perkotaan, antara kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan, serta antara kawasan perkotaan dan wilayah di sekitarnya;
2 Mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang belum terlayani oleh
pusat pertumbuhan; 3
Memantapkan mengendalikan perkembangan kawasan di sepanjang pantai utara dan memacu pertumbuhan kawasan di sepanjang pantai selatan;
4 Mendorong pertumbuhan kawasan di Jawa Tengah bagian tengah dengan tetap
mempertahankan fungsi kawasan lindung; 5
Mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan wilayah di sekitarnya;
6 Meningkatkan fungsi kota kecamatan yang potensial menjadi Pusat Kegiatan
Lokal; 7
Meningkatkan peran dan fungsi kawasan perdesaan; 8
Membuka dan meningkatkan aksesibilitas kawasan perdesaan ke pusat pertumbuhan.
c. Pengembangan Prasarana
Strategi pengembangan prasarana ditujukan dalam kerangka memperlancar arus barang maupun pergerakan yang masuk maupun keluar antar wilayah dan intra
wilayah, sedangkan pengembangan sistem prasarana diarahkan untuk meningkatkan aksesibilitas antar kota maupun antar provinsi dengan daerah belakangnya. Strategi
yang ditempuh untuk meningkatkan perekonomian melalui pengembangan prasarana adalah sebagai berikut :
1
Meningkatkan sistem prasarana transportasi darat guna lebih meningkatkan kelancaran proses koleksi dan distribusi barang jasa;
2 Meningkatkan kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan keterpaduan
pelayanan transportasi darat, laut dan udara; 3
Mengembangkan sistem prasarana transportasi laut dan udara untuk meningkatkan aksesibilitas antar wilayah dan antar pulau;
4 Mengembangkan sistem prasarana transportasi jalan raya yang terpadu dengan
lintas penyeberangan antar pulau, untuk meningkatkan aksesbilitas antar kota- kota sebagai pusat pertumbuhan dengan wilayah belakangnya serta meningkatkan
interaksi antar pulau; 5
Pengembangan sistem transportasi meliputi transportasi darat, laut, dan udara, pengembangan ini bertujuan meningkatkan kemampuan tiap jenis transportasi
secara baik dengan efisien dan efektif. Selain itu juga diupayakan mengoptimalkan keterpaduan ketiga sistem transportasi tersebut diatas;
RTRW Provinsi Jawa Tengah 2009-2029
Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Provinsi Jawa Tangah 2 - 9
6 Pengembangan sistem prasarana energi untuk memanfaatkan energi terbarukan
dan tak terbarukan secara optimal serta mewujudkan keterpaduan sistem penyediaan tenaga listrik;
7 Pengembangan prasarana telekomunikasi untuk meningkatkan kualitas dan
jangkauan kemampuan keterhubungan dan integrasi wilayah; 8
Meningkatkan kualitas jaringan transmisi dan distribusi minyak dan gas bumi secara optimal;
9 Mengembangkan sistem prasarana pengairan untuk menunjang kegiatan sektor
terkait pemanfaatan sumber daya air; 10
Pengembangan prasarana lingkungan permukiman untuk meningkatkan kualitas keterpaduan sistem penyediaan pelayanan regional untuk air bersih,
persampahan, drainase dan limbah.
2.3.2 Strategi Pengembangan Pola Ruang