RTRW Provinsi Jawa Tengah 2009-2029
Rencana Pola Ruang Wilayah 4 - 57
4.2.9. Kaw asan Peruntukan Pariw isata
Kawasan pariwisata dapat berupa kawasan wisata alam, wisata budaya, wisata buatan taman rekreasi, dan wisata lainnya. Kawasan pariwisata ini diperuntukkan bagi
kegiatan yang bersifat pemanfaatan obyek wisata maupun kegiatan penyediaan, pemeliharaan sarana dan prasarana wisata, kegiatan promosi dan yang bersifat menunjang
pariwisata. Pengembangan kawasan pariwisata di Jawa Tengah dikelompokan menurut skala
prioritasnya yaitu wilayah pengembangan A, B, C dan D. wilayah A merupakan kawasan dengan pengembangan prioritas utama, sementara wilayah D merupakan kawasan dengan
prioritas pengembangan terakhir. A. Kaw asan Pengembangan Pariw isata A
Kawasan pengembangan ini merupakan Kawasan pengembangan prioritas pertama. Adapun pembentuknya adalah daya tarik-daya tarik wisata prioritas tinggi dan sudah
dikenal dunia. Hal ini memungkinkan pengembangan yang lebih mudah karena promosi dan studi mengenai daya tarik yang ada sudah banyak dilakukan. Daerah yang termasuk
Kawasan pengembangan utama ini meliputi 2 koridor dengan pusat pengembangan di Kota Surakarta. Ketiga koridor tersebut adalah :
1
Koridor Borobudur-Prambanan-Surakarta 2
Koridor Borobudur-Dieng Kawasan pengembangan ini didukung oleh ketersediaan kemudahan akses dan
pelayanan wisata yang besar di Surakarta dan Yogyakarta. Kawasan ini merupakan Kawasan wisata alam dan budaya yang bercirikan peninggalan-peninggalan sejarah
Hindu-Budha dan keraton Jawa yang dikombinasikan dengan kekayaan alam Taman Nasional Gunung Merapi. Daya tarik wisata yang termasuk dalam lingkup kawasan ini
adalah : a.
Kabupaten Magelang meliputi: Candi Borobudur dan Ketep Pass; b.
Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara meliputi: Dataran Tinggi Dieng dan Agro Wisata Tambi;
c. Kabupaten Klaten yaitu Candi Prambanan;
d. Kota Surakarta meliputi : Keraton Mangkunegaran dan Keraton Kasunanan;
e. Kabupaten Sragen yaitu Museum Sangiran;
f. Kabupaten Wonogiri yaitu Museum Karst Wonogiri;
g. Kabupaten Karanganyar meliputi : Candi Sukuh dan Candi Cetho;
h. Daya tarik wisata lainnya.
B. Kaw asan Pengembangan Pariw isata B
Kawasan pengembangan ini lebih variatif dengan adanya beberapa tema atraksi, yaitu bahari, budaya, dan pegunungan. Kawasan ini meliputi koridor Semarang-Demak-Kudus-
Jepara-Rembang - Blora dan koridor Semarang-Ambarawa dengan pusat pengembangan di Kota Semarang. Adapun obyek yang termasuk dalam kawasan pengembangan ini
adalah : a.
Kota Semarang yaitu daya tarik wisata budaya; b.
Kabupaten Jepara meliputi : Kepulauan Karimunjawa, Pantai Kartini, Pantai Tirta Samudra dan Air Terjun Jurang Nganten;
c. Kabupaten Demak meliputi : Masjid Agung Demak dan Komplek Makam Kadilangu;
d. Kabupaten Kudus meliputi : Komplek Masjid Menara Kudus, Museum Kretek dan
RTRW Provinsi Jawa Tengah 2009-2029
Rencana Pola Ruang Wilayah 4 - 58
Komplek Makam Sunan Muria; e.
Kabupaten Semarang meliputi : Candi Gedong Songo, Bandungan, Kawasan Agro Tlogo dan Museum Kereta Api Ambarawa,;
f. Kabupaten Grobogan yaitu Bledug Kuwu;
g. Kabupaten Kendal meliputi : Curug Sewu, Agro Wisata Ngebruk dan Pantai Sendang
Sikucing; h.
Daya tarik wisata lainnya.
C. Kaw asan Pengembangan Pariw isata C
Kawasan pengembangan ini meliputi koridor Batang-Pekalongan-Pemalang-Tegal-Brebes dengan pusat pengembangan di Kota Tegal. Kawasan ini memiliki daya tarik alam pantai
utara dan pegunungan, yang meliputi: a.
Kabupaten Batang meliputi: Pantai Sigandu dan Wisata Agro Pagilaran; b.
Kota Pekalongan yaitu Museum Batik; c.
Kabupaten Pemalang yaitu Pantai Widuri; d.
Kabupaten Tegal meliputi: Komplek Guci dan Pantai Purwahamba; e.
Kota Tegal yaitu Pantai Alam I ndah; f.
Kabupaten Brebes meliputi: Waduk Malahayu dan Wisata Agro Kaligua; g.
Daya tarik wisata lainnya.
D. Kaw asan Pengembangan Pariw isata D
Kawasan pengembangan ini meliputi 2 koridor yaitu : 1
Koridor Cilacap-Banyumas-Purbalingga-Banjarnegara; 2
Koridor Cilacap - Kebumen - Purworejo. Kawasan ini memiliki daya tarik alam pantai selatan dan pegunungan. Pusat
pengembangannya berada di Cilacap. Objek wisata yang termasuk dalam kawasan ini adalah Kabuaten Cilacap: Nusa Kambangan, Segara Anakan, Gunung Selok, Benteng
Pedem, Pantai Widara Payung; Kabupaten Banyumas: Baturraden; Kabupaten Kebumen: Pantai Ayah dan Goa Karangbolong, Goa Jatijajar dan Goa Petruk, Benteng Van Der Wijk;
Kabupaten Purbalingga: Owabong, Purbasari, Gua Lawa dll.
Rencana pengembangan kegiatan pariwisata di Jawa Tengah juga akan didukung antara lain dengan penyelenggaraan Kereta Api Wisata. Dalam pengembangan kereta api wisata ini ada
beberapa hal yang harus diperhatikan, termasuk diantaranya adalah ketersediaan kapasitas jalur yang memadai, jamianan keamanan
safety, ketepatan waktu, kenyamanan perjalanan dan keamanan
security. Dalam kondisi nii dibutuhkan kerjasama yang baik antara PT KAI dengan pemerintah dan swasta, terutama dengan para pelaku wisata.
RTRW Provinsi Jawa Tengah 2009-2029
Rencana Pola Ruang Wilayah 4 - 59
Peta 4.21 Peta Rencana Kaw asan Pariw isata Provinsi Jaw a Tengah
RTRW Provinsi Jawa Tengah 2009-2029
Rencana Pola Ruang Wilayah 4 - 60
Berdasarkan potensi yang ada terdapat 3 rute kereta wisata yang layak dikembangkan di Jawa Tengah yaitu:
1 Lokomotif Wisata di Kabupaten Blora
Perum Perhutani memiliki jalur kereta api di bagian timur laut wilayah Jawa Tengah yaitu jalur antara Cepu dan Blora. Jalur tersebut sebenarnya diperuntukkan sebagai jalur
transportasi untuk mengangkut gelondongan kayu jati dari hutan ke pabrik pengolahan di Cepu. Namun saat ini, kayu tersebut diangkut oleh truk sementara jalur kereta api
tersebut simanfaatkan untuk kepentingan wisata.
2 Museum Kereta Api dan Lokomotif Wisata di Wilayah Kabupaten Semarang Ambarawa -
Bedono Jalur kereta api uap tua peninggalan Belanda ini meliputi jalur sepanjang 9 km yang
menghubungkan antara Ambarawa dan Bedono. Jalur kereta api kuno ini masih difungsikan hingga sekarang. Pada masa lalu jalur ini melayani rute Semarang –
Ambarawa – Magelang – Yogyakarta, jalur tersebut tepaksa dimatikan karena dianggap kurang menguntungkan. Ruas pegunungan dari Ambarawa ke Magelang ditutup pada
tahun 1976 sementara jalur Ambarawa dan Bedono masih dioperasikan walaupun rute tersebut melalui tanjakan yang sangat curam dan dipasang sistem rel bergerigi. Empat
lokomotif uap termasuk tiga lokomotif bergerigi masih tetap aktif dilengkapi beberapa gerbong kayu beroda empat. Jalur ini sekarang digunakan dioperasikan sebagai
perjalanan Kereta Api Wisata. Stasiun Ambarawa digunakan sebagai museum Kereta Api, dimana sekarang terdapat 21 lokomotif uap dipamerkan disana.
3 Kereta api wisata Borobudur dan sekitarnya.
Borobudur merupakan destinasi wisata prioritas utama di Jawa Tengah, hal ini disebabkan nilai objek tersebut bersifat internasional. Untuk meningkatkan pelayanan
bagi wisatawan maka sebaiknya jalur-jalur kereta api di sekitar Borobudur, termasuk diantaranya adalah jalur kereta api yang menghubungkan Borobudur – Jogjakarta dapat
dihidupkan kembali, termasuk jalur kereta api yang menghubungkan Borobudur dengan destinasi wisata potensial lain di sekitarnya.
4.2.10. Kaw asan Peruntukan Permukiman