RTRW Provinsi Jawa Tengah 2009-2029
Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Provinsi Jawa Tangah 2 - 5
b. Pengembangan Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya adalah sisa pengurangan luas wilayah keseluruhan dikurangi kawasan lindung. Pengembangan kawasan budidaya ditetapkan menyebar secara merata di seluruh
wilayah dengan arah pengembangan berupa budidaya pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, perindustrian, permukiman dan pariwisata serta pengembangan
potensi sumber daya alam lainnya seperti hutan produksi dan pertambangan.
Berdasarkan gambaran di atas maka kebijakan penataan ruang terkait pengembangan pola ruang kawasan budidaya meliputi:
1. Perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budi daya;
dan 2.
Pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan.
2.2.3 Kebijakan Pengembangan Kaw asan Strategis Provinsi
Kawasan strategis adalah kawasan yang dianggap perlu diprioritaskan pengembangannya atau penanganannya serta memerlukan dukungan penataan ruang segera dalam kurun
waktu yang direncanakan. Kawasan strategis tersebut mencakup kawasan untuk pertahanan dan keamanan, kawasan pengembangan perekonomian, kawasan pemanfataan sumber daya
alam dan atau teknologi tinggi, kawasan pelestarian dan peningkatan social budaya, kawasan pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, kawasan
yang ditetapkan sebagai warisan dunia, kawasan tertinggal. Kebijakan dalam penentuan kawasan strategis didasarkan pada pertimbangan –
pertimbangan sebagai berikut: a.
Pengembangan sektor di wilayah tersebut mempunyai dampak yang luas, baik secara regional maupun nasional.
b. Pengembangan sektor di wilayah tersebut membutuhkan ruang kegiatan dalam skala luas.
c. Pengembangan sektor yang akan dikembangkan di atasnya mempunyai prioritas tinggi
dalam lingkup regional maupun nasional. d.
Kawasan yang mempunyai prospek ekonomi yang tinggi sehingga membutuhkan penanganan yang mendesak.
e. Kawasan yang menunjukkan perkembangan minat investasi yang tinggi, sehingga
membutuhkan penanganan dan pengendalian yang segera. f.
Kawasan kritis yang diperkirakan akan segera membawa dampak negatif, karenanya perlu dikendalikan dengan segera.
g. Kawasan dengan fungsi khusus.
Berdasarkan pertimbangan di atas maka kebijakan pengembangan kawasan strategis provinsi meliputi:
a. Pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk
mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan keanekaragaman hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan
kawasan, melestarikan keunikan bentang alam, dan melestarikan warisan budaya daerah; b.
Pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan perekonomian daerah yang produktif, efisien, dan mampu bersaing
c. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara;
d. Pengembangan sarana dan infrastruktur pendukung pada kawasan strategis provinsi;
e. Pemanfaatan sumber daya alam dan atau teknologi tinggi secara optimal untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
RTRW Provinsi Jawa Tengah 2009-2029
Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Provinsi Jawa Tangah 2 - 6
f. Pelestarian dan peningkatan sosial dan budaya bangsa;
g. Pelestarian dan peningkatan nilai kawasan lindung yang ditetapkan sebagai warisan
dunia; dan h.
Pengembangan kawasan tertinggal untuk mengurangi kesenjangan tingkat perkembangan antar kawasan.
2.3. Strategi Penataan Ruang
Berdasarkan kebijakan-kebijakan penataan ruang yang ditetapkan untuk Provinsi Jawa Tengah sebagimana disebutkan di atas, maka penjabaran kebijakan tersebut secara
operasional ke dalam bentuk strategi dibagi ke dalam bentuk strategi pengembangan struktur ruang, strategi pengembangan pola ruang, dan strategi pengembangan kawasan
strategis.
2.3.1 Strategi Pengembangan Struktur Ruang