49 kalium sorbat; 1  ml tartrazin dan 0,5 ml sunset  yellow LBCO. Kemudian 1 ml
LBCO dimasukkan ke dalam labu ukur 10 dan diencerkan dengan campuran buffer fosfat pH 4,5 dan metanol 75 : 25 sampai batas tanda sehingga diperoleh larutan
baku seri 10 LBS10.
3.9.2 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
Tahap ini untuk menentukan panjang  gelombang yang akan digunakan pada detektor KCKT. Pengukuran absorbansi dilakukan  LBTS1 – LBTS5 dari masing-
masing senyawa. M asing-masing larutan diukur pada 190 - 600 nm menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Spektrum yang diperoleh dianalisis untuk menentukan
panjang  gelombang  maksimum  yang  digunakan  untuk  analisis  selanjutnya  dari keenam senyawa tersebut.
3.9.3 Optimasi Metode KCKT
3.9.3.1  Optimasi Volume Void Tahap ini dilakukan untuk mengetahui volume void. Percobaan dilakukan
dengan  menyaring  larutan  LBS10  dengan  penyaring  syringe  PTFE  0,4 5  µm,
disonikasi selama 15 menit. Kemudian diinjeksikan 5 µl LBS 10 ke dalam kolom
dengan  menggunakan  panjang  gelombang  200  nm,  laju  alir  0,8  mlmenit,  suhu kolom  30
o
C,  komposisi  campuran  buffer  fosfat  dan  metanol  75  :  25,  pH  fase gerak  4,5  dan  volume  void  yang  diuji  adalah  20,  30  dan  40.  Selanjutnya
dipilih  kondisi  yang  memberikan  hasil  optimum.  Parameter  yang  dipakai  untuk menetapkan kondisi percobaan adalah faktor kapasitas k’.
Universitas Sumatera Utara
50 3.9.3.2 Optimasi Panjang Gelombang
Tahap  ini  dilakukan  untuk  mengetahui  panjang  gelombang  optimum. Percobaan dilakukan dengan menyaring larutan LBS10 dengan penyaring syringe
PTFE 0,4 5 µm, disonikasi selama 15 menit. Kemudian diinjeksikan 5 µl LBS10 ke
dalam  kolom  dengan  menggunakan  volume  void  hasil  optimasi,  laju  alir  0,8 mlmenit, suhu kolom 30
o
C, komposisi campuran buffer fosfat dan metanol 75  : 25, pH fase gerak 4,5 dan panjang gelombang yang diuji adalah 200 nm, 220 nm -
240  nm  dan  440  nm  -  470  nm  dengan  range  10  nm.  Selanjutnya  dipilih  kondisi yang  memberikan  hasil  optimum.  Parameter  yang  dipakai  untuk  menetapkan
kondisi percobaan adalah faktor tailing tR’ dan tinggi serapan.
3.9.3.3  Optimasi pH Fase Gerak Tahap  ini  untuk  memperoleh  pH  larutan  buffer  fosfat  yang  memberikan
pemisahan senyawa dengan baik.  Percobaan dilakukan dengan menyaring larutan LBS10  dengan  penyaring  syringe  PTFE  0,4
5  µm,  disonikasi  selama  15  menit. Kemudian diinjeksikan 5
µl LBS10 ke dalam kolom dengan menggunakan volume void, panjang  gelombang hasil optimasi, laju alir 0,8 mlmenit, suhu kolom 30
o
C, fase gerak campuran buffer fosfat dan metanol 75 : 25 dan pH fase gerak yang
diuji  adalah  4,0;  4,3;  4,5  dan  4,7.  Selanjutnya  dipilih  kondisi  yang  memberikan hasil  optimum.  Parameter  yang  dipakai  untuk  menetapkan  kondisi  percobaan
adalah  waktu  retensi,  faktor  kapasitas,  faktor  tailing,  resolusi  dan  jumlah  plat teoritis.
Universitas Sumatera Utara
51 3.9.3.4  Optimasi Komposisi Fase Gerak
Tahap  ini  untuk  menentukan  komposisi  fase  gerak  optimum  yang memberikan  pemisahan  senyawa  dengan  baik.  Percobaan  dilakukan  dengan
menyaring  larutan  LBS10  dengan  penyaring  syringe  PTFE  0,4 5  µm,  disonikasi
selama  15  menit.  Kemudian  diinjeksikan  5 µl  LBS10  ke  dalam  kolom  dengan
menggunakan volume void, panjang  gelombang dan pH fase gerak hasil optimasi, laju alir 0,8 mlmenit dan suhu kolom 30
o
C. Komposisi campuran buffer fosfat dan metanol yang diuji adalah 73 : 27; 75 : 25 dan 77 : 23. Selanjutnya dipilih kondisi
yang  memberikan  hasil  optimum.  Parameter  yang  dipakai  untuk  menetapkan kondisi  percobaan  adalah  waktu  retensi,  faktor  kapasitas,  faktor  tailing,  resolusi
dan jumlah plat teoritis.
3.9.3.5  Optimasi Laju Alir Tahap ini bertujuan untuk menentukan laju alir optimum yang memberikan
pemisahan senyawa dengan baik. Percobaan dilakukan dengan menyaring  larutan LBS10  dengan  penyaring  syringe  PTFE  0,4
5  µm,  disonikasi  selama  15  menit. Kemudian diinjeksikan 5
µl LBS10 ke dalam kolom dengan menggunakan volume void, panjang gelombang, komposisi dan pH fase gerak hasil optimasi dengan suhu
kolom  30
o
C.  Laju  alir  yang  diuji  adalah  0,8;  1,0  dan  1,2  mlmenit.  Selanjutnya dipilih  kondisi  yang  memberikan  hasil  optimum.  Parameter  yang  dipakai  untuk
menetapkan  kondisi  percobaan  adalah  waktu  retensi,  faktor  kapasitas,  faktor tailing, resolusi dan jumlah plat teoritis.
Universitas Sumatera Utara
52 3.9.3.6  Optimasi Suhu Kolom
Tahap  ini  bertujuan  untuk  menentukan  suhu  kolom  optimum  yang memberikan  pemisahan  senyawa  dengan  baik.  Percobaan  dilakukan  dengan
menyaring  larutan  LBS10  dengan  penyaring  syringe  PTFE  0,4 5  µm,  disonikasi
selama  15  menit.  Kemudian  diinjeksikan  5 µl  LBS10  ke  dalam  kolom
menggunakan volume void, panjang gelombang, komposisi dan pH fase gerak dan laju  alir  hasil  optimasi.  Suhu  kolom  yang  diuji  adalah  25
o
C,  30
o
C  dan  35
o
C. Selanjutnya  dipilih  kondisi  yang  memberikan  hasil  optimum.  Parameter  yang
dipakai  untuk  menetapkan  kondisi  percobaan  adalah  waktu  retensi,  faktor kapasitas, faktor tailing, resolusi dan jumlah plat teoritis.
3.9.4 Penentuan Waktu Retensi Senyawa