21 6. Integrator
Integrator adalah alat yang mengubah tanda-tanda listrik dari detektor menjadi kromatogram sekaligus menghitung luas kromatogram yang dibentuk
secara elektronik Dong, 2006; De Lux, 2004; Snyder dan Kirkland, 1979. 7. Rekorder
Hasil pemisahan kromatografi biasanya ditampilkan dalam bentuk kromatogram pada rekorder. Waktu retensi selalu konstan dari setiap kondisi kromatografi
yang sama dan dapat digunakan untuk identifikasi atau analisis kualitatif. Luas puncak proporsional dengan konsentrasi senyawa dalam sampel yang diinjeksikan
sehingga dapat digunakan untuk menghitung konsentrasi senyawa dalam sampel pada analisis kuantitatif. Senyawa yang berbeda memiliki waktu retensi yang berbeda. Waktu
retensi bervariasi dan tergantung pada Dong, 2006; De Lux, 2004; Snyder dan Kirkland, 1979:
a. Panjang kolom, jenis dan ukuran partikel material fase diam. b. Jenis, komposisi dan pH fase gerak.
c. Temperatur kolom, tekanan pompa dan laju alir.
2.3.3 Klasifikasi Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
Pemisahan dengan KCKT dapat dilakukan dengan fase normal, jika fase diam lebih polar daripada fase gerak atau fase terbalik, jika fase diam kurang
polar dibanding dengan fase gerak. Sehingga KCKT dapat dikelompokkan menjadi KCKT fase normal dan KCKT fase terbalik. Selain klasifikasi tersebut,
KCKT juga dapat dikelompokkan berdasarkan mekanisme pemisahan, yaitu: kromatografi adsorbsi, kromatografi partisi, kromatografi penukar ion,
kromatografi pasangan ion, kromatografi fase terikat, kromatografi eksklusi dan kromatografi afinitas De Lux, 2004; Snyder dan Kirkland, 1979.
Universitas Sumatera Utara
22
2.3.4 Seleksi Tipe Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
Sebelum mengoperasikan KCKT, analis harus membuat keputusan tipe kromatografi agar memberikan informasi yang diinginkan. Namun, sampel yang
tidak dikenal akan menyulitkan pemilihan. Informasi kelarutan, gugus fungsi, massa molekul relatif M r atau data spektroskopi seperti nucleic magnetic
resonance NM R, infra red IR, ultra violet UV dan mass spektrofotometer M S dapat digunakan sebagai petunjuk bagi analis memilih tipe KCKT yang
tepat untuk digunakan De Lux, 2004; Nollet, 2000. Seleksi tipe KCKT secara cepat dapat dilakukan dengan mengetahui massa
molekul relatif. Jika massa molekul relatif 2000 dapat menggunakan kromatografi eksklusi. Jika sampel larut dalam air, maka menggunakan fasa gerak
air dan fasa diam Sephadex atau Bondagel Seri E. Tetapi, jika sampel larut dalam pelarut organik maka harus menggunakan fase gerak organik dan fase diam
Styragel atau M icroPak TSK gel. Seleksi tipe KCKT dapat dilihat pada Gambar 2.9 De Lux, 2004; Nollet, 2000.
Gambar 2.9 Seleksi Tipe Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
Universitas Sumatera Utara
23 Jika massa molekul relatif 2000 dengan mempertimbangkan kelarutan
sampel dapat dilakukan sebagai berikut: a. Sampel tidak larut dalam air, maka dianjurkan untuk menggunakan
kromatografi partisi atau kromatografi padat cair. Jika analisis dilakukan rutin, disarankan menggunakan kromatografi partisi fase terikat normal karena
perawatan kolom tidak rumit. Untuk sampel isomer, lebih baik digunakan kromatografi padat cair. Sampel yang memiliki perbedaan ukuran partikel
digunakan kromatografi eksklusi sterik dengan fase gerak organik. b. Sampel larut dalam air, maka digunakan kromatografi partisi fase terbalik atau
kromatografi penukar ion. Kelarutan sampel dipengaruhi oleh keasaman pH, maka kromatografi penukar ion sebagai pilihan utama. Untuk kelarutan
sampel yang tidak dipengaruhi oleh pH dan bersifat non ionik, maka kromatografi partisi fase terbalik sebagai pilihan terbaik.
2.3.5 Fase Gerak Kromatografi Cair Kinerja Tinggi