23 Jika  massa  molekul  relatif    2000  dengan  mempertimbangkan  kelarutan
sampel dapat dilakukan sebagai berikut: a.  Sampel  tidak  larut  dalam  air,  maka  dianjurkan  untuk  menggunakan
kromatografi partisi atau kromatografi padat cair. Jika analisis dilakukan rutin, disarankan  menggunakan  kromatografi  partisi  fase  terikat  normal  karena
perawatan  kolom  tidak  rumit.  Untuk  sampel  isomer,  lebih  baik  digunakan kromatografi  padat  cair.  Sampel  yang  memiliki  perbedaan  ukuran  partikel
digunakan kromatografi eksklusi sterik dengan fase gerak organik. b.  Sampel larut dalam air, maka digunakan kromatografi partisi fase terbalik atau
kromatografi penukar ion. Kelarutan sampel dipengaruhi oleh keasaman pH, maka  kromatografi  penukar  ion  sebagai  pilihan  utama.  Untuk  kelarutan
sampel  yang  tidak  dipengaruhi  oleh  pH  dan  bersifat  non  ionik,  maka kromatografi partisi fase terbalik sebagai pilihan terbaik.
2.3.5 Fase Gerak Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
Pemilihan fase gerak hanya dapat dilakukan berdasarkan  eksperimen trial and error hingga diperoleh kromatogram yang diharapkan. Fase gerak biasanya terdiri
atas campuran pelarut yang mempunyai daya elusi dan resolusi terhadap senyawa dalam sampel. Daya elusi dan resolusi ditentukan oleh polaritas pelarut, polaritas
fase diam dan sifat komponen-komponen sampel. Untuk fase normal, yaitu fase diam lebih polar daripada fase gerak dan mempunyai kemampuan elusi meningkat
dengan meningkatnya polaritas pelarut. Sementara untuk fase terbalik, fase diam kurang  polar  daripada  fase  gerak  dan  mempunyai  kemampuan  elusi  menurun
dengan meningkatnya polaritas pelarut Dong, 2006; De Lux, 2004.
Universitas Sumatera Utara
24 Senyawa  asam  lemah  atau  basa  lemah  dipisahkan  dengan  menggunakan
fase gerak buffer untuk memperbaiki resolusi dan selektivitas. Pada larutan buffer asam,  senyawa  basa  akan  terionisasi  sehingga  lebih  cepat  terelusi,  sedangkan
senyawa  asam  tidak  terionisasi  sehingga  lebih  lambat  terelusi  atau  sebaliknya Dong, 2006.
Larutan  buffer  yang  dipilih  sebaiknya  memiliki  pH  mendekati  pKa senyawa sampel, kapasitas buffer yang cukup untuk menahan perubahan pH serta
range pH yang sesuai untuk senyawa sampel.  Biasanya lebih baik buffer dengan pH + 1 unit dari pKa senyawa sampel, namun dapat juga digunakan buffer dengan
pH + 1,50 unit dari pKa senyawa sampel Dong, 2006. Elusi  dapat  dilakukan  dengan  cara  isokratik,  yaitu  komposisi  fase  gerak
tetap  selama  elusi  atau  dengan  cara  komposisi  fase  gerak  berubah-ubah  selama elusi  yang  biasa  disebut  dengan  cara  gradien.  Elusi  gradien  digunakan  untuk
meningkatkan  resolusi  campuran  yang  kompleks,  terutama  jika  sampel mempunyai kisaran polaritas yang luas De Lux, 2004.
Fase  gerak  yang  paling  sering  digunakan  pada  fase  terbalik  adalah campuran  larutan  buffer  dengan  metanol  atau  campuran  air  dengan  asetonitril.
Untuk pemisahan  dengan  fase  normal  digunakan  campuran  pelarut  hidrokarbon dengan pelarut yang terklorisasi  atau menggunakan pelarut-pelarut jenis alkohol
De Lux, 2004. Fase gerak sebelum digunakan harus disaring untuk menghindari partikel-
partikel  kecil.  Selain  itu,  adanya  gas  dalam  fase  gerak  juga  harus  dihilangkan, sebab  adanya  gas  akan  berkumpul  dengan  komponen  lain  terutama  di  dalam
pompa dan detektor sehingga akan mengganggu analisis De Lux, 2004.
Universitas Sumatera Utara
25
2.3.6 Fase Diam Kromatografi Cair Kinerja Tinggi