BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
8
I.11. Sistematika Penulisan Laporan
Sistematika penulisan laporan dalam proyek tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
BAB I. Pendahuluan
Menjelaskan secara garis besar apa yang menjadi dasar perumusan perancangan yang meliputi: latar belakang, maksud dan tujuan pembahasan, sasaran,
pendekatan, batasan masalah, kerangka berpikir dan sistematika pembahasan.
BAB II. Deskripsi Proyek
Berisi terminologi judul, alternatif lokasi, pemilihan lokasi, deskripsi kondisi eksisting, luas lahan, peraturan dan keistimewaan lahan, tinjauan fungsi dan studi
banding arsitektur dengan fungsi sejenis.
BAB III. Elaborasi tema
Menjelaskan tentang pengertian tema yang diambil, interpretasi tema, keterkaitan tema dengan judul dan studi banding arsitektur dengan tema sejenis.
BAB IV. Analisa
Berisi analisa kondisi tapak dan lingkungan, analisa fungsional, analisa teknologi, analisa dan penerapan tema dan kesimpulan.
BAB V. Konsep Perancangan
Berisi konsep penerapan hasil analisis komprehensif yang digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah.
BAB VI. Perancangan Arsitektur
Merupakan hasil gambar rancangan arsitektur
Lampiran
Berisi tentang data existing survey ataupun gambar-gambar tambahan desain perancangan dan suasana perspektif maupun maket.
Daftar Pustaka Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai literatur selama proses perencanaan
dan perancangan kasus proyek.
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
9
BAB II. DESKRIPSI PROYEK
II.1. Terminologi Judul
Proyek “Belawan International Port Passenger Terminal“. Secara terminologi
judul, dapat dijabarkan sebagai berikut :
Pengertian Belawan ialah nama kota pelabuhan yang terletak di Medan, Sumatra Utara, Indonesia dan merupakan pelabuhan terpenting di pulau
Sumatera. Dan merupakan pelabuhan dengan tingkat kelas utama yang bernaung di bawah PT. Pelabuhan Indonesia I dengan Koordinat geografisnya
03°47′ LU 98°42′ BT 03º 47‟ 00” LU dan 98” 42” BT. Wikipedia
Pengertian International atau internasional manca negara ialah sesuatu perusahaan, bahasa atau organisasi yang melibatkan lebih dari satu negara.
Istilah ini kemudian berkembang sebagai suatu keterlibatan,interaksi di antara atau mencakup lebih dari satu negara atau umumnya antara negara bagian.
Antar bangsa. Wikipedia
Pengertian Port ialah suatu tempat di pantai atau tepi pantai yang memiliki satu bandar atau lebih tempat untuk kapal berlabuh dan memindahkan orang-
orang atau muatan barang dari dan menuju daratan. Wikipedia
Pengertian Passenger ialah seseorang yang menumpang, baik itu pesawat, kereta api, bus, maupun jenis transportasi lainnya, tetapi tidak termasuk awak
yang mengoperasikan dan melayani wahana tersebut. Wikipedia
Pengertian Terminal ialah Perhentian bus, kereta, dsb. ; penghabisan ; stasiun ; titik dimana penumpang dan barang masuk dan keluar dari sistem ;
merupakan komponen fungsional utama dari sistem, sering juga merupakan prasarana yang perlu biaya besar dan titik dimana kongesti kemacetan
mungkin terjadi.
1
Jadi, berdasarkan beberapa terminologi pengertian di atas, maka “Belawan
International Port Passenger Terminal“ dapat diartikan sebagai suatu tempat atau
bangunan yang berfungsi untuk mewadahi dan melayani kebutuhan transportasi
1
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
10 penumpang dan barang yang menggunakan jasa angkutan laut dalam skala
internasional yang terletak di kota Belawan guna meningkatkan nilai pertumbuhan kawasannya
Terminal Penumpang merupakan salah satu fasilitas utama yang dimiliki oleh sebuah pelabuhan selain fasilitas-fasilitas lainnya. Terminal penumpang hampir
sama dengan terminal barang dan juga memiliki fasilitas penyimpanan barang, tapi tidak memiliki gudang kargo berkapasitas besar, karena fokus utama dari sebuah
terminal penumpang pelabuhan ialah pergerakan manusia atau penumpang, sehingga fasilitas lain bersifat melengkapi saja.
Karena terletak di bagian pelabuhan, maka perancangan akan sebuah terminal penumpang harus melihat pembahasan akan lokasi pelabuhan itu sendiri.
II.2. Tinjauan Umum
Tinjauan umum membahas mengenai pelabuhan dan unsur-unsur di dalamnya, termasuk mengenai terminal penumpang secara umum.
II.2.1.Pelabuhan II.2.1.1. Pengertian Pelabuhan
Pelabuhan merupakan salah satu simpul dari mata rantai bagi kelancaran angkutan muatan laut dan darat. Jadi secara umum, pelabuhan adalah suatu
daerah perairan yang terlindung dari badai, ombak, dan arus, sehingga kapal dapat berputar turning basin, bersandar, membuang sauh jangkar, sedemikian rupa
sehingga bongkar muat atas barang dan perpindahan penumpang dapat dilaksanakan dengan aman.
2
Guna memenuhi sasaran dan fungsinya tersebut, sebuah pelabuhan dilengkapi dengan beberapa fasilitas diantaranya; dermaga piers of wharves,
jalan, gudang, fasilitas penerangan, telekomunikasi, dan sebagainya. Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia saat ini diatur berdasarkan UU No.17
tentang Pelayaran tahun 2008. Sistem pelabuhan Indonesia disusun menjadi sebuah sistem hierarkis yang terdiri atas sekitar 1700 pelabuhan. Terdapat 111
pelabuhan, termasuk 25 pelabuhan „strategis‟ utama, yang dianggap sebagai
2
PP RI No. 70 Tahun 1996 tentang kepelabuhan, Dephub RI, hal 2
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
11 pelabuhan komersial dan dikelola oleh empat BUMN, Perum Pelabuhan Indonesia I,
II, III and IV dengan cakupan geografis sebagaimana diuraikan dalam tabel 1 di bawah ini. Selain itu, terdapat juga 614 pelabuhan diantaranya berupa Unit
Pelaksana Teknis UPT atau pelabuhan non-komersial yang cenderung tidak menguntungkan dan hanya sedikit bernilai strategis.
Di samping itu, terdapat pul a sekitas 1000 “pelabuhan khusus‟ atau pelabuhan
swasta yang melayani berbagai kebutuhan suatu perusahaan saja baik swasta maupun milik negara dalam sejumlah industri meliputi pertambangan, minyak dan
gas, perikanan, kehutanan, dsb. Beberapa dari pelabuhan tersebut memiliki fasilitas yang hanya sesuai untuk satu atau sekelompok komoditas mis. Bahan kimia dan
memiliki kapasitas terbatas untuk mengakomodasi kargo pihak ketiga. Namun demikian, pelabuhan yang lain memiliki fasilitas yang sesuai untuk beragam
komoditas, termasuk, dalam beberapa hal, kargo peti kemas. Saat ini, Pelindo menikmati monopoli pada pelabuhan komersial utama yang dilegislasikan serta
otoritas pengaturam terhadap pelabuhan-pelabuhan sektor swasta. Pada hampir semua pelabuhan utama, Pelindo bertindak baik sebagai operator maupun otoritas
pelabuhan tunggal, mendominasi penyediaan layanan pelabuhan utama sebagaimana tercantum di bawah ini:
Perairan pelabuhan termasuk urukan saluran dan basin untuk pergerakan
lalu lintas kapal, penjangkaran, dan penambatan.
Pelayaran dan penarikan kapal kapal tunda.
Fasilitas-fasilitas pelabuhan untuk kegiatan bongkar muat, pengurusan hewan, gudang, dan lapangan penumpukan peti kemas; terminal
konvensional, peti kemas dan curah; terminal penumpang.
Listrik, persediaan air bersih, pembuangan sampah, dan layanan telepon untuk kapal.
Ruang lahan untuk kantor dan kawasan industri.
Pusat pelatihan dan medis pelabuhan.
II.2.1.2. Sejarah Kepelabuhan Indonesia
Ketika masa penjajahan Belanda, pelabuhan di Indonesia dikelola oleh perseroan yang diberi nama Haven Bedryf yang artinya Perusahaan Pelabuhan.
Pada awal kemerdekaan hingga 1950 pengelolaan pelabuhan dilaksanakan oleh
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
12 jawatan pelabuhan. Nampaknya pemerintah merasa perlu menata ulang
pengelolaan pelabuhan. Maka keluarlah Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 1951 tertanggal 30
Agustus 1951 tentang peraturan perbaikan pelabuhan. Pemimpin pelabuhan disebut penguasa pelabuhan dan bertanggung jawab langsung kepada Menteri
Perhubungan. Pada tahun 1960 pengelolaan pelabuhan umum di Indonesia dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara dan berada di bawah pengendalian
Pemerintah. Bentuk BUMN yang diberi kewenangan untuk mengelola pelabuhan umum
telah mengalami beberapa perubahan, sesuai dengan arah kebijaksanaan Pemerintah. Hal ini dalam rangka menunjang pembangunan nasional serta
mengimbangi pertumbuhan permintaan pelayanan jasa pelabuhan yang dinamis. Adapun kronologis perkembangan BUMN yang mengelola pelabuhan adalah
sebagai berikut:
Awal Kemerdekaan – 1950
Pengelolaan pelabuhan pada awal kemerdekaan hingga tahun1950 dilaksanakan oleh Jawatan Pelabuhan. Kemudian pemerintah mengadakan
penataan kembali organisasi pelabuhan.
1951 – 1964
Pada tanggal 30 Agustus 1951 pemerintahkan mengeluarkan PP No.55 Tahun 1951 tentang peraturan perbaikan pelabuhan. Dalam PP ini, pimpinan
pelabuhan disebut penguasa pelabuhan yang bertanggung jawab kepada Menteri Perhubungan.
Berdasarkan Perpu tentang Perusahaan Negara, pada tahun 1961 melalui PP 1041961, Pemerintah mendirikan Badan Pimpinan Umum Pelabuhan dan PP 115
sd PP 122 Tahun 1961 tentang berdirinya Perusahaan Negara Pelabuhan Daerah I sd VIII. PN Pelabuhan Daerah I berkedudukan dan berkantor di Belawan, PN
Pelabuhan Daerah II berkedudukan di Teluk Bayur Padang, PN Pelabuhan Daerah III berkedudukan di Palembang, PN Pelabuhan Daerah IV berkedudukan di Jakarta,
PN Pelabuhan Daerah V berkedudukan di Semarang, PN Pelabuhan Daerah VI berkedudukan di Surabaya PN Pelabuhan Daerah VII di Banjarmasin, dan PN
Pelabuhan Daerah VIII di Makassar. Sesuai keputusan Menteri Maritim Nomor Kb.4117 tanggal 14 Maret 1968 PN Pelabuhan Daerah IX berkedudukan di Irian
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
13 Jaya. Masing-masing pelabuhan daerah dapat mendirikan kantor cabang, kantor
perwakilan atau koresponden di dalam negeri setelah mendapat persetujuan dari Menteri dan perwakilan di luar negeri dengan persetujuan Pemerintah.
1964 – 1969
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 1964, kebijakan institusi perusahaan adalah sebagai berikut :
a. Untuk menjalankan fungsi pemerintah dan pengendalian operasional
pelabuhan, dibentuk organisasi yang disebut Port Authority PA yang merupakan bagian dari organisasi dan administrasi Depatemen Perhubungan
Laut. b.
Organisasi pemeliharaan fasilitas, peralatan dan pelayanan jasa pelabuhan dilaksanakan oleh Perusahaan Negara PN yang khusus dibentuk untuk
pengusahaan pelabuhan. c.
Dari jumlah pelabuhan yang diusahakan, sekitar 100 pelabuhan dikelompokkan dalam Perusahaan Negara Pelabuhan
1969 – 1983
a. Dengan dimulainya pelaksanaan Pelita I oleh Pemerintah Orde Baru,
Pemerintah merasa
perlu menata
ulang pelabuhan.
Pemerintah mengeluarkan PP No.1 Tahun 1969 yang menyatukan fungsi regulator dan
operator dalam satu institusi yang disebut Badan Pengusahaan Pelabuhan BPP.
Dengan demikian diharapkan, Pemerintah dapat berperan sebagai regulator, operator, dan dinamisator. Badan Pengusahaan Pelabuhan dipimpin oleh
Administrator Pelabuhan ADPEL untuk pelabuhan strategis, sedang pelabuhan lainnya dipimpin Kepala Pelabuhan KEPPEL.
b. PN Pelabuhan yang terdiri dari 9 Perusahaan Negara dinyatakan dalam status
likuidasi dengan PP Nomor 18 tahun 1969.
1983 – 1992
Pemerintah mengeluarkan PP 111983 tentang Pembinaan Kepelabuhan dan PP 14 sampai dengan 17 tahun 1983 tentang Perusahaan Umum Pelabuhan I
sampai dengan IV Jo.PP 4-71985 dan PP 231985 tentang perubahan PP 111983. Pertimbangan pemerintah antara lain :
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
14 a
Setelah Pelita I dan Pelita II, dan memasuki Pelita III, pelabuhan yang strategistelah dilakukan rehabilitasi dan pengembangan infrastruktur
suprastruktur. Karena ada kecenderungan pada negara-negara yang maju, bahwa pelabuhan harus dikelola secara komersial agar dapat meningkatkan
pelayanan kepada pengguna jasa kepelabuhan. Pelabuhan harus dikelola secara mandiri tanpa dibebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
APBN. Dengan demikian pengelola pelabuhan dapat mengajukan pinjaman dari luar
negeri, dan harus dapat membayar pinjaman dari luar negeri yang dipergunakan
untuk pembangunana
infrastruktur dan
suprastruktur pelabuhan.
b Untuk merealisasikan komersialisasi pelabuhan harus dikorporatisasi agar
dapat lebih fleksibel melaksanakan fungsinya. Sesuai dengan ketentuan yang ada, dari 3 bentuk badan hukum atau Badan Usaha Milik Negara BUMN,
untu sementara ditetapkan dalam bentuk Perusahaan Umum Perum dan disebut Perum Pelabuhan Perumpel
c Di awal tahun 1980, Pemerintah dalam hal ini Ditjen Perhubungan Laut
melakukan studi pengembangan angkatan laut.
1992 - Sekarang
Pemerintah mengharapkan agar Perum Pelabuhan I sd IV dapat meningkatkan perannya sebagai korporat dalam mengelola Pelabuhan secara
komersial. Dengan demikian diharapkan pelayanan kepada pengguna jasa pelabuhan akan dititik beratkan pada aspek komersial sehingga pelayanan kepada
pengguna jasa dapat lebih ditingkatkan. Sehubungan dengan itu, pada tahun 1992 Pemerintah merubah status Perum
Pelabuhan Indonesi I-IV menjadi PT Persero Pelabuhan Indonesia I-IV. PT Persero Pelabuhan Indonesia I berdiri berdasarkan PP No.56 Tahun 1991 dan
dikukuhkan dengan akte notaris Imas Fatimah,S.H. Nama lengkap perusahaan adalah PT Persero Pelabuhan Indonesia I disingkat Pelabuhan I, berkantor pusat
di Jl.Krakatau Ujung No.100 Medan 20241, Sumatera Utara, Indonesia. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 64 tahun 2001, kedudukan, tugas,
dan kewenangan Menteri Keuangan selaku pemegang saham pada Persero Perseroan Terbatas dialihkan kepada Menteri Negara BUMN. Sedang pembinaan
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
15 teknis operasional berada di tangan Departemen Perhubungan dan dilaksanakan
oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.
II.2.1.3. Peran Pelabuhan
Peran penting pelabuhan dalam sistem transportasi nasional :
Titik perubahan moda transportasi, dari darat ke laut, dan sebaliknya
Pintu gerbang komersial suatu daerah atau negara
Tempat penampungan, penyimpanan, dan distribusi barang
II.2.1.4. Fungsi Pelabuhan
Adapun empat fungsi pelabuhan dalam sistem transportasi:
Interface yaitu pelabuhan menyediakan fasilitas dan pelayanan untuk memindahkan
barang dari kapal ke darat dan sebaliknya
Link yaitu pelabuhan sebagai mata rantai penghubung dalam sistem transportasi
Gateways
yaitu pelabuhan berfungsi sebagai pintu gerbang perdagangan bagi suatu daerah atau negara
Industrial entity
Memungkinkan juga sebagai prasarana guna menunjang dan mendorong pertumbuhan ekonomi dan perkembangan industri dari daerah yang menjadi
hinterland dari pelabuhan.
I.2.1.5. Karakter Pelayanan Pelabuhan
Karakter pelayanan fasilitas pelabuhan ada dua, yaitu:
Jasa – komersial
Sebagai fasilitas umum yang mewadahi kepentingan penumpang untuk berangkat dan datang dengan fasilitas pendukungnya.
Informatif
Tempat wisatawan memperoleh informasi tentang daerah wisata sehingga dapat meningkatkan minat berwisata, tempat pencatatan data statistik tentang
arus penumpang, barang, dan kapal yang berkunjung di pelabuhan.
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
16
II.2.1.6. Klasifikasi Pelabuhan
Jenis-jenis pelabuhan di Indonesia berdasarkan klasifikasinya dapat dibagi mnejadi :
1. Dari sudut pemungutan jasa :
Pelabuhan yang diusahakan
Yaitu pelabuhan dalam pembinaan pemerintah yang sesuai kondisi, kemampuan dan pengembangan menurut hukum perusahaan.
Pelabuhan yang tidak diusahakan
Yaitu pelabuhan dalam pembinaan pemerintah yang sesuai dengan kondisi, kemampuan dan pengembangan potensinya masih menonjol
sifat overheld zorg dan atau yang belum ditetapkan sebagai pelabuhan yang diusahakan.
Pelabuhan otonom
Yaitu pelabuhan yang diberi wewenang untuk mengatur diri sendiri. 2.
Dari sudut teknis dan geografis :
Pelabuhan alam Natural and Protected Harbor Pelabuhan ini merupakan suatu daerah yang menjurus kedalam inlet,
terlindungi oleh suatu pulau, jazirah atau terletak sedemikian rupa sehingga navigasi dan berlabuhnya kapal dapat dilakukan.
Pelabuhan buatan Artivical Harbour
Pelabuhan buatan merupakan suatu daerah yang dibuat manusia sedemikina rupa, sehingga terlindung terhadap ombak, badai ataupun
arus sehingga memungkinkan kapal dapat merapat.
Pelabuhan semi alam Pelabuhan ini merupakan campuran dari kedua tipe di atas, misalnya
suatu pelabuhan yang terlindung oleh lidah pantai dan perlindungan buatan hanya pada alur masuk.
3. Dari sudut jenis perdagangan :
Pelabuhan laut
Pelabuhan yang terbuka untuk jenis perdagangan dalam dan luar negeri yang menganut undang-undang pelayaran Indonesia.
Pelabuhan pantai
Pelabuhan yang terbuka bagi jenis perdagangan dalam negeri. 4.
Dari sudut jenis pelayaran kepada kapal dan muatannya :
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
17
Pelabuhan utama Major Port Pelabuhan yang melayani kapal-kapal besar dan merupakan pelabuhan
dan pembagi muatan.
Pelabuhan cabang Feeder Port Pelabuhan yang melayani kapal-kapal kecil yang mendukung
pelabuhan utama. Soedjono, 1985 : 54-65 5.
Dari sudut jenis penyelenggaraannya :
Pelabuhan umum Pelabuhan umum diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan
masyarakat umum. Penyelenggaraan pelabuhan umum dilakukan oleh Pemerintah dan pelaksanaannya dapat dilimpahkan kepada badan
usaha milik negara yang didirikan untuk maksud tersebut.
Pelabuhan khusus Pelabuhan khusus diselenggarakan untuk kepentingan sendiri guna
menunjang kegiatan tertentu. Pelabuhan ini tidak boleh digunakan untuk kepentingan umum, kecuali dalam keadaan tertentu dengan ijin
Pemerintah. Pelabuhan khusus dibangun oleh suatu perusahaan baik pemerintah maupun swasta, yang berfungsi untuk prasarana pengiriman
hasil produksi perusahaan tersebut. 6.
Dari sudut jenis penggunanya :
Pelabuhan Ikan Pelabuhan ikan dibangun di sekitar daerah perkampungan nelayan.
Pelabuhan ini harus lengkap dengan pasar lelang, pabrikgudang es, persediaan bahan bakar,dan juga tempat cukup luas untuk perawatan
alat-alat penangkap ikan.
Pelabuhan minyak Pelabuhan minyak biasanya tidak memerlukan dermaga atau pangkalan
tapi harus dapat menahan muatan vertikal yang besar, melainkan cukup membuat jembatan perancah atau tambahan yang dibuat menjorok ke
laut untuk mendapatkan kedalaman air yang cukup besar.
Pelabuhan barang Pelabuhan ini mempunyai dermaga yang dilengkapi dengan fasilitas
untuk bongkar muat barang. Pelabuhan ini dapat berada di pantai atau
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
18 estuari dari sungai besar. Serta harus cukup tenang sehingga
memudahkan bongkar muat barang.
Pelabuhan penumpang Pelabuhan penumpang melayani penumpang dengan segala kegiatan
yang berhubungan dengan kebutuhan orang yang berpergian, seperti kantor imigrasi, duane, keamanan, direksi pelabuhan, maskapai
pelayaran, dan sebagainya.
Pelabuhan campuran Pada umumnya pada pelabuhan campuran ini pencampuran pemakaian
terbatas untuk penumpang dan barang, sedang untuk keperluan minyak dan ikan biasanya tetap terpisah.
Pelabuhan militer
Pelabuhan ini mempunyai daerah perairan yang cukup luas untuk memungkinkan gerakan cepat kapal-kapal perang dan dengan
perletakan bangunan yang cukup terpisah dan seefisien mungkin.
II.2.1.7. Fasilitas-fasilitas Pelabuhan
Fasilitas pelabuhan terbagi atas dua, yaitu :
3
1. Fasilitas pokok pelabuhan yang meliputi :
Perairan tempat labuh
Kolam labuh
Alih muat antar kapal
Dermaga
Terminal penumpang
Pergudangan
Lapangan penumpukan
Terminal peti kemas
Perkantoran untuk kegiatan pemerintahan dan pelayanan jasa
Fasilitas bunker
Instalasi air, listrik, dan telekomunikasi
Jaringan jalan dan rel kereta api
3
PP RI No. 70 tahun 1996 tentang kepelabuhan, Dephub RI, hal 10
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
19
Fasilitas pemadam kebakaran
Tempat tunggu kenderaan bermotor 2.
Fasilitas penunjang pelabuhan yang meliputi :
Kawasan perkantoran untuk pengguna jasa pelabuhan
Sarana umum
Tempat penampungan limbah
Fasilitas pariwisata, pos dan telekomunikasi
Fasilitas perhotelan dan restoran
Areal pengembangan pelabuhan
Kawasan perdagangan
Kawasan industri
II.2.1.8. Sarana Operasional Pendukung Pelabuhan
Guna melancarkan tugas-tugasnya dalam melaksanakan pelayanan dalam menunjang perdagangan arus barangpenumpang, maka pelabuhan secara
operasional didukung oleh:
Kapal-kapal kerja: terdiri dari Kapal Tunda, Kapal Keruk, Kapal Rambu, dll.
Sistem Telekomunikasi
Sistem jaringan jalan dengan daerah pendukung pedalaman, yaitu jalan raya danatau kereta api
Sistem jaringan pelayaran route system
I.2.1.9. Pertimbangan Pembangunan Pelabuhan
Berikut ini merupakan uraian dari pertimbangan-pertimbangan diatas : 1.
Pertimbangan sosial Meliputi pertimbangan bakal timbul atau tidaknya dampak sosial dalam
masyarakat daerah tersebut sebagai akibat dibangunnya suatu pelabuhan 2.
Pertimbangan Politis Meliputi penilaian kegunaan politis terhadap pengembangan daerah yang
dimaksud 3.
Pertimbangan Teknis Meliputi beberapa aspek pertimbangan dibawah ini:
Pemilihan letak ditinjau terhadap gangguan alam ekologi
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
20
Teknik konstruksi mekanika tanah, pondasi, mekanika teknik, betonbajakayu, teknik lalu-lintas
Proses pelaksanaan pada saat pembangunan Network Planning
Perkiraan biaya
Ukuran perkiraan dan jenis kapal yang akan ditampung oleh pelabuhan
4. Pertimbangan Manajemen
yaitu pengelolaan perusahaan meliputi prosedur operasional, administrasi personil material, dan keuangan
5. Pertimbangan Finansial
yaitu penentuan apakah pengusahaan pelabuhan itu dapat memenuhi syarat- syarat keuangan, yaitu mengembalikan modal investasi return on capital
invested dan dapatkah membantu investasi tambahan dari pendapatan yang diterima cash flow and balance sheets
6. Pertimbangan Penilaian Ekonomis
yaitu mengukur biaya terhadap keuntungan pengembangan ekonomi secara keseluruhan
7. Pertimbangan Operasional
Meliputi pertimbangan terhadap penggunaan fasilitas-fasilitas pelabuhan sehingga kelancaran arus barang, lalu lintas kapal, dan lain sebagainya dapat
berimbang terhadap ukuran hasil kerja yang disyaratkan
II.2.1.10. Perusahaan Pelabuhan di Indonesia
Di Indonesia terdapat empat perusahaan yang menaungi pelabuhan-
pelabuhan utama nasional, yaitu :
1. PT PERSERO Pelabuhan Indonesia I PELINDO I
Menaungi pelabuhan-pelabuhan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, dan Riau, yaitu :
Pelabuhan Lhokseumawe
Pelabuhan Belawan
Pelabuhan Pekan Baru
Pelabuhan Dumai
Pelabuhan Tanjung Pinang
2. PT PERSERO Pelabuhan Indonesia II PELINDO II
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
21 Menaungi pelabuhan-pelabuhan di Provinsi Sumatera Barat, Jambi, Sumatera
Selatan, Bengkulu, Lampung, dan Jakarta, yaitu :
Pelabuhan Tanjung Priok
Pelabuhan Palembang
Pelabuhan Teluk Bayur
Peabuhan Pontianak
Pelabuhan Cirebon
Pelabuhan Jambi
Pelabuhan Bengkulu
Pelabuhan Banten
Pelabuhan Sunda Kelapa
Pelabuhan Pangkal Balam
Pelabuhan Tanjung Pandan 3.
PT PERSERO Pelabuhan Indonesia II PELINDO III Menaungi pelabuhan-pelabuhan di Provinsi Kalimantan Tengah, Kalimantan
Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur, yaitu :
Pelabuhan Tanjung Perak
Pelabuhan Tanjung Emas
Pelabuhan Banjarmasin
Pelabuhan Benoa
Pelabuhan Tenau Kupang 4.
PT PERSERO Pelabuhan Indonesia IV PELINDO IV Menaungi pelabuhan-pelabuhan di Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi
Tengah, Sulawesi Utara, Maluku, dan Papua, yaitu :
Pelabuhan Makassar
Pelabuhan Balikpapan
Pelabuhan Samarinda
Pelabuhan Bitung
Pelabuhan Ambon
Pelabuhan Sorong Jadi, berdasarkan letak Pelabuhannya berada, maka proyek “Belawan
International Port passanger Terminal ini akan dibangun di bawah naungan PT PERSERO Pelabuhan Indonesia I PELINDO I.
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
22
II.2.1.11. Standar Pelabuhan Internasional
Berdasarkan ketetapan peraturan tatanan kepelabuhan nasional keputusan menteri perhubungan nomor KM 53 tahun 2002 mengenai standar pelabuhan
internasional, yaitu sebagai berikut :
4
a. Berperan sebagai pelabuhan internasional hub yang melayani angkutan alih
muat transhipment peti kemas nasional dan internasional dengan skala pelayanan transportasi laut dunia;
b. Berperan sebagai pelabuhan induk yang melayani angkutan peti kemas
nasional dan internasional sebesar 2.500.000 TEUstahun atau angkutan lain yang setara;
c. Berperan sebagai pelabuhan alih muat angkutan peti kemas nasional dan
internasional dengan pelayanan berkisar dan 3.000.000 - 3.500.000 TEUstahun atau angkutan lain yang setara;
d. Berada dekat dengan jalur pelayaran internasional ± 500 mil;
e. Kedalaman minimal pelabuhan : -12 m LWS;
f. Memiliki dermaga peti kemas minimal panjang 350 m,4 crane dan lapangan
penumpukan peti kemas seluas 15 Ha; g.
Jarak dengan pelabuhan internasional hub lainnya 500 - 1.000 mil. Sementara standar pelabuhan penyeberangan antar provinsi ataupun negara
dapat dilihat sebagai berikut :
5
a. Bobot kapal yang dilayani 3000 DWT atau lebih;
b. Panjang dermaga 70 M atau lebih, konstruksi betonbaja;
c. Kedalaman di depan dermaga - 5 M LWS atau lebih;
d. Menangani pelayanan barang-barang berbahaya dan Beracun B3;
e. Melayani kegiatan pelayanan lintas Propinsi dan Internasional.
II.2.2. Terminal Penumpang Kapal Laut II.2.2.1. Pengertian Terminal Penumpang Kapal Laut
4
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor Km 53 Tahun 2002, Bab IV, Pasal 10 1
5
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor Km 53 Tahun 2002, Bab IV, Pasal 18 1
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
23 Secara terminologi, terminal penumpang kapal laut dapat diartikan sebagai
berikut :
6
Terminal ialah Tempat alat-alat pengangkutan dapat berhenti dan
memuatbongkar barang. Suatu titik singgunglintasan dari sub sistem transportasi lain
Penumpang dapat diartikan sebagai subyek manusia yang menggunakan jasa sarana angkutan untuk melakukan perjalanan
Kapal Laut dapat diartikan sebagai sarana angkutan umum dimana melayari lautan maupun sungai yang menghubungkan antara pelabuhan satu dengan
pelabuhan lain. Maka penge
rtian “Terminal Penumpang Kapal Laut” adalah suatu wadah bagi aktifitas proses perpindahan penumpang dari satu sub sistem angkutan ke sub
sistem angkutan lain yang berbeda karakteristiknya. Dengan kata lain, dari sarana angkutan laut kapal penumpang ke sarana
angkutan darat taxi, bus, kenderaan pribadi dan sebagainya, atau sebaliknya. Dilihat dari sudut sistem lingkup pelabuhan, terminal penumpang kapal laut adalah
sebagai komponen sub sistem pelabuhan yang berfungsi mewadahi kegiatan pelayanan bagi penumpang antar pulau dengan sarana kapal laut.
II.2.2.2. Terminal Penumpang Kapal Laut sebagai Sub System Pelabuhan
1. Lokasi dan kedudukan
Lokasi terminal penumpang kapal laut selalu berada dalam wilayah perairan pelabuhan laut. Kedudukan yang dimaksud adalah sebagai pendaerahan terminal
penumpang terhadap terminal barang pada umumnya lebih dominan tingkat kepentingan dan kuantitas kegiatannya di pelabuhan
2. Pengelolaan
Wewenang langsung terhadap terminal kapal laut berada pada PT. Persero, di Indonesia sendiri, wewenang terhadap pengelolaan kapal berada di bawah
naungan PT. Pelabuhan laut Indonesia PELINDO 3.
Aksesbilitas
6
Ensiklopedia Indonesia, Buku 5 dan 6
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
24 Pencapaian terminal penumpang kapal laut yang terletak dalam area
pelabuhan yang merupakan area terbuka menyebabkan beberapa pelabuhan terjadi akses langsung perpindahan moda angkutan lain, seperti angkutan darat.
II.2.2.3. Komponen Terminal Penumpang Kapal Laut II.2.2.3.1. Area Dermaga
II.2.2.3.1.1. Pengertian dan Jenis Dermaga
Dermaga adalah suatu bangunan yang digunakan untuk merapat dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaik-turunkan
penumpang. Dimensi dermaga didasarkan pada jenis dan ukuran kapal yang merapat dan bertambat pada dermaga tersebut.
Dermaga dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu :
wharf atau quai ialah dermaga yang paralel dengan pantai dan biasanya berimpit dengan garis pantai.
terutama untuk alur pelayaran yang cukup dalam untuk kapal-kapal oleh gerak maneuvering ship.
jetty atau pier atau jembatan ialah dermaga yang menjorok ke laut. atau tegak
lurus garis pantai. Hal ini dibuat bilamana kedalaman alur perairan pelabuhan kurang dalam untuk kapal-kapal masuk dan melakukan maneuvering ship.
Dermaga dibangun untuk kebutuhan tertentu. Pemilihan tipe dermaga sangat dipengaruhi oleh kebutuhan yang akan di layani, ukuran kapal, arah gelombang dan
angin, kondisi tofografi dan tanah dasar laut, dan yang paling penting adalah tinjauan ekonomi untuk mendapatkan bangunan yang paling ekonomis.
II.2.2.3.1.2. Pemilihan Tipe Dermaga II.2.2.3.1.2.1. Tinjauan Topografi Daerah Pantai
Di perairan yang dangkal sehingga kedalaman yang cukup, agak jauh dari darat, sistem dermaga jetty memang lebih ekonomis karena tidak diperlukan
pengerukan yang besar. Sedangkan di lokasi dimana kemiringan dasar cukup curam, pembuatan pier dengan melakukan pemancangan tiang perairan yang
dalam menjadi tidak praktis dan sangat mahal. Dalam hal ini pembuatan wharf lebih tepat.
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
25
II.2.2.3.1.2.2. Jenis Kapal yang Dilayani
Dermaga yang melayani kapal minyak tanker dan kapal barang curah mempunyai konstruksi yang ringan dibanding dengan dermaga barang potongan
general cargo, karena dermaga tersebut tidak memerlukan peralatan bongkar muat barang yang besar kran, jalan kereta api, gudang-gudang, dan sebagainya.
Untuk melayani kapal tersebut penggunaan pier akan lebih ekonomis. Dermaga yang melayani barang potongan dan peti kemas menerima beban yang besar
diatasnya, seperti kran barang yang dibongkar muat peralatan transportasi kereta api dan truk. Untuk keperluan tersebut dermaga tipe wharf akan lebih cocok.
II.2.2.3.1.2.3. Daya Dukung Tanah
Kondisi tanah sangat menentukan dalam pemilihan tipe dermaga. Pada umumnya tanah di dekat daratan mempunyai daya yang lebih besar dari pada tanah
di dasar laut. Dasar laut umumnya terdiri dari endapan yang belum padat. Ditinjau dari daya dukung tanah, pembuatan wharf atau dinding penahan tanah lebih
menguntungkan. Tetapi apabila tanah dasar berupa karang pembuatan wharf akan mahal karena untuk memperoleh kedalaman yang cukup di depan wharf diperlukan
pengerukan. Dalam hal ini pembuatan pier akan lebih murah karena tidak diperlukan pengerukan dasar karang. Triatmodjo, 1996 : 157-159
II.2.2.3.1.2.4. Ukuran Kapasitas Kapal
Pemilihan tipe dermaga yang dipakai dapat diperhitungkan dengan menghitung berapa kapasitas kapal yang dapat bersandar pada terminal yang
direncanakan, dalam hal ini rumus sebagai berikut dapat dipakai Triatmodjo, 1996 : 157-159 :
Lp = n Loa + n - 1 15 + 50 Dimana :
Lp = panjang dermaga n = jumlah kapal yang ditambat
Loa = panjang kapal yang ditambat 15 = ketetapan jarak antara buritan ke haluan dari satu kapal
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
26 ke kapal lain
50 = ketetapan jarak dari kedua ujung dermaga ke buritan dan haluan kapal
II.2.2.3.2. Area Apron
Apron adalah halaman di atas dermaga yang terbentang dari sisi muka dermaga sampai gudang laut atau lapangan penumpukan terbuka. Apron digunakan
untuk menempatkan barang yang akan dinaikkan ke kapal atau barang yang baru saja diturunkan dari kapal. Bentuk apron tergantung pada jenis muatan, apakah
barang potongan, curah atau peti kemas. Biasanya lebar apron adalah antara 15 dan 25 meter.
II.2.2.3.3. Bangunan Terminal
Merupakan wadah prosessing penumpang dan barang bawaan yang akan embarkasi atau debarkasi dari kapal penumpang. Sebagaimana telah diuraikan
bahwa terminal penumpang kapal laut adalah komponen dari sub sistem pelabuhan, maka aktifitas pokoknya disini adalah pelayanan kepada masyarakat pemakai jasa
angkutan laut. Fasilitas wadah kegiatan tersebut meliputi :
Pelayanan pra dan pasca perjalanan penumpang.
Pelayanan informasi dan penjualan tiket.
Pelayanan prossesing penumpang dan barang bawaan.
Pelayanan penunjang untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan penumpang.
Pelayanan peralihan transportasi darat-laut area parkir
II.2.2.3.4. Gudang Laut
Gambar 2.1. Dimensi rumus perhitungan kapasitas kapal Sumber : Triatmodjo, 1996 : 157-159
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
27 Gudang laut disebut juga gudang pabean, gudang linie ke I, gudang transit
adalah gudang yang berada di tepi perairan pelabuhan dan hanya dipisahkan dari air laut oleh dermaga pelabuhan. Gudang laut hanya menyimpan barang-barang
untuk sementara waktu sambil menunggu pengangkutan lebih lanjut ke tempat tujuan akhir. Masa penyimpanan barang-barang dalam gudang laut adalah
maksimum 15 hari untuk barang-barang yang akan dimasukkan ke dalam peredaran bebas setempat denagn angkutan darat dan maksimum 30 hari untuk
barang-barang yang akan diteruskan ke pelabuhan lain dengan kapal lain.
II.2.2.4. Aktivitas dan Sirkulasi di dalam Terminal
Aktivitas yang terjadi di dalam terminal terutama dipengaruhi oleh 1.
Manusia Manusia dalam hal ini adalah :
Penumpang
Penumpang dibagi dalam penumpang domestik dan turis yang melakukan kegiatan embarkasi yaitu berangkat dari terminla penumpang dan debarkasi yaitu
kedatangan atau menuju ke terminal penumpang.
Pengantar dan penjemput
Pengelola terminal Meliputi :
o Karyawan terminal, yaitu yang bertanggung jawab langsung tentang
keadaan terminal baik operasional maupun administrasi. o
Karyawan perusahaan pelayanan, yaitu yang melakukan kegiatan operasional di dalam terminal penumpang, yaitu penjualan karcis dan
pembagasian.
Karyawan dari pemerintah, yaitu dalam divisi kesehatan, bea cukai, hukum imigrasi dan emigrasi.
o Barang bawaan
Meliputi : o
Barang yang biasa dibawa o
Barang over bagasi
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
28 o
Barang muatan bukan kargo, yaitu barang bawaan yang langsung dimasukkan bagasi, seperti barang pindahan, barang elektronik
berukuran besar, dan barang dagangan jumlah banyak. Sirkulasi yang utama dari terminal penumpang adalah sirkulasi penumpang
dan barang bagasi yang akan berangkat maupun turun mencakup domestik maupun luar negeri. Sirkulasi penumpang dan barang bagasi menuju dan dari
dapat diuraikan sebagai berikut :
Sistem perpindahan penumpang Pada dasarnya terdapat 3 alternatif, yaitu:
o Berjakan kaki
Efisien bila jarak kapal dengan terminal dekat, tetapi rentan terhadap cuaca.
o Dengan kenderaan darat
Efisien bila jarak kapal dengan terminal jauh. o
Dengan jembatan Efisien karena dapat digunakannya area bawah dengan atas secara
bersamaan.
Sistem perpindahan bagasi o
Cart Bagasi diangkut dengan kereta dan kemudian dipindahkan dengan
tangan ke lokasi pengambilan. o
Conventer Perpindahan bagasi dengan ban berjalan. Adapun jenis converter
adalah :
Carousal conveyor Bagian yang datang melalui conveyor baik dari lantai bawah maupun
atas selanjutnya diterima oleh conveyor yang berputar terus.
Race track Jika pada carousal bentuk conveyor penerima bundar, maka sistem ini
dibentuk conveyor adalah horizontal.
Amoeba conveyor Proses perpindahan bagasi melalui conveyor yang berputar secara tetap
dengan melalui pada dinding. Ruang pengambilan dan ruang pengumpulan bagasi terpisah
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
29
II.2.3. Klasifikasi Kapal Laut II.2.3.1. Jenis-Jenis Kapal Laut
Terdapat tiga jenis kapal yang mempunyai wilayah kerja di pelabuhan, yaitu : 1.
Kapal BarangKargo Secara garis besar terdiri dari dua sistem, yaitu :
Sistem LoLo Lift OnLift Off
Bongkar muat dari kapal ke dermaga dan sebaliknya menggunakan sistem bongkar muat vertikal, kapal barang yang menggunakan sistem
LoLo ini diantaranya : o
Kapal konvensional o
Kapal Peti Kemas Container Ship o
Kapal LASH Lighter Aboard Ship
Sistem RoRo Roll OnRoll Off Bongkar muat barang dari kapal ke dermaga dan sebaliknya
menggunakan sistem bongkar muat horizontal, kapal barang yang menggunakan sistem RoRo ini diantaranya :
o Kapal barang jarak dekat Short Distance Vessel
o Kapal barang jarak menengah Intermediate Distance Vessel
o Kapal barang jarak jauh Long Distance Vessel
2. Kapal Penumpang
Kapal penumpang yang mempunyai wilayah kerja di pelabuhan diantaranya adalah:
Kapal Ferry
merupakan kapal penumpang berkapasitas kecil sampai sedang, biasanya melayani rute pelayaran yang dekat seperti penyebrangan
selat atau danau, dan ada juga yang dapat menampung kendaraan. Contoh: Kapal Ferry Bahagia Ekspress, Kapal Ferry Tao Toba, dll.
Kapal Motor KM,
merupakan kapal penumpang berkapasitas sedang. Biasanya melayani penyebrangan jarak jauh antar pulau. Karena menempuh jarak yang
cukup jauh dan memakan waktu berhari-hari, maka di KM tersedia
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
30 fasilitas-fasilitas pendukung, seperti kamar tidur, restoran, retail, dll.
Contoh: KM Kelud, KM Sinabung, dll
Kapal Pesiar Cruise Kapal pesiar merupakan jenis kapal penumpang mewah, memiliki
kapasitas penumpang yang beraneka ragam, mulai dari kapasitas 1000- 3000 orang. Selain sebagai sarana transportasi, ada kapal pesiar yang
digunakan sebagai sarana wisata karena fasilitas yang disediakan sangat lengkap. Namun, terminal penumpang di beberapa pelabuhan
tidak memungkinkan bersandarnya kapal jenis ini karena tingkat kedalaman yang tidak sesuai standar kebutuhan kapal.
3. Kapal Kerja
Kapal kerja dengan wilayah kerja di pelabuhan diantaranya :
Kapal Keruk Dredger
Kapal Tunda Tug Boat
Kapal Dorong Pusher Boat
Kapal Suplai Supply Vessel
Kapal Bantu Penyelamat Salvage Vessel
Kapal Keran Apung Floating Crane Boat
Kapal Pemancang Tiang Apung Floating Piling Boat
II.2.3.2. Spesifikasi Dimensi Kapal Laut
BOBOT PANJANG
Loa m LEBAR
m DRAFT
m KAPAL PENUMPANG GRT
500 51
10,2 2,9
1.000 68
11,9 3,6
2.000 88
13,2 4,0
3.000 99
14,7 4,5
5.000 120
16,9 5,2
8.000 142
19,2 5,8
10.000 154
20,9 6,2
15.000 179
22,8 6,8
20.000 198
24,7 7,5
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
31 30.000
230 27,5
8,5 KAPAL BARANG DWT
700 58
9.7 3,7
1.000 64
10,4 4,2
2.000 91
12,7 4,9
3.000 92
14,2 5,7
5.000 109
16,4 6,8
8.000 126
18,7 8,0
10.000 137
19,9 8,5
15.000 153
22,3 9,3
20.000 177
23,4 10,0
30.000 186
27,1 10,9
40.000 201
29,4 11,7
50.000 216
31,5 12,4
KAPAL MINYAK DWT 700
50 8,5
3,7 1.000
60 9,8
4,0 2.000
77 12,2
5,0 3.000
88 13,8
5,6 5.000
104 16,2
6,5 10.000
130 20,1
8,0 15.000
148 22,8
9,0 20.000
162 24,9
9,8 30.000
185 28,3
10,9 40.000
204 30,9
11,8 50.000
219 33,1
12,7 60.000
232 35,0
13,6 70.000
244 36,7
14,3 80.000
255 38,3
14,9 KAPAL BARANG CURAH DWT
10.000 140
18,7 8,1
15.000 157
21,5 9,0
20.000 170
23,7 9,8
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
32 30.000
192 27,3
10,6 40.000
208 30,2
11,4 50.000
222 32,6
11,9 70.000
244 37,8
13,3 90.000
250 38,5
14,5 100.000
275 42,0
16,1 150.000
313 44,5
18,0 KAPAL FERRY GRT
1.000 73
14,3 3,7
2.000 90
16,2 4,3
3.000 113
18,9 4,9
4.000 127
20,2 5,3
6.000 138
22,4 5,9
8.000 155
21,8 6,1
10.000 170
25,4 6,5
13.000 188
27,1 6,7
KAPAL PETI KEMAS DWT 20.000
201 27,1
10,6 30.000
237 30,7
11,6 40.000
263 33,5
12,4 50.000
280 35,8
13,0
II.2.3.3. Definisi atau Istilah-istilah Dimensi Kapal Laut
Displacement Tonnage, DPL Ukuran Isi Tolak
Adalah volume air yang dipindahkan oleh kapal, dan sama dengan berat kapal. Ukuran isi tolak kapal bermuatan penuh disebut dengan displacement
tonnage loaded, yaitu berat kapal maksimum. Apabila kapal sudah mencapai displacement tonnage loaded masih dimuati lagi, kapal akan terganggu
stabilitasnya sehingga kemungkinan kapal tenggelam menjadi besar. Ukuran isi tolak dalam keadan kosong tersenut displacement tonnage light, yaitu berat
kapal tanpa muatan. Dalam hal ini berat kapal adalah termasuk perlengkapan berlayar, bahan bakar, anak buah kapal, dan sebagainya.
Tabel 2.1. Spesifikasi Dimensi Kapal Laut Sumber : Analisa Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga, Gudang Bongkar Muat Barang Dan Sandar
Kapal Scribd.com
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
33
Dead weight tonnage, DWT Bobot Mati Yaitu berat total muatan dimana kapal dapat mengangkut dalam
keadaan pelayaran optimal draft maksimum. Jadi DWT adalah selisih antara displacement tonnage loaded dan displacement tonnage light.
Gross register tons, GRT Ukuran Isi Kotor
Adalah volume keseluruhan ruangan kapal 1 GRT = 2,83 m³ = 100 ft³.
Netto register tons, NRT Ukuran Isi Bersih Adalah ruangan yang disediakan untuk muatan dan penumpang,
besarnya sama dengan GRT dikurangi dengan ruangan-ruangan yang disediakan untuk nahkoda dan anak buah kapal, ruang mesin, gang, kamar
mandi, dapur, ruang peta. Jadi NRT adalah ruangan-ruangan yang dapat didaya gunakan, dapat di isi dengan muatan.
Sarat draft, drauth
Adalah bagian kapal yang terendam air pada kaadaan muatan maksimum, atau jarak antara garis air pada beban yang direncanakan
designed load water line dengan titik terendah kapal.
Panjang total length overal Loa Adalah panjang kapal dihitung dari ujung depan haluan sampai ujung
belakang buritan.
Panjang garis air length between perpendicular L pp Adalah panjang antara kedua ujung design load water line. bagian
depan dan belakang tepi kapal yang terendam air
Lebar kapal beam B Adalah jarak maksimum antara dua sisi kapal.
II.3. Tinjauan Khusus II.3.1. Deskripsi Proyek
Judul : Belawan International Port Passenger Terminal
Pemilik Proyek : PT. Persero Pelabuhan Indonesia I PELINDO I
Sumber Dana : Pelindo I, Departemen Dinas Perhubungan, dan Swasta
Sifat Proyek : Fiktif
Lokasi : Dermaga Ujung Baru, Jl. Ujung Baru, Kel.Belawan Bahagia, Kec.
Medan Belawan, Kodya Medan, Sumatera Utara, Indonesia
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
34
II.3.2. Pelabuhan Belawan II.3.2.1. Sekilas Tentang Pelabuhan Belawan
Pelabuhan Belawan terletak di Kota Medan bagian Utara, tepatnya di muara Sungai Deli dan Sungai Belawan. Posisinya sangat strategis di Selat Malaka, salah
satu selat tersibuk di dunia. Dengan letak yang strategis di Selat Malaka, Pelabuhan Belawan menjadi
spot penting arus lalu lintas perdagangan tingkat regional maupun dunia. Pelabuhan Belawan merupakan pelabuhan tersibuk di luar Pulau Jawa.
Gambar 2.2. Lokasi Pelabuhan Belawan Sumber : Google Earth 2 Maret 2012
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
35 Pelabuhan Belawan sebagai Pelabuhan Utama di lingkungan PT Persero
Pelabuhan Indonesia I merupakan pintu gerbang perekonomian di Pulau Sumatera Bagian Utara dan juga merupakan pelabuhan eksport komoditi agroindustri terbesar
di Indonesia, seperti : kelapa sawit, karet, coklat, kopi, tembakau dan lain-lain. Pelabuhan Belawan terletak 26 Km dari pusat kota Medan tepatnya pada
posisi 03º 47‟ 00” LU dan 98” 42” BT dimana Pelabuhan Belawan memiliki daerah hinterland tidak hanya di wilayah Sumatera Utara tetapi juga daerah lain disekitar
Riau dan Nanggroe Aceh Darussalam. Pelabuhan Belawan berada di dalam wilayah Kotamadya Medan yang terletak
+ 27 KM dari Pusat Kota, dimana juga terletak di Muara Sungai Belawan sepanjang pantainya labil dan berlumpur. Pengendapannya sedimentasi rata-rata 3 Cm hari
dipengaruhi oleh Sungai Belawan dan Sungai Deli. Kecepatan arus juga dipengaruhi oleh kedua sungai tersebut ditambah
dengan keberadaan Selat Malaka. Faktor musim juga mempengaruhi arah arus demikian juga kecepatannya. Dimana kecepatan arus pada saat tertinggi yaitu
mencapai 3 Knot dan terendah 0.2 Knot. Untuk pasang Surut dengan air tertinggi : 3,30 MLWS, air tinggi: 2,40 MLWS,
air terendah: 0,50 MLWS, waktu tolak GMT + 07” dan sifat pasut : Harian ganda
beraturan. Pelabuhan Belawan yang merupakan Terminal Multy Purpose dalam upaya meningkatkan pelayanan bongkar muat break bulk yang dilakukan terus
menerus Disamping itu telah dilengkapi pula dengan fasilitas special handling seperti
Sistem pemompaan CPO Crude Palm Oil melalui pipa terpadu yang berkapasitas 200 - 250 tonjamunit loading point dan Terminal curah kering dengan kapasitas
400 - 500 tonjamconveyor. Dan di pelabuhan ini tersedia fasilitas penumpukan seperti gudang dan tangki timbun yang cukup untuk menampung lalulintas barang
hasil perkebunan dan pertanian yang dominan di pelabuhan ini.
II.3.2.2. Sejarah
Singkat Pelabuhan
Belawan PELINDO 1
Pada zaman Hindia Belanda dahulu, pengusahaan Pelabuhan Belawan ini bernama ”Haven Bedrijf” dan nama ini masih dipakai sampai tahun 1950. Haven
Bedrijf Belawan Deli ini mempunyai karyawanpegawai berjumlah lebih kurang 50
lima puluh orang.
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
36 Pengelolaan pelabuhan umum di Indonesia sejak tahun 1960 dilakukan oleh
Badan Usaha Milik Negara BUMN di bawah pengendalian pemerintah. Adapun bentuk BUMN yang diberi kewenangan untuk mengelola pelabuhan umum tersebut
telah mengalami beberapa perubahan sejalan dengan arah kebijakan pemerintah dalam rangka menunjang pembangunan nasional serta mengimbangi pertumbuhan
permintaan pelayanan jasa pelabuhan yang dinamis. Bentuk perubahan tersebut diuraikan sebagai berikut
1 Pejabat Haven Bedrijf Periode 1945
– 1950
Menurut catatan yang ada, yang memegang pimpinan atau dengan nama Dedirecteurder Haven pada periode 1945
– 1950 tercatat sebagai berikut: 1.
Tahun 1945 - 1946 : Achmad Mardjuki 2.
Tahun 1946 – 12 April 1949 : Ir. JJM. Dorbech
3. 12 April 1949
– 02 Oktober 1950 : Mr. G. C. Hardenberg:
2 Haven Bedrijf Menjadi Jawatan Pelabuhan
Pada tahun 1951, nama Haven Bedrijf diubah menjadi Jawatan Pelabuhan. Pimpinan pada jawatan pelabuhan ini adalah Direktur Pelabuhan. Dan semasa
periode ini dapat dicatat nama – nama pejabatnya sebagai berikut:
1. 02 Oktober 1950
– 06 September 1951 : M. Soemarsono 2.
06 September 1951 – 30 Juni 1954 : P. Smeet
3. 30 Juni 1954
– 30 Nopember 1956 : R. Soewondo
3 Perusahaan Pelabuhan Negara
Pada periode tahun 1956 – 1961, nama Pelabuhan Jawatan diganti lagi
dengan nama Perusahaan Pelabuhan Negara dengan pejabat pimpinan disebut Direktur Perusahaan Pelabuhan Negara.
Pada periode ini, pejabat yang pernah menjadi direktur adalah sebagai berikut:
1. 30 Nopember 1956
– 02 September 1958 : L.M. Idris 2.
02 September 1958 – 02 Oktober 1958 : M. Markus selaku pejabat
sementara 3.
02 Oktober 1958 – 1959 : Ir. Tan Tiang Gie
4. Tahun 1959
– 15 Juli 1959 : D. P. Ferdinandus selaku pejabat sementara 5.
15 Juli 1959 – 1962 : Ir. Soejono
4 Perusahaan Pelabuhan Negara Menjadi Perusahaan Negara Pelabuhan
P. N. Pelabuhan
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
37 Pada tahun 1961, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 1961
Lembaran Negara No. 128 tahun 1961, nama Perusahaan Pelabuhan Negara diganti lagi menjadi Perusahaan Negara Pelabuhan Daerah I atau lebih dikenal
dengan singkatan P. N. Pelabuhan Daerah I dengan pejabat pimpinannya disebut Direktur P. N. Pelabuhan.
5 PP No. 181964 Merubah Sistem Organisasi Pelabuhan
Sistem organisasi kepelabuhan berubah dengan diterbitkannya Peraturan pemerintah No. 18 tahun 1964. Pengusaha tunggal di pelabuhan adalah
”Komandan Penguasa Pelabuhan” yang di dalamnya tergabung Syahbandar sebagai staf operasi dan P.N. Pelabuhan sebagai Staff service dan Staff jasa.
6 Penguasa Pelabuhan Port Authority Menjadi Administrator Pelabuhan
P. N. Pelabuhan ditetapkan kembali statusnya seperti semula dan organisasi penguasa pelabuhan lebih diarahkan kepada segi ekonomi dan perdagangan.
Penguasa Pelabuhan diubah menjadi Administrator selaku penanggung jawab tunggal di pelabuhan di dalam organisasi Badan Pengusaha Pelabuhan BPP
Belawan dengan dibantu semacam penasehat yakni Badan Musyawarah Pelabuhan BMP yang mana Administrator Pelabuhan telah berada di bawah pengawasan
Kepala Daerah Pelayaran. Setelah perubahan struktur organisasi di pelabuhan berdasarkan PP No. 1
tahun 1969 dan PP No. 181969, nama Penguasa Pelabuhan Port Authority diubah menjadi Badan Pengusahaan Pelabuhan BPP. Pada tanggal 17 Juli 1969
dilakukan serah terima Penguasa Pelabuhan Port Authority Belawan dari Kol. Soejono Hamijoyo yang ketika itu merangkap sebagai Kepala Daerah Pelayaran I
kepada Drs. Soemantri sebagai pejabat administrator Pelabuhan Belawan yang pertama dengan disaksikan oleh Menteri Perhubungan RI Frans Reda.
7 Badan Pengusaha Pelabuhan Menjadi Perusahaan Umum
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1983 pelabuhan sebagai salah satu unsur penunjang kelancaran angkutan laut telah ditata kembali, baik
status pembinaannya maupun pengelolaannya. Seluruh pelabuhan yang diusahakandi wilayah nusantara dibagi dalam 4
empat kelompok yang pengusahaannya diselenggarakan secara profesional dan menerapkan prinsip
– prinsip manajemen serta prinsip – prinsip ekonomi perusahaan dalam bentuk Badan Usaha Milik Negara BUMN dengan status
Perusahaan Umum Perum di lingkungan Departemen Perhubungan.
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
38 Belawan termasuk ke dalam Perum Perum Pelabuhan I bersama 18
pelabuhan lainnya yang berada di Sumatera Utara, Aceh, dan Riau. Pejabat pimpinan dari Perum ini terdiri dari beberapa orang direksi sedangkan pelbuhan
cabangnya dipimpin oleh kepala cabang, sementara jabatan Adpel tetap ada.
8 Perusahaan Umum Pelabuhan I Menjadi PT Persero Pelabuhan
Indonesia I
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 56 tahun 1991 tanggal 19 Oktober 1991 tantang perubahan status Perusahaan Umum Pelabuhan I menjadi PT
Persero Pelabuhan Indonesia I. Sebagai pimpinan pada Cabang Pelabuhan Belawan adalah sebagai berikut:
a. Zainal Arifin Kepala Cabang : 20 Juli 1989
– 24 Januari 1993 b.
Bustami Kasim General Manager : 25 Januari 1993 – 12 Agustus 1998
c. Drs. Armen Lubis General Manager : 12 Agustus 1998-07Nopember2001
d. Ir. Pudji Hartoyo, Mba GM : 07 Nopember 2001
– 13 April 2004 e.
Drs. S.J. Aen Syahril TH, Mba, MM : 13 April 2004 – 23 Agustus 2006
f. Drs. H. Embay, SP, MM GM : 23 Agustus 2006
– 15 Oktober2008 g.
Ir. Syahputra, M. Sm GM : 15 Oktober 2006 sd sekarang
II.3.2.3. Struktur Organisasi Pelabuhan Belawan PELINDO 1
Struktur organisasi diperlukan untuk menjalankan segala aktivitas dalam rangka menjalankan laju perusahaa maka diperlukan struktur organisasi untuk
memudahkan koordinasi kerja antara masing-masing bagian. Struktur organisasi yang jelas akan mempermudah pelaksanaan kerja karena diketahui dengan pasti
job description antar tiap bagian. Struktur organisasi PT. Persero Pelabuhan Indonesia - I Cabang Belawan
telah menggambarkan secara pasti tentang tata letak dan fungsi dari tiap departemen yang ada dalam perusahaan. Bentuk struktur organisasi pada PT.
Persero Pelabuhan Indonesia – I Cabang Belawan adalah bentuk lini di mana
setiap bawahan bertanggung jawab langsung kepada pimpinan departemennya masing-masing dan adanya keterkaitan kerja antara satu departemen dengan
departemen yang lainnya. Sebagaimana umumnya sebuah perusahaan, struktur organisasi PT.
Persero Pelabuhan Indonesia - I Cabang Belawan terdiri dari tiga tingkatan, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
39 1.
Top Management Direksi, yang terdiri dari: Direktur Utama sebagai Personalia dan Umum di mana masing-masing memimpin direktorat yang
bersangkutan. Dewan Direksi berperan sebagai penentu kebijakan, mengarahkan dan mengendalikan organisasi.
2. Middle Management disebut dengan Senior Manajer Bidang - SMB yang
memimpin bidang masing-masing di dalam direktorat yang bersangkutan. Pada tingkat ini termasuk Satuan Pengawas Intern SPI, bagian
Perencananan Informasi dan Pengembangan Renimbang. Pada tingkat ini, manajer bergerak sebagai pemikir, perencana dan mengendalikan Budget
Centre bidang masing - masing. 3.
Lower Managemet, merupakan unit pelaksana yang ditetapkan sebagai Strategis Business Unit SBU yang terdiri dari cabang-cabang pelabuhan
ada 15 cabang, Unit Terminal Peti Kemas UTPK, Unit Rumah Sakit, Unit Galangan Kapal serta Balai Pendidikan dan Latihan BPL. Strategis Business
Unit ini merupakan Profit Centre dalam melaksanakan usaha jasa kepelabuhanan.
Struktur organisasi PT. Persero Pelabuhan Indonesia - I Cabang Belawan terdiri atas dua bagian besar, yaitu:
1. Struktur Organisasi Kantor Pusat, terdiri dari :
a. Direksi;
b. Direktorat Usaha;
c. Direktorat Teknik;
d. Direktorat Keuangan;
e. Direktorat Personalia dan Administrasi Umum;
f. Satuan Pengawas Intern;
g. Bagian Sistem dan Teknologi Informasi;
h. Sekretariat Korporasi.
2. Unit Pelaksana, terdiri dari:
a. Cabang;
b. Perwakilan;
c. Unit Usaha;
d. Anak Perusahaan;
e. Perusahaan Patungan.
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
40
III.3.2.4. Data Teknis Pelabuhan Belawan III.3.2.4.1. Dermaga
Untuk mendukung keragaman aktivitasnya, pada Pelabuhan Belawan disediakan lima dermaga sandar kapal dengan peruntukan dan fungsinya masing-
masing.
a Dermaga Belawan Lama
Dermaga Belawan Lama merupakan dermaga pertama di Pelabuhan Belawan, mulai berfungsi pada tahun 1915. Dermaga Belawan Lama berada di tepi
Sungai Belawan di sebelah Selatan Pangkalan TNI Angkatan Laut -
Panjang Dermaga : 675 meter
- Lebar Dermaga
: 30 meter -
Kedalaman kolam : 5-7 meter
- Peruntukan
: Bongkar muat hasil pertanian
b Dermaga Ujung Baru
Dermaga Ujung Baru adalah dermaga multi purpose dan melayani kapal samudera yang angkut muatan ekspor dan impor, seperti muatan curah cair, curah
kering, serta general cargo. -
Panjang Dermaga : 1.669,75 meter
- Lebar Dermaga
: 14,2 meter -
Kedalaman Kolam : 9,5 meter
Gambar 2.3. Lokasi Dermaga Belawan lama Sumber : Google Earth 2 Maret 2012
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
41 -
Peruntukan : muatan curah cair, kering, general cargo
c Dermaga Citra
Dermaga Citra terletak di sebelah timur Pelabuhan Belawan, serta melayani kapal dan bongkar muat barang antar pulau.
- Panjang Dermaga
: 625 meter -
Lebar Dermaga : 14 meter
- Kedalaman kolam
: 7 meter -
Peruntukan : Kapal dan muat barang antar pulau
Gambar 2.4. Lokasi Dermaga Ujung Baru Sumber : Google Earth 2 Maret 2012
Gambar 2.5. Lokasi Dermaga Citra Sumber : Google Earth 2 Maret 2012
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
42
d Dermaga IKD Industri Kimia Dasar
Dermaga IKD berhadapan dengan Dermaga Citra. Pada Dermaga IKD terdapat dua dermaga dengan panjang masing-masing 150 meter.
- Panjang Dermaga
: 2 x 150 meter -
Lebar Derrmaga : 14 meter
- Kedalaman kolam
: 7 meter -
Peruntukan : Muatan barang-barang kimia dan semen curah
e Dermaga Terminal Peti Kemas BelawanGabion
Dermaga Terminal Peti Kemas Belawan khusus melayani bongkar muat peti kemas Container. Terminal ini merupakan badan usaha sendiri yang terpisah
dengan Pelabuhan Belawan namun tetap berada di area kerja Pelabuhan Belawan -
Panjang Dermaga : 500 meter
- Lebar Dermaga
: 31,25 meter -
Kedalaman kolam : 11 meter
- Peruntukan
: Bongkar muat peti kemas Container
Gambar 2.6. Lokasi Dermaga Industri Kimia Dasar Sumber : Google Earth 2 Maret 2012
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
43
III.3.2.4.2. Hidrografi
Pelabuhan Belawan berada dimuara sungai Belawan dan Sungai Deli. Sepanjang
pantai tanahnya
labil dan
berlumpur yang
menyebabkan pengendapansedimentasi yang rata rata mencapai 3 Cm sehari. Memiliki alur
pelayaran sepanjang ± 14 Km dengan lebar Kolam pelabuhan seluas ± 60 m dan dengan kedalaman 9.50 LWS. Kolam pelabuhan seluas ± 5.317.500m2 termasuk
alur pelayaran dengan 6 – 10 m LWS cukup memadai untuk menampung kapal
kapal berbobot besar maupun kecil. Kondisi kedalaman Alur dan Kolam posisi Januari sebagai berikut :
Lokasi Rata2 Kedalaman Jan 07 m lws
Alur Pelayaran 9.2 - 11.6
Kolam Pelabuhan Derm. Container Gabion
- Internasional 8.9 - 11.1
- Antar Pulau 5.4 - 8.9
IKD-1 0.5 - 5.1
IKD-2 0.8 - 4.5
S A I 4.4 - 6.5
Gambar 2.7. Lokasi Dermaga Terminal Peti Kemas Gabion Sumber : Google Earth 2 Maret 2012
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
44 Citra 2001 - 203
3.0 - 6.7 Alur Citra
3.0 - 7.8 101 - 104
- 101 - 102 4.0 - 7.1
- 103 - 104 7.1 - 11.6
105 - 106 5.5 - 9.8
107 - 114 9.8 - 10.0
Belawan Lama - 001 - 002
1.2 - 6.9 - 003 - 008
6.9 - 8.0 Dermaga Ferry
5.1 - 8.5
III.3.2.4.3. Pasang Surut
Air tinggi tertinggi HHWS 3.30 m LWS
Air Tertinggi MHWS 2.40 m LWS
Duduk Tengah MWLS 1.50 m LWS
Air Terendah MLWS 0.50 m LWS
Chart Datum LIWS 0.00 m LWS
Air rendah terendah LIWS 1.80 m LWS
Muka surutan Zo 1.50 m LWS
Waktu Tolok GMT + 07.00
Sifat Pasut Harian ganda beraturan.
Tunggang air rata rata pada pasang purnama adalah 195 cm dan saat pasang mati 56 cm. Besarnya perbedaan pasang surut bervariasi antara 1,1 - 2,7m. pada
saat pasang mati kadang tidak berarus dan saat pasang berhenti kadang arus keluar masuk ± 2 miljam.
III.3.2.4.4. Gelombang Laut
Tabel 2.2. Kondisi kedalaman Alur dan Kolam Sumber : Data PELINDO I ADPEL Belawan
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
45 Pada daerah kawasan pelabuhan Belawan dan sekitarnya kecepatan angina
maksimum mencapai 4,3 mdetik hal ini akan menimbulkan gelombang 0,6 m dan umumnya terjadi pada sore hari.
III.3.2.4.5. Angin
o Pada bulan Desember, Januari dan Februari arah angin BLUTL kecepatan
04 – 8 knot dan yang paling dominant TL16 knot gelombang 0,8 – 1,0 m suhu
26,1” C kelembaban nisbi 81 - 80. o
Pada bulan Maret, April dan Mei arah angina TLBDBL kecepatan 04 – 07
knot yang paling dominant BL12 knot gelombang 0,5 – 1,0 m, suhu 26ºC –
28,0º C, kelembaban nisbi 79 - 80. o
Pada bulan Juni,Juli dan Agustus arah angin TLBDBL kecepatan 04 – 07
knot yang paling dominant BL12 knot gelombang 0,5 – 1,0 m, suhu 26ºC –
28,0º C, kelembaban nisbi 82 - 85. o
Pada bulan September, Oktober dan Nopember arah angin BBLTL kecepatan 04
– 07 knot yang paling dominant BD22 knot gelombang 0,5 – 1,0 m, suhu 25,4ºC
– 6,0º C, kelembaban nisbi 82 - 85.
III.3.2.4.6. Cuaca
Curah hujan rata-rata bulanan umumnya lebih dari 100 mm. Menurut hasil pemantauan stasiun Klimatologi Belawan, curah hujan minimum terjadi pada bulan
Februari 76 mm, sedangkan bulan September merupakan bulan terbasah dengan curah hujan rata-ratanya 240 mm, pengaruhnya berdampak langsung pada debit air
kedua sungai dimana debit air tertinggi berada diantara bulan September sd Desember dan terendah ditemui pada bulan Januari sd April.
III.3.2.4.7. Jarak Penglihatan
Jarak penglihatan mendatar di kawasan perairan ini cukup baik, kecuali antara bulan September sd Oktober karena sering muncul kabut akibat turunnya hujan.
Pada kondisi itu penglihatan hanya mampu mencapai kurang dari 2 km.
III.3.2.4.8. Infrastruktur Pencapaian
o Jalan Tol Belmera sepanjang 36 km o Jalan Belawan
– Medan 27 km hotmix
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
46 o Jalan Medan
– Pangkalan Susu 111 km hotmix o Jalan Medan
– Kw. Tanjung 120 km hotmix o Jalan Kerata Api Medan
– Belawan
II.3.3. Terminal Penumpang Eksisting II.3.3.1.
Sekilas Tentang
Terminal Penumpang
Eksisting Belawan
Terminal penumpang saat ini berada di dermaga ujung Pelabuhan Belawan, tepatnya di ujung Timur dermaga, sehingga site yang ditempati oleh terminal ini
terletak tepat di sudut, dengan salah satu sisi berfungsi sebagai dermaga domestik dan sisi yang lainnya sebagai dermaga internasional.
Berada di muara sungai Belawan, site terminal ini secara teknis sudah sangat cocok untuk dijadikan sebagai dermaga kapal penumpang karena berada tepat di
ujung muara Sungai Belawan sehingga pencapaian kapal terhadap terminal sangat mudah
Namun posisi site yang baik ini tidak diimbangi oleh fasilitas terminal yang baik., beberapa bagian bangunan sudah rusak, seperti dinding, plafon, serta pintu
dan jendelanya. Keadaan seperti ini tentu saja sangat tidak mendukung tercapainya Vision Plan yang sudah dicanangkan oleh Pemko Medan serta tujuan Kota Medan
untuk menjadi Kota Metropolitan.
II.3.3.2. Batas – Batas Site Terminal Penumpang
Eksisting Belawan
Gambar 2.8. Lokasi Terminal Penumpang Existing Ujung Baru Sumber : Google Earth 3 Maret 2012
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
47
Utara : Muara Sungai Belawan Terminal Penumpang Existing
Timur : Muara Sungai Belawan Selat Malaka Barat : Dermaga Kargo Gudang Barang
Selatan : Dermaga Kargo Gudang Barang
Gambar 2.9. Batas- Batas Site
Penumpang Existing Sumber : Olah Data
Sendiri
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
48 View dari arah Dermaga
View dari lantai dua terminal
Pangkalan angkot di depan terminal Food Centre di seberang Terminal
Gudang Kargo di sebelah Selatan Gudang kargo di sebelah Barat
Gambar 2.10. Bangunan Penunjang di Sekitar Site Sumber : Olah Data Sendiri
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
49
Gambar 2.12. Tampak keseluruhan Dermaga Sumber : Google.com 7 Februari 2012
II.3.4. Studi Banding Proyek Sejenis II.3.4.1. Osanbashi Yokohama International Passanger
Terminal 1994-2002, Farshid Meussavi Alejandro Zaera Polo
7 8
Yokohama International Port terletak di sebelah ujung Barat Laut dari Tokyo Bay. Dahulu, terminal ini bernama Osanbashi Pier, kemudian pada tahun 1994
diselenggarakan satu kompetisi internasional untuk mendesain ulang terminal ini. Dan akhirnya kompetisi tersebut
dimenangkan oleh lima arsitek muda dari London, yaitu Foreign
Office Architects di bawah Farshid Meussavi Alejandro Zaera Polo.
Pembangunan terminal
ini mendapat cukup banyak hambatan
seiring dengan krisis ekonomi yang melanda dunia pada akhir tahun
1990-an, namun terpilihnya Jepang
7
http:www.osanbashi.com
8
http:www25.big.or.jp Gambar 2.11. Suasana Dermaga Yokohama International Port
Sumber : Google.com 7 Februari 2012
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
50 bersama Korea untuk menyelenggarakan pentas Piala Dunia 2002 yang babak
finalnya diselenggarakan di kota Yokohama memotivasi pemerintah Jepang untuk mempercepat penyelesaian pembangunan terminal ini. Akhirnya pada tahun 2002
terminal ini selesai dibangun dan hingga saat ini Yokohama International Passenger Terminal dikenal sebagai pintu gerbang Jepang melalui jalur laut.
Pelabuhan ini didesign untuk menjamin kehidupan urban melalui terminal pangkalan laut, dengan spesifikasi penjelasan sebagai berikut :
Terminal dapat menampung sampai empat buah kapal dengan panjang 200m
dan dua kapal dengan panjang 300 m di saat yang bersamaan
Ketinggian bangunan didesain untuk memperbolehkan penumpang secara nyaman dapat naik dan turun kapal, tapi di saat yang bersamaan ketika
menunggu kapal tidak menunggu pemandangan dari pelabuhan. Atap dibuat berbelok yang melambangkan perputaran ombak.
Lantai pada lantai dua dan atap dibuat dengan finishing dari kayu untuk
memberikan kesan dek kapal. Kayu digunakan di sini ialah kayu Brazil bernama Ipe, yang memiliki kekuatan baik dan daya tahan yang baik terhadap
gravitasi tertentu dibandingkan terhadap air. Atap juga memiliki halaman rumput asli. Dalam hal ini, terminal didesain untuk melayani di saat pekerjaan
dermaga sehingga merasa senyaman dan serileks taman seperti fasilitas publik untuk penduduk Yokohama.
Bangunan dibuat dengan rangka baja, terdiri dari balok utama balok
penopang di atas kedua sisinya dan sebuah sistem piramida segitiga plat terlipat untuk mendukung atap dan lantainya. Hasilnya ini adalah sebuah
ruang interior masif tanpa kolom, dengan dinding-dinding eksternal yang semuanya dibuat dengan kaca tempered. Secara singkat, penggunaan kayu,
baja dan kaca merupakan apa yang diinginkan dalam terminal.
Bangunan ini tidak memiliki tangga untuk menciptakan lingkungan tanpa rintangan, hal ini berati pengunjung dapat bergerak secara nyaman di antara
dua level lantai menggunakan ramp dan elevator. Elevator kaca dioperasikan secara hidrolik, sebuah teknologi yang jarang diaplikasikan di luar Jepang. Hal
ini menghapus kebutuhan akan ruang mesin elevator di ruangan atas yang mana dihindari karena dapat merusak lengkungan atap dan merusak suasana
taman hijaunya.
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
51
Gambar 2.13. Proyeksi Denah Lantai 1 Terminal Sumber : Google.com 8 Maret 2012
Gambar 2.14. Proyeksi Denah Lantai 2 Terminal Sumber : Google.com 8 Maret 2012
Gambar 2.15. Proyeksi Denah Lantai Atas Terminal Sumber : Google.com 8 Maret 2012
Ketika pengunjung datang dari daratan ke dermaga, mereka harus berjalan ke
ujung dermaga dan kembali ke daratan lagi untuk meninggalkan dermaga. Dengan hal ini, terminal memiliki beraneka ragam jalur yang dapat dilewati
berdasarkan konsep melayani sebagaimana taman penduduk.
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
52
Gambar 2.17. Elevator Transportasi Vertikal Sumber : Google.com 8 Maret 2012
Gambar 2.16. Ramp Terminal-Dermaga Sumber : Google.com 8 Maret 2012
Gambar 2.18. Area parkir Terminal Sumber : Google.com 8 Maret 2012
Fasilitas-fasilitas yang disediakan di antaranya :
Lantai satu, meliputi : o
Ramp jalan melandai Tidak adanya tangga di dalam bangunan kecuali untuk tangga pada ruang
penonton pada Plaza outdoor nya. Dalam lingkungan tanpa rintangan ini, kita dapat menggunakan ramp untuk bergerak di antara semua lantai, atau dengan elevator
untuk berpindah di antara lantai satu dan dua. Ramp dibuat sepanjang balok utama yang bertindak sebagai rangka struktur dan jalan penumpang. Hal ini merupakan
tantangan untuk tim konstruksi untuk membangun tiga lengkungan dimensional dan memasang pegangannya.
o o
o
o Elevator
Terdapat tiga elevator di dalam lobi dan dua di dalam aula Osanbashi. Elevator di dalam lobi terbuat dari kotak kaca tanpa shaft elevator. Dengan sistem
hidrolik, operasional melalui pengembangan dan penyusutan luasan shaft di lantai dasar operasional mekanikal dapat dilakukan di parkir lantai satu. Pelapis film
spesial yang diaplikasikan pada kaca dari tengah ke bawah memberikan efek kaca yang beku ketika dilihat dari berbagai sudut.
o Parkir
Lantai satu dikhususkan sebagai area parkir dengan luasan kurang lebih 400
ukuran standar penumpang mobil. Dengan letaknya di jantung Yokohama, terminal
dibuka 24 jam untuk menerima pengunjung non-penumpang. Biaya parkir juga sangat
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
53
Gambar 2.19. Lobi Passanger Terminal Sumber : Google.com 8 Maret 2012
Gambar 2.20. Dek Kapal Dermaga Sumber : Google.com 8 Maret 2012
beralasan logis, mengingat parkir yang dapat dipakai sebagai titik mulai wisata di dalam kota.
Lantai dua, meliputi :
o Lobi
Meja informasi dan check-in terletak di dalam lobi seluas 4400m
2
sepanjang dengan letak kafe dan tujuh buah toko retail. Area check-in sepanjang 35 m
2
di sisi lain lobi melayani prosedur keberangkatan dan pelayanan bagasi. Terdapat alat ban
pembawa barang di belakang meja counter untuk mengirimkan barang bagasi penumpang menuju truk pengantar di lantai satu. Baja persegi tipis tersambung
pada dua sisi lain yang disebut dengan „balok penopang”. Dan merupakan
penyangga utama struktur dari bangunan ini. Di dalam pipa penyambung terdapat kemiringan yang menghubungkan dengan lantai lainnya. Piramida segitiga yang
terbuat dari plat baja melengkung diletakkan di atas balok penopang, plat berfungsi sebagai pendukung plafond dan lantai. Cahaya di dalam lobi berasal dari cahaya
tidak langsung lampu merkuri di atas balok penopang yang memantul dari langit- langit. Sementara banyak dari AC pengkondisian udara di dalam terminal berasal
dari lantai, bukan dari langit-langit.
o Dek Kapal Dermaga
Pagar-pagar dilengkungkan ke dalam sepanjang dek dermaga untuk mencegah ruangan terhubung dengan jembatan keberangkatan. Jembatan-
jembatan keberangkatan itu dibutuhkan untuk memperbolehkan para penumpang secara aman berangkat dan mendarat dari kapal yang sedang berlabuh.
o Fasilitas CIQ plaza CIQ
Fasilitas CIQ Custom, Immigration, Quarantine untuk para penumpang yang mendarat dari kapal pesiar asing dibutuhkan untuk langsung menuju melalui
prosedur CIQ beacukai pabean, Imigrasi, Karantina, dengan luasan area kurang
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
54
Gambar 2.21. Area CIQ Terminal Sumber : Google.com 8 Maret 2012
Gambar 2.22. Aula Osanbashi Sumber : Google.com 8 Maret 2012
Gambar 2.23. Area Pengamatan ke luar Sumber : Google.com 8 Maret 2012
lebih 3.000 m
2
. Ban berjalan disediakan di kedua sisi dari plaza yang dapat mengirimkan barang bawaan penumpang, yang mana dibongkar dari kapal-kapal ke
area apron di lantai satu, melalui fasilitas CIQ untuk diperiksa. Meja pemeriksaan, stasiun, partisi dan peralatan pemeriksaan lainnya di
dalam plaza CIQ didesain agar menggunakan sistem roda sehingga dapat dipindahkan dengan mudah ke ruangan yang lain. Hal ini memungkinkan plaza
dapat diubah menjadi ruang serba guna yang besar ketika tidak digunakan sebagai area inspeksi.
o Ruang Aula Osanbashi
Ruang serba guna osanbashi terletak di ujung lantai dua. Melalui dinding kaca yang besar, dapat diamati kedatangan kapal ataupun meninggalkan pelabuhan dan
menikmati indahnya pemandangan dari teluk. Dengan ketinggian plafond mencapai 6-8m dan area seluas 200 m
2
, aula osanbashi dapat digunakan sebagai tempat dari berbagai peristiwa-peristiwa, seperti pertemuan perkuliahan, pertunjukan pameran,
pesta dan pernikahan. Yang mana juga terdapat restoran di samping Shinko yang menghadap gudang brewarna merah bata.
o Area pengamatan dinding dengan lapisan kaca
Ruang interior dipisahkan dengan dek dermaga kapal pesiar dengan menggunakan
dinding pelapis kaca yang terbuat dari kaca tempered setipis 19mm. Dinding pelapis
kaca secara kokoh dipasang di bawah, tapi tidak di atas untuk menghindari efek
benturan dari rangka baja ketika terjadi gempa bumi. Mereka dipasang miring di luar
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
55
Gambar 2.24. Lounge Area Duduk dan Tunggu Sumber : Google.com 8 Maret 2012
Gambar 2.25. Toko Retail dan Restoran Sumber : Google.com 8 Maret 2012
Gambar 2.26. Plaza atas Dengan Konsep Green Sumber : Google.com 8 Maret 2012
sejauh sembilan derajat pada bagian Yamashita dan satu derajat pada bagian Shunko.
o Lounge atau Ruang Duduk
Para pengunjung ke dalam terminal secara besar-besaran, membutuhkan untuk bersantai di dalam lobi setelah menikmati pemandangan yang luar biasa dari
pelabuhan, ataupun menonton kapal pesiar yang datang dan pergi melalui dinding kaca.
o Toko Retail dan Restoran
Terdapat tujuh buah toko retail yang menawarkan berbagai variasi souvenir dan barang-barang yang mencerminkan kota Yokohama dan Jepang, sementara
kafe restoran dengan pemandangan ke pantai dan sebuah restoran yang dipenuhi dengan pemandangan panorama malam dari pelabuhan terletak di ujung terminal
ini.
Lantai atas, meliputi :
o Plaza atas
Lantai atas dibuka selama 24 jam, sebuah ruang terbuka yang dilengkapi dengan dek kayu dan taman rumput alami. Ketinggian bangunan dijaga agar tetap
berada pada level serendah mungkin maksimum 15 m untuk mempertinggi
pemandangan kapal. Kapal-kapal pesiar yang berlabuh di terminal dapat dilihat dari
pulau utama,
dan penumpang
keberangkatan dapat
menikmati pemandangan
tanpa halangan
dari pelabuhan dan kota.
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
56
Gambar 2.28. Dek Dermaga Pengunjung Sumber : Google.com 8 Maret 2012
Gambar 2.27. Plaza Acara-Acara Outdoor Sumber : Google.com 8 Maret 2012
Plaza atas merupakan salah satu lokasi terbaik untuk menikmati pemandangan dari daerah tepi air Yokohama. Pada hari cerah, dapat terlihat gunung Fuji.
Pemandangan malam hari di sini merupakan yang terbaik juga, seperti gudang dengan warna merah bata, pencakar langit Minato Murai 21, menara air, Hikawa-
maru dan pelabuhan teluk. o
Plaza Acara-acara Outdoor Ruang di dekat pintu masuk aula Osanbashi dapat digunakan sebagai sebuah
panggung untuk acara-acara tertentu seperti konser mini dan pertunjukan dansa, dengan tangga di sekelilingnya berfungsi sebagai tempat duduk penonton.
o Dek dermaga Pengunjung
Pada bagian atap, dek dermaga pengunjung disediakan di kedua sisi untuk para pengunjung untuk menyambut kedatangan kapal pesiar ataupun untuk melihat
turunnya para penumpang. Terminal dapat secara bersama-sama menampung dua kapal pesiar seberat 70.000 ton, atau empat kapal seberat 30.000 ton.
II.3.4.2. The Port of Kobe 2006
9
Pelabuhan Kobe terletak di kaki gunung Rokko dengan view ke segala arah, sehingga disebut sebagai pelabuhan dengan pemandangan yang begitu atraktif,
terletak di area pusat jepang yang dikelilingi kota Tokyo, Yokohama, Nagoya, Kyoto, Osaka, Hiroshima, Fukuoka, and kota metropolitan lainnya menjadikannya sebagai
pelabuhan strategis dengan keuntungan akses dari segala arah. Pelabuhan Kobe ini sendiri memiliki dua pelabuhan terminal yang eksklusif
untuk kapal pengunjung, yang pertama ialah Naka Pier Cruise terminal, yang
9
http:www.kobe-meriken.or.jp
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
57
Gambar 2.29. Pemeriksaan Pabean Naka Sumber : Google.com 9 Maret 2012
Gambar 2.30. Pemeriksaan Imigrasi Naka Sumber : Google.com 9 Maret 2012
Gambar 2.31. Pemeriksaan Kesehatan Naka Sumber : Google.com 9 Maret 2012
Gambar 2.32. Lobi Keberangkatan dan Masuk Sumber : Google.com 9 Maret 2012
ditransformasikan dari Pelabuhan Naka sebelumnya menjadi terminal perlabuhan internasional yang dilengkapi dengan fasilitas CIQ custom, immigration,
Quarantine pada januari 2006, Naka Pier Cruise terminal sendiri dapat melayani kapal-kapal penumpang medium 50,000 GT class. Sebagai tambahan, jembatan
penghubung baru dari pelabuhan naka menyediakan akses yang mudah untuk orang cacat.. Berikut adalah fasilitas yang disediakan di dalamnya :
Custom Clearance pemeriksaan pabean Immigration Clearance pemeriksaan imigrasi
Quarantine Clearance pemeriksaan kesehatan karantina Departure Entry Lobby Lobi Keberangkatan dan Masuk
Passenger Terminal Lobby Lobi Terminal Penumpang Boarding Bridge Jembatan penyeberangan
Arrival Lobby Lobi Kedatangan
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
58
Gambar 2.33. Lobi Terminal Penumpang Sumber : Google.com 9 Maret 2012
Gambar 2.34. Jembatan Penyeberangan Naka Sumber : Google.com 9 Maret 2012
Gambar 2.35. Lobi Kedatangan Terminal Sumber : Google.com 9 Maret 2012
Gambar 2.36. Denah Terminal Penumpang Naka Sumber : Google.com 9 Maret 2012
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
59
Gambar 2.37. Bangunan Terminal Penumpang Kobe Sumber : Google.com 9 Maret 2012
Gambar 2.38. Pemeriksaan Pabean Kobe Sumber : Google.com 9 Maret 2012
Gambar 2.39. Pemeriksaan Imigrasi Kobe Sumber : Google.com 9 Maret 2012
Gambar 2.40. Pemeriksaan Kesehatan Kobe Sumber : Google.com 9 Maret 2012
Sementara yang kedua adalah pelabuhan Port Kobe, yang dilengkapi dengan fasilitas terbesar dari jepang bagian barat. Kedua terminal pelabuhan memiliki
jembatan penghubung, yang menghubungkan kapal-kapal dengan bangunan pelabuhan untuk memastikan keamanan dan kenyamanan dari naik dan turunnya
penumpang, walaupun cuaca basah. Berikut adalah fasilitas yang disediakan di dalam terminal Kobe :
Custom Clearance pemeriksaan pabean Immigration Clearance pemeriksaan imigrasi
Quarantine Clearance pemeriksaan kesehatan karantina Lobi terminal lantai satu, dua, tiga
Jembatan penyeberangan Tourist Information Center pusat informasi turis
Parking Parkir
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
60
Gambar 2.41. Lobi Terminal Lantai 1 Kobe Sumber : Google.com 9 Maret 2012
Gambar 2.42. Lobi Terminal Lantai 2 Kobe Sumber : Google.com 9 Maret 2012
Gambar 2.43. Lobi Terminal Lantai 3 Kobe Sumber : Google.com 9 Maret 2012
Gambar 2.44. Jembatan Penyeberangan Kobe Sumber : Google.com 9 Maret 2012
Gambar 2.45. Pusat Informasi Turis Kobe Sumber : Google.com 9 Maret 2012
Gambar 2.46. Area Parkir Outdoor Kobe Sumber : Google.com 9 Maret 2012
Pelabuhan Kobe port ini memiliki total enam tempat berlabuh di kedua sisi pelabuhan Shinko nomor empat, termasuk sampai kedalaman dua belas meter.
Yang dapat melayani berbagai variasi dari kapal penumpang, termasuk kapal dengan kelas 150,000 GT. Kobe port sendiri menghubungkan pusat kota dengan
terminalnya dalam waktu hanya lima menit.
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
61
Gambar 2.47. Denah Terminal Kobe Lantai Satu Sumber : Google.com 9 Maret 2012
Gambar 2.48. Denah Terminal Kobe Lantai Dua Sumber : Google.com 9 Maret 2012
Pelabuhan Kobe menjadi tidak tergantikan sebagai salah satu pelabuhan tujuan balik oleh kapal-kapal di Asia karena memiliki terminal pelabuhan yang
fungsional, yang dapat menangani perpindahan para penumpang sampai dengan lebih dari 40.000 orang. Sebagai tambahan, pelabuhan Kobe memiliki akses yang
baik menuju Bandara udara internasional Kansai KIX dan bandara domestik Kobe.
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
62
Gambar 2.49. Denah Terminal Kobe Lantai Tiga Sumber : Google.com 9 Maret 2012
II.3.5. Perbandingan Dan Kesimpulan Studi Banding Proyek Sejenis
No. Bangunan
Penerapan
1.
Osanbashi Yokohama
Internationa l Passanger
Terminal 1.Aplikasi konsep terminal pelabuhan sebagai ruang
terbuka taman kota, di mana para pengunjung diberikan kebebasan memilih rute menuju dermaga
2.Konsep ruang tanpa struktur utama kolom ekspos memberikan kesan ruang terbuka di dalam bangunan
dengan ketinggian lobi dan atap yang dijaga tetap rendah agar view dari kapal tetap ada, dengan jembatan
keberangkatan sebagai penghubung 3.Konsep ruang aula, retail, dan ruang terbuka maupun
parkir pengunjung untuk acara-acara tertentu yang dapat disewakan ke pengelola
4.Sistem tangga sebagai trasnportasi vertikal dan horizontal ditiadakan, diganti dengan sistem ramp berjalan dan
elevator yang memudahkan pengunjung dengan kelainan fisik cacat
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
63
2.
The Port of Kobe
1.Mengaplikasikan sistem dua terminal penumpang dalam satu pelabuhan besar, meliputi Naka dan Kobe, yang mana
Naka melayani Pesiar dan Kobe melayani kapal biasa 2.Menggunakan sistem jembatan penghubung antara
bangunan terminal dan kapal secara langsung, sehingga tidak terpengaruh oleh faktor cuaca
3.Memaksimalkan letak lokasi terminal penumpang laut yang berdekatan antara kota dan terminal bandara
udaranya
Dari studi banding yang telah dibahas diatas, dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu :
1. Proyek terminal penumpang kapal laut tidak hanya harus memperhatikan
faktor sirkulasi dan ruang di dalamnya, tapi juga mencakup bagaimana memberikan konsep yang nyaman tidak hanya pada penumpang biasa, tapi
juga penumpang dengan kelainan fisik cacat, seperti pembuatan ramp 2.
Aplikasi ruang di dalam terminal tidak hanya terpusat pada area tunggu, keberangkatan maupun service, tapi juga dapat dijadikan sebagai area
pendukung yang dapat digunakan ataupun disewakan sewaktu-waktu, seperti ruang serba guna, maupun retail komersial yang tidak mengganggu aktivitas
utama keberangkatan dan kedatangan pengunjung 3.
Ruang utama terpenting dalam terminal penumpang ini meliputi fasilitas CIQ Custom, Immigration, Quarantine, dan sirkulasi di dalamnya, di mana harus
memungkinkan pembedaan zona pengunjung dan penjemput yang baik, serta fasilitas pengangkutan yang baik seperti service gudang dan barang.
Tabel 2.3. Perbandingan dan Kesimpulan Studi Banding Proyek Sejenis Sumber : Olah Data Sendiri
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
64
BAB III. ELABORASI TEMA
III.1. Pengertian Arsitektur Metafora
Tema arsitektur yang akan digunakan dalam proyek “Belawan International Port Passanger Terminal ialah “Arsitektut Metafora “.
Arsitektur Metafora berasal dari kata “Arsitektur” , dan “Metafora”, yang memiliki pengertian sebagai berikut :
III.1.1. Arsitektur
“Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arsitektur mempunyai arti seni
bangunan, gaya bangunan. Arsitektur adalah seni dan keteknikan bangunan, digunakan untuk memenuhi keinginan praktis dan ekspresif dari manusia-
manusia beradab.
Menurut James C. Snyder, Anthony J. Catanesse, dalam buku Pengantar Arsitektur
10
, bahwa: Arsitektur : lingkungan buatan yang mempunyai bermacam-macam kegunaan melindungi manusia dan kegiatan-kegiatannya
serta hak miliknya dari elemen, dari musuh, dan dari kekuatan-kekuatan adikodrati, membuat tempat, menciptakan suatu kawasan aman yang
berpenduduk dalam dunia fana dan cukup berbahaya, menekankan sosial dan menonjolkan status.
Menurut Le Corbusier, Arsitektur adalah pengaturan massa yang dilakukan
dengan tepat, penuh pemahaman dan magnifisien. Massa itu disatukan dan ditonjolkan dalam suatu penyinaran cahaya, kubus, kerucut, silinder, piramid,
yang merupakan bentuk-bentuk primer yang kegunaannya jelas. Oleh adanya penyinaran cahaya, massa tersebut merupakan bentuk yang paling indah.
Menurut Louis I Khan. Arsitektur ialah pemikiran-pemikiran yang matang dalam pembentukan ruang. Pembaharuan arsitektur secara menerus disebabkan adanya
perubahan konsep ruang.
10
James C. Snyder, Anthony J. Catanese, „Pengantar Arsitektur‟
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
65
III.1.2. Metafora
Istilah metafora berasal dari bahasa Yunani metapherein Latin: metafora, Inggris: metaphor, Perancis: metaphore
. ”Meta” dapat diartikan sebagai memindahkan atau berhubungan dengan
perubahan. ”pherein” berarti mengandung atau memuat. Secara etimologi metafora menunjukkan pemindahan transfer
sesuatu yang dikandungnya makna. Arti leksikal dari Metafora adalah kiasan. Pengertian lain adalah looking at the abstraction melihat hubungan antar hal secara
abstrak. Berikut pengertian metafora dari berbagai sumber :
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, Metafora memiliki pengertian secara bahasa kiasan adalah “kiasan, per-umpama-an, suatu bentuk pengandaian
atau menyatakan sesuatu dengan na ma atau istilah lain”.
Menurut Anthony C. Antoniades, 1990 dalam ”Poethic of Architecture”
11
, metafora adalah suatu cara memahami suatu hal, seolah hal tersebut sebagai
suatu hal yang lain sehingga dapat mempelajari pemahaman yang lebih baik dari suatu topik dalam pembahasan. Dengan kata lain menerangkan suatu
subyek dengan subyek lain, mencoba untuk melihat suatu subyek sebagai suatu yang lain.
Menurut James C. Snyder, dan
Anthony J. Cattanese dalam “Pengantar Arsitektur
”, metafora mengidentifikasikan pola-pola yang mungkin terjadi dari hubungan-hubungan paralel dengan melihat keabstrakannya, berbeda
dengan analogi yang melihat secara literal.
Menurut Charles Jenks, dalam ”The Language of Post Modern Architecture”
12
, metafora sebagai kode yang ditangkap pada suatu saat oleh pengamat dari
suatu obyek dengan mengandalkan obyek lain dan bagaimana melihat suatu bangunan sebagai suatu yang lain karena adanya kemiripan.
Menurut Geoffrey Broadbent, 1995 dalam buku “Design in Architecture”
13
, transforming : figure of speech in which a name of description term is
transferred to some object different from. Dan juga menurutnya pada metafora pada arsitektur adalah
merupakan salah satu metod kreatifitas yang ada dalam desain spektrum perancang.
Pengertian metafora secara umum berdasarkan
Oxford Learner‟s Dictionary :
11
Anthony C. Antoniades 1990, „Poethic of Architecture‟
12
Charles Jenks „ The Language of Post-Modern Architecture, 4
th
ed ‟
13
Geoffrey Broadbent 1995, „Design In Architecture‟
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
66 o
A figure of speech denoting by a word or phrase usually one kind of object or idea inplace of another to suggest a likeness between them
o A figure of speech in which a term is transferred from the object it
ordinarily designates to on object it may designate only by implicit comparison or analogies
o A figure of speech in which a name or quality is attributed to something
to which it isnot literally applicable o
The use of words to indicate something different from the literal meaning
III.1.3. Arsitektur Metafora
Arsitektur Metafora kemudian lebih lanjut dapat diartikan dalam tiga kategori sebagai berikut :
Intangible Metaphor Metafora Abstrak
Yang termasuk dalam kategori ini misalnya suatu konsep, sebuah ide, kondisi manusia atau kualitas-kualitas khusus individual, naturalistis, komunitas, tradisi dan
budaya. Rancangan arsitektur yang mengacu kepada hal-hal yang bersifat abstrak dan tidak dapat dibendakan, misalnya: sosial, budaya, kondisi manusia. Rancangan
arsitektur yang menggunakan metafora ini adalah Nagoya City Art Museum karya Kisho Kurokawa yang membawa unsur sejarah dan budaya didalamnya.
Tangible Metaphors Metafora Konkrit
Dapat dirasakan dari suatu karakter visual atau material. Rancangan arsitektur yang mengacu kepada benda-benda nyata dan dapat dirasakan secara
visual. Rancangan yang menggunakan metafora ini adalah Stasiun TGV karya Calatrava yang menerjemahkan bentuk burung terbang kedalam bangunan.
Combined Metaphors Penggabungan antara keduanya
Dimana secara konsep dan visual saling mengisi sebagai unsur-unsur awal dan visualisasi sebagai pernyataan untuk mendapatkan kebaikan kualitas dan
dasar. Rancangan arsitektur yang memiliki metafora abstrak dan konkrit didalamnya. Rancangan arsitektur yang menggunakan metafora ini adalah EX
Plaza Indonesia karya Budiman Hendropurnomo yang menjadikan gaya kinetik pada sebuah mobil sebagai konsepnya, yang diterjemahkan menjadi gubahan masa
lima kotak yang miring sebagai ekspresi gaya kinetik mobil, kolom-kolom penyangganya sebagai ban mobil.
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
67 Arsitektur yang berdasarkan prinsip-prinsip Metafora, pada umumnya dipakai
jika : 1.
Mencoba atau berusaha memindahkan keterangan dari suatu subjek ke subjek lain.
2. Mencoba atau berusaha untuk melihat suatu subjek seakan-akan sesuatu hal
yang lain. 3.
Mengganti fokus penelitian atau penyelidikan area konsentrasi atau penyelidikan lainnya dengan harapan jika dibandingkan atau melebihi
perluasan kita dapat menjelaskan subjek yang sedang dipikirkan dengan cara baru.
Kegunaan penerapan Metafora dalam Arsitektur sebagai salah satu cara atau metode sebagai perwujudan kreativitas Arsitektural, yakni sebagai berikut :
1. Memungkinkan untuk melihat suatu karya Arsitektural dari sudut pandang
yang lain. 2.
Mempengaruhi untuk timbulnya berbagai interprestasi pengamat. 3.
Mempengaruhi pengertian terhadap sesuatu hal yang kemudian dianggap menjadi hal yang tidak dapat dimengerti ataupun belum sama sekali ada
pengertiannya. 4.
Dapat menghasilkan Arsitektur yang lebih ekspresif. Metafora atau kiasan pada dasarnya mirip dengan konsep analogi dalam
arsitektur, yaitu menghubungkan di antara benda-benda. Tetapi hubungan ini lebih bersifat abstrak ketimbang nyata yang biasanya terdapat dalam metode analogi
bentuk. Perumpamaan adalah metafora yang menggunakan kata-kata senada dengan “bagaikan” atau “seperti” untuk mengungkapkan suatu hubungan. Metafora
dan perumpamaan mengidentifikasi pola hubungan sejajar. Charles Moore, dalam
suatu pembahasan tentang hal menarik hatinya, mengemukakan bahwa ia ingin agar bangunan-bangunan menyerupai batu alam. Metafora itu dikembangkannya
dalam suatu scenario singkat: Di Pulau St. Simon, Georgia, Kondominium-kondominium dekat pantai
melakukan sesuatu untuk menanggapi citra bagai batu alam ini. Dalam hal ini terjadi dialog antara konteks lingkungan dengan bangunan yang dibangun. Rupanya
ini adalah sebuah perkebunan Georgia tua, tapi sangat besar, di bagian dalam maupun luarnya terdiri dari sekumpulan tembok yang berwarna cerah dan meriah
yang sangat dekoratif dalam sebuah ruang interior. Batu alam adalah metafora
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
68 konseptual yang mengemukakan bagaimana bangunan dapat mempunyai dua citra
sekaligus. Bila dipandang dari luar, bangunan tersebut memiliki citra yang mungkin senada dengan alam sekitar. Ia dapat mempunyai citra yang berlainan di dalam
bangunan. Bagaikan suatu lingkungan yang menghibur, eaterikal, dan dramatis yang cocok untuk daerah peristirahatan.
Contoh-contoh lain tentang metafora meliputi daftar provokatif definisi-definisi dan penjelasan-penjelasan tentang berbagai aspek arsitektur. Definisinya tentang
arsitektur sendiri adalah suatu perumpamaan. Arsitektur bagaikan Kristal. Metafora- metafora lain yang dibahas di bukunya, In Praise of Architecture meliputi, “Obelisk
adalah sebuah teka- teki”, “sumber adalah suatu suara”, “Kamar adalah suatu
dunia”, “Pintu adalah suatu undangan”, “Deretan kolom adalah sebuah paduan suara”, “Rumah adalah suatu mimpi.” Hal ini dibuktikan oleh beberapa arsitek dalam
merancang karyanya. Sebut saja Mario Botta, Daniel Libeskind, dan Jean Nouvel.
Kalau dalam negeri kita mengenal M. Ridwan Kamil dan Adi Purnomo yang pernah menggunakan metafora dalam perancangan karya arsitekturnya.
Mario Botta dalam karyanya The Botta Berg Oase, Arosa-Switzerland menunjukkan metafora tentang tubuh dan semesta. Bangunan ini adalah sebuah
spa center yang terletak di sebuah kawasan pegunungan di Switzerland. Di sekelilingnya adalah hutan pinus dan cemara. Ia membuat sedemikian rupa
bangunannya sehingga terlihat seakan-akan menyatu dengan hutan pinus dan cemara di sekitarnya. Permainan material kaca dan baja, lalu diramu seperti “daun”
m enjadi bahasa metaforis untuk menjawab dari satu sisi manusia “costumer
service”. Di tempat itu manusia seakan-akan diberi kesempatan untuk mengenali tubuhnya sendiri, menikmati teknologi dan menikmati alam pegunungan yang indah.
Pada kasus lainnya dapat kita lihat pada Jewish Museum di Berlin yang dirancang oleh Daniel Libeskind. Dalam perancangannya sang arsitek menekankan
filosofi “Yang terpenting dari segala hal adalah bagaimana kau mendapatkan pengalaman dari ruang itu sendiri. Ini membuat orang untuk memunculkan segala
macam intepretasi.” Libeskind menginginkan pengunjung mendapatkan pengalaman baru saat memasuki museum layaknya sebuah petualangan.
Perjalanan di dalam museum dikiaskan menjadi sebuah petualangan yang mengesankan. Semua itu ditransformasikan ke dalam konfigurasi ruangan yang
berbentuk zig-zag. Ini dimaksudkan agar pengunjung tersesat dan mengalami sensai petualangan yang sama ketika bangsa Yahudi diusir dan kehilangan arah
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
69 tujuan saat terjadinya peristiwa Holocaust oleh Nazi Jerman. Inovasi si Arsitek yang
mendesain sirkulasi denah yang extra-ordinary mengakibatkan museum ini kehilangan tipologinya dari segi sirkulasi. Pengunjung yang datang tidak akan dapat
merasakan suasana layaknya museum saat berada di dalam ruangan, akan tetapi pengunjung akan mendapatkan nuansa pengalaman baru dengan keunikan
museum tersebut. Contoh lain pada perancangan Metafora dalam arsitektur adalah New Louvre
Museum di Abu Dabhi yang dirancang oleh Jean Nouvel. Ia melakukan pendekatan metafora yang mengibaratkan museum seperti ruang di dalam hutan. Secara
eksterior museum ini tidak terlihat seperti hutan, akan tetapi bila masuk ke dalamnya ruang yang tercipta di dalamnya sangat puitis. Skylight yang dirancang
memasukkan sinar matahari alami menembus ruangan dan memberikan kesan seperti di dalam hutan. Ini memberikan terobosan baru dalam perancangan
museum. Dimana bila sebelumnya, penekanan museum lebih ditekankan pada aspek sirkulasi ataupun penataan barang yang akan di-display, Jean Nouvel
membuat sebuah terobosan baru dengan menciptakan ruang yang metaforis dan puitis agar tercipta suasana yang “khusyuk” dalam menikmati kunjungan di dalam
museum.
Di Indonesia sendiri, penggunaan metode metafora pernah digunakan M.Ridwan Kamil dalam merancang Museum Tsunami di Nanggroe Aceh
Darussalam. Konsep besarnya adalah “Rumoh Aceh as a ascape hill”. Ia mengibaratkan museum sebagai rumah panggung yang dapat menyelamatkan diri
para penduduk Aceh bila sewaktu-waktu terjadi Tsunami. Di dalamnya juga menceritakan dan mengajak kita untuk merasakan suasana
saat Tsunami terjadi. Di awali dengan pintu masuk yang “menekan” perasaan pengunjung dengan luasan yang sempit dan di dindingnya terdapat air yang
mengalir water wall seolah-olah pengunjung dibawa masuk ke dalam dasar laut yang amat dalam. Lalu masuk ke dalam galeri pertama yang memuat data-data
tentang Tsunami. Ruangan ini terletak di bawah reflecting pool dari public park yang dimiliki oleh museum Tsunami ini. Ruangan ini memberikan kesan suram dimana
pengunjung seakan-akan berada benar-benar di dasar laut. Dengan penggunaan langit-langit kaca membuat cahaya temaram dari atas yaitu reflecting tadi
menambah kesan dramatis pada ruang ini. Pada perjalanan terakhir dihadapkan pada ruangan yang menampilkan nama-nama korban Tsunami yang ditulis pada
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
70 dinding yang berebntuk silinder yang menjulang ke atas. Pada puncaknya terdapat
kaligrafi Allah yang berpendar dan ini ditujukan untuk menambah kesan sakral. Ini bermakna bahwa akhir perjalanan manusia berada pada tangan Tuhan dan tidak
ada yang dapat menghindar dari kematian. Melalui metafora, seseorang bisa mengaplikasikan pengetahuan dan
interpretasi yang dimengarti untuk kasus nama pengganti dalam satu pekerjaan seseorang. Yang melihat dan menilai serta menikmati suatu karya arsitektur adalah
pengguna, pengamat, dan pengkritisi. Merekalah yang dapat mengukur sejauh mana tema metafora diterapkan ke dalam bangunan dan apakah metafora yang
dimaksud oleh perancang sama dengan metafora yang dilihat oleh pengguna. Melalui metafora, terutama ketika dia dicapai dengan teknik penggantian
konsep, seseorang bisa mengaplikasikan pengetahuan dan interpretasi yang telah dimengerti untuk kasus nama pengganti dalam satu pekerjaan seseorang
Antoniades, 1992. Yang melihat dan menilai serta menikmati suatu karya arsitektur adalah pengguna, pengamat, dan pengkritisi. Merekalah yang dapat
mengukur sejauh mana tema metafora diterapkan ke dalam bangunan dan apakah metafora yang dimaksud oleh perancang sama dengan metafora yang dilihat oleh
pengguna. Metafora yang baik adalah yang tidak bias ditemukan oleh pengguna atau kritikus. Dalam hal ini metafora merupakan „rahasia kecil‟ pencipta
Antoniades, 1992.
Begitulah metafora dalam arsitektur yang mengibaratkan arsitektur sebagai sebuah bahasa yang dapat mengandung sebuah pesan di dalamnya. Ketika kata
dan imajinasi tidak mampu lagi menyampaikan pesan, arsitektur dalam bahasa metafora menjawabnya dengan bentuk, ruang dan fungsi.
III.1.4. Interpretasi Tema
Tema yang digunakan dan diterapkan pada perancangan proyek “ Belawan International Port Passanger Terminal” ialah Metafora, yang dipilih untuk
menciptakan suatu bangunan yang mampu memberi kesan “selamat datang” melalui kesan dan citra dari bangunan pelabuhan terminal yang mana harus dapat
menggambarkan karakteristik kota Belawan yang terletak di Mdan, Sumatera Utara.
Selanjutnya desain pelabuhan penumpang Belawan internasional ini dihadapkan pada penentuan makna yang akan diterjemahkan ke dalam bentuk dan
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
71 fungsi bangunan sebagai sebuah gerbang kota. Artinya setiap orang yang datang
berkunjung ke kota Medan melalui jalur laut, akan melewati pelabuhan kota Belawan sebagai gerbang penyambut, atau dengan kata lain kesan pertama ketika
tiba di kota Medan, sehingga bisa menjadikan suatu daya tarik terhadap pengunjung yang jenuh akan perjalanan panjang mereka dari laut.
Karena itu, dari ketiga pengertian metafora intangible metaphor, tangible metaphor, dan combined methapor, maka Tangible methapor dipilih dalam
menerapkan tema proyek “Belawan International Port Pasanger Terminal” karena tidak memaksakan bentuk sebagaimana ekspresionisme perancang, melainkan
lebih lanjut menyesuaikan dengan fungsi dan makna dari karakteristik objek yang dipakai sebagai metafora secara tidak langsung. Perlu ditekankan di sini, bangunan
arsitektur yang menekankan metafora jenis ini akan dapat berbeda tafsirannya menurut pengamat yang berbeda. Dengan demikian pengamat akan ingat dan lebih
mengenal bangunan ini karena citra yang ditunjukkan oleh bangunan ini ditafsirkan sendiri olehnya
Berdasarkan uraian diatas, interprestasi tema metafora architecture akan dijelaskan melalui tahap-tahapan desain dalam proses metafora melalui pemaknaan
karakteristik daerah yang diartikan ke dalam suatu bentuk dan fungsi bangunan yang dituangkan ke dalam media. Tentunya keterhubungan-keterhubungan antara
makna metafora dan bentuk fungsi bangunan dalam media harus dapat menjawab permasalahan
– permasalahan desain pelabuhan yang muncul kemudian.
III.1.5. Studi Banding Tema Sejenis III.1.5.1. Chapelle Notre Dame du Haut Ronchamp
– Le Corbusier
Notre Dame du Haut merupakan master piece dari Le Corbusier yang dibangun pada tahun 1955. Bangunan ini berupa kapel yang dibuat tanpa
mementingkan prinsip kebebasan, melainkan mementingkan kemurnian alam. Kapel ini terletak di atas kaki bukit di pegunungan Vosges. Secara keseluruhan,
bentuk bangunan dikatakan sederhana karena bangunan terbentuk dari bidang atap dan dinding masif dari beton kasar sehingga memberikan citra berani tetapi
sederhana. Dikatakan rumit karena bangunan tidak seperti kapel pada umumnya, pertemuan
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
72 bidang dinding dan atap tersusun secara diagonal membentuk perbedaan yang
sangat kontras. Pada bagian depan dinding bagian selatan dan timur yang cekung seakan
tertarik ke suatu titik tertentu di bawah atap yang menggantung over hang yang sangat lebar. Sedang pada bagian belakang, dinding utara dan barat berbentuk
melengkung hingga ke menara tanpa atap. Antara utara dan barat dipersatukan dengan sebuah pintu di antara dinding yang melengkung. Sedangkan pada bagian
dalam, ruangan berbentuk segi empat yang tidak teratur memanjang ke tenggara sampai ke altar. Pada rancangan kapelnya, Le Corbusier memadukan potensi-
potensi alam pada daerah tersebut dengan makna-makna religius Kristiani sehingga
Gambar 3.1. Perspektif Suasana Notre Dame du Haut Sumber : Google.com 2 Maret 2012
Gambar 3.2. View Selatan Notre Dame du Haut Sumber : Google.com 2 Maret 2012
Gambar 3.3. View Utara Notre Dame du Haut Sumber : Google.com 2 Maret 2012
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
73 bentuknya mengandung banyak arti dan memberi bermacam-macam simbol.
Sudut dinding yang menjorok ke atas diasumsikan sebagai haluan kapal. Atapnya diibaratkan sebagai perahu Nabi Nuh yang miring pada sisinya yang
menyelamatkan umat manusia dari air bah. Kapel yang merupakan perpaduan gaya purbakal dan gaya Kristian ini menggunakan sistem struktur dinding pemikul dan
atapnya merupakan suatu struktur rongga yang ditopang sebagian kolomnya dan sebagian lagi menopang pada blok di puncak dinding.
Pada bagian interior kapel, dinding, atap dan lantainya membentuk kurva menuju altar, mengikuti bentuk alami dari lembah. Bentuk kompleksnya bermula
dari tema parabola yang terdapat pada
dinding timur untuk memantulkan
suara dari laur altar kembali
ke lembah. Bentuk geometri
dari bangunan ini didapat
dari gaya bangunan Le
Corbusier terdahulu yaitu fractal
dan bentuk-bentuk
alami yang membuat Ronchamp
menjadi bangunan post-modern pertama.
Gambar 3.4. Suasana Ruang Umat Sumber : Google.com 2 Maret 2012
Gambar 3.5. Interior di Dalam Notre Dome Sumber : Google.com 2 Maret 2012
Gambar 3.6. Interpretasi Terhadap Notre Dome Sumber : Google.com 2 Maret 2012
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
74
Gambar 3.8. Detail Atap Beton Precast Sumber : Google.com 2 Maret 2012
III.1.5.2. Sydney Opera House – Jorn utzon
Sydney Opera House berdiri di atas tanah seluas 2,2 Ha dan luas bangunan 1,8 Ha dengan bentang bangunan 185 m x 120 m dan ketinggian atap mencapai 67
meter di atas permukaan laut. Atap terbuat dari 2194 bagian beton precast yang masing-masing seberat
15,5 ton. Selain
dapat dikategorikan
berdasarkan kiasan obyeknya, sebuah karya arsitektur bisa memiliki multi-
interpretasi bahasa metafora bagi yang melihatnya. Sydney Opera House adalah
salah satu contohnya. Sydney Opera House dirancang oleh Jørn Utzon,
seorang arsitek kelahiran Denmark.
Gambar 3.7. Bangunan Sydney Opera House Sumber : Google.com 2 Maret 2012
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
75 Setiap orang yang melihat karya arsitektur ini, akan menghasilkan berbagai macam
interpretasi sesuai dengan pikiran masing-masing. Ada yang berpendapat bahwa konsep metafora Sydney Opera House berasal dari cangkang siput atau kerang.
Ada pula yang berpendapat, karya arsitektur ini adalah kiasan layar kapal yang sedang terkembang. Dan ada pula yang berpendapat, bagaikan bunga yang sedang
mekar.
Sydney Opera House ini terletak di atas pelataran menjorok di tepian air, berdampingan dengan pelabuhan di kawasan Benellong Point diatas teluk Sydney
yang dulunya difungsikan sebagai gudang penyimpanan kereta trem oleh Jorn Utzon diubah menjadi suatu mahakarya yang indah dan dikenang sepanjang masa
pada tahun 1957 untuk memenuhi ambisi pemerintah setempat. Bentuknya yang melengkung berwarna putih menggunakan sistem struktur
cangkang shell system selaras dan seolah – olah seperti echo dari pelengkung
jembatan Sydney ini merupakan sistem struktur ruang, dimana dalam hal ini dinding tanpa tiang menyatu dengan atap seperti pada rumah siput. Bentuk dan warna yang
ditampilkan oleh sistem tersebut selain memberikan kesan sesuai dengan lingkungan, yaitu siput binatang laut, didukung oleh lokasinya di tepian air yang
Gambar 3.9. Suasana Sydney Opera House dari laut Sumber : Google.com 2 Maret 2012
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
76 sangat luas terbuka membuat Sydney Opera House terlihat monumental. Sydney
Opera House memiliki lebih dari 1000 ruang yang diantaranya adalah:
Concert Hall, merupakan ruang utama terbesar dengan kapasitas 2679 orang
Opera Theatre, teridir dari 1547 kursi
Drama theatre, dengan kapasitas 544 orang
Playhouse, Studio, reception Hall, Foyer, digunakan untuk seminar, kuliah, dengan kapasitas 398 orang
Lima auditorium, lima studio, empat restaurant, enam bar theatre, 60 ruang
ganti perpustakaan, kantor administrasi dan ruang utilitas.
Atap pada merupakan bentuk metafora dengan menerapkan system shell free form. Dimana bentuk shell yang ada tidak mengikuti pola geometri tetapi terikat
secara structural yang dalam hal ini bentuk geometri tetap ada tetapi bukan merupakan factor utama.
Dalam konteks Sydney Opera House, terdapat 3 unit terpisah, semua beratap rumah siput unit yang besar bertumpuk dengan arah mencuat berlawanan
mengarah ke air dan lainnya ke darat. Unit opera terbesar disediakan 2700 tempat duduk, unit sedikit lebih kecil berdampingan sejajar 1500 tempat duduk dan yang
kecil agak terpisah didepan digunakan untuk restoran dan fasilitas pendukung lainnya.
III.1.5.3. Museum Of Fruit – Itsuko Hasegawa
Museum of Fruit yang berlokasi di Jepang tepatnya di Kota Yamanashi. Bangunan ini didirikan pada tahun 1996, berfungsi sebagai museum dan
greenhouse dengan material baja dan kaca. Pusat pengetahuan ini memiliki tiga
Gambar 3.10. Suasana Interior Theater Sumber : Google.com 2 Maret 2012
Gambar 3.11. Akses Menuju Ruang Dalam Sumber : Google.com 2 Maret 2012
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
77
Gambar 3.12. Tampak Keseluruhan Site Plan Museum Sumber : Google.com 2 Maret 2012
Gambar 3.13. Exterior Bangunan-Bangunan Museum Of Fruit Sumber : Google.com 2 Maret 2012
struktur shell yang terbuat dari baja dengan tinggi sampai 20 meter dan bentang 50 meter yang dihubungkan oleh bangunan bawah tanah.
Kehadiran metafora terlihat pada bangunan yang menjadi
obyek kasus, yaitu Museum of Fruit. Pada bangunan ini, sang
perancang menghadirkan sifat- sifat buah dan bibit dalam bentuk
bangunan. Sehingga
dapat dikatakan
bahwa bangunan
Museum of Fruit ini merupakan perumpamaan Arsitektur sebagai
sebaran bibit dan buah. Bukan hanya bentuk buah atau bibit yang
dimunculkan pada
bentuk arsitektural bangunan ini, tapi jug a
sifat-sifatnya. Hal
inilah yang
membuat bangunan ini dikatakan memiliki tema metafora dan bukannya analogi atau mimesis. Terlebih lagi bentuk
dan sifat buah atau bibit yang diambil tersebut sesuai dengan fungsi bangunannya yaitu sebagai Museum buah-buahan.Jadi dalam pencapaian ide bentuknya, Itsuko
Hazegawa mentransfer sifat-sifat buah dan bibit ke dalam bangunan.
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
78
Gambar 3.14. Tampak Tiga Buah Bangunan Sebagai Bibit Buah Sumber : Google.com 2 Maret 2012
Gambar 3.15. Interior Plaza Bangunan Dalam Sumber : Google.com 2 Maret 2012
Pada Museum of Fruit, perancang mentransfer sifat-sifat dan bentuk dari bibit dan buah-buahan serta tumbuh-tumbuhan yang lain. Itsuko Hasegawa berusaha
menampilkan metafora dari kekuatan serta perbedaan buah-buahan, sebuah landscape purba yangtersembunyi dalam jiwa manusia.
Dia menggunakan bentuk bibit-bibit yang berbeda yang disebar ke tanah dalam penampilan keseluruhan kompleks bangunannya, termasuk dalam
menemukan bentuk denah dari tiga massa utama. Sisi inilah yang merupakan kategori tangible metaphor.
Sedangkan kategori intangible metaphor
tampak pada
gambaran sebuah bibit yang kemudian
tumbuh menjadi
pohon yang
besar yang
ditampilkannya ke dalam salah satu massa yaitu fruit plaza.
Kemudian dia menampilkan kenangan akan matahari tropis
di mana bibit berkecambah pada green house.
Dia juga menggambarkan dunia gen buah-buahan ke dalam rancangan exhibition hall. Kekuatan bibit digambarkan dalam workshop, cerita buah-buahan
tampak pada museum, sementara kekayaan hubungan budaya dan sejarah antara manusia dan buah bisa disimbolkan dengan cara menyebarkan lahan bibit dan
menjadi makmur dalam lingkungan tertentu serta pencampurannya bisa dilihat
sebagai metafora hidup berdampingan dengan damai pada daerah yang
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
79
Gambar 3.16. Tampak Depan Lyon-Satolas TGV Station Sumber : Google.com 2 Maret 2012
bermacam2 di dunia, simbiosis manusia dan binatang, dan pemeliharaan alam. Tampilan keseluruhan bangunan merupakan “new age village”.
III.1.5.4. Lyon - Satolas TGV Station – Santiago
Calatrava
Lyon-Satolas station merupakan stasiun kereta super cepat TGV Train a Grande Vitesse sekaligus bandara internasional di kota Lyon, Perancis Gambar
2.29. Salah satu karya arsitek kenamaan Santiago Calatrava, dengan luasan 495 x 60 m2.
Calatarava terinspirasi oleh sebuah model seperti burung, dengan kaca- kacanya yang menyerupai sayap burung dan baja, di hall utamanya penuh muatan
ekspresi gaya-gaya tarik, dan tekan. Namun bentuk ini ditentang oleh ahli yang berpendapat perluanya ekonomisasi unsur struktur.
Walaupun demikian kekuatan ekspresi kekuatan ekspresi Lyon membuat fasilitas ini menjadi atraksi pariwisata tersendiri. Calatarava memiliki karakter
tersendiri menegenai desain yang ia buat, kemampuannya menyatukan seni mematung dengan prinsip-prinsip struktur fisika bangunan, membuat bangunan
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
80
Gambar 3.17. Model Burung sebagai Metafora Lyon-Satolas TGV Station Sumber : Google.com 2 Maret 2012
yang didesainnya memiliki karakter yang kuat, sehingga memiliki ekspresi tersendiri bagi orang yang melihat dan menggunakannya.
Kedalaman lipatan yang mirip
kepak sayap
memperkokoh kehadiran
empat busur pendukung
yang terlihat amat ringan.
Busur- busur
itu mencembung tepat
di pangkal
“pinggang” beton tunggal
yang membentangi bantalan jalur KA di bawahnya. Sementara itu, rusuk-rusuk baja
memperkuat dinding-dinding jendela yang dibuat vertical berukuran raksasa. Arus sirkulasi pada bangunan ini sangat sederhana. Dari peron kedatangan
kereta api, penumpang bergerak naik ke hall utama. Di sini kita bebas memilih keluar menuju tempat parker atau naik ke lantai mezanin dan berjalan menuju
terminal bandara. Memasuki hall utama akan terlihat mezanin yang menghubungkan stasiun dengan bandara. Kesan kombinasi unsur yang berkesan
ringan dan mengalir pada atap lengkung dilapisi beton tuang di tempat yang membentangi level jalur tiga trave. Dari hall utama penumpang bergerak tepat di
bawah titik pusat atap lengkung lipat untuk mencapai escalator menuju peron. Pergantian dari beton pada bagian bawah ke baja pada bagian atas merupakan hal
yang sangat kompleks hingga pas satu dengan yang lain. Peran arsitektur yang logis dan lugas sangat tercermin dalam karaya
Calatrava ini. Arsitektur yang dimengertinya bukan merupakan sekadar estetika tinggi, namun logika yang melekat pada tektonis konstruksinya, serta material yang
mewujudkannya. Sikap arsitektur seperti ini sama tuanya dengan usia pyramid di Mesir; selalu memiliki prinsip dasar The Art of Building. Tetapi dalam
menginterpretasikannya Calatrava bekerja dengan beton, baja dan kaca, namun
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
81
Gambar 3.18. Expos Struktur Interior Lyon-Satolas TGV Station Sumber : Google.com 2 Maret 2012
seperti kata orang Mesir, kita tidak mempunyai komponen-komponen itu dan membiarkan cahaya menyinarinya.
Dalam mendesain stasiun-bandara ini, Calatrava mempercayai pemahaman berarsitektur yang serupa dengan Frank Lloyd Wright dan Mies Van de Rohe.
Ketepatan dalam menggunakan material dan kekagumannya terhadap teknologi kunci puitisasi pada karyanya. Teknik dan arsitektur yang menyuguhkan The Art of
Construction Pendekatan yang dilakukannya merupakan sintesa artistic dan pragmatic,
sehingga ia mengibaratkan arsitektur sebagai lukisan atau patung. Transformasi dari sesuatu yang Nampak dangkal dipermukaan menjadi sebuah karya seni
bernilai tinggi. Filosofi ini mendasari upaya memasukkan karya arsitektur kedalam warisan budaya.
III.1.5.5. Milwaukee Art Museum-Quadracci Pavillion –
Santiago Calatrava
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
82
Gambar 3.19. Exterior Suasana Milwaukee Art Museum Sumber : Google.com 2 Maret 2012
Museum Seni Milwaukee di desain oleh Santiago Calatrava pada tahun 2001. Bangunan ini merupakan bangunan yang pertama kali didesain Calatrava di
Amerika Serikat. Bangunan yang ini tidak hanya menggambarkan perluasan ruang untuk Museum Seni Milwaukee, tapi juga untuk menampilkan gambaran baru daru
museum ini, dan perluasan untuk Kota Milwaukee.
Quadracci Pavilion secara teknik merupakan sebuah perluasan Gedung Eero Saarinen‟s War Memorial di depan Danau Michigan di Milwaukee. Calatrava
mengajukan desain di depan danau. Hal itu membentuk hubungan antara Kota
Milwaukee dengan Danau Michigan dan perluasan Jalan Wisconsin hampir ke danau. Perluasan bangunan Calatrava dengan memanfaatkan pencahayaan alami
dan terbuka sehingga dapat melihat view danau dari dalam gedung. Selasar penghubung yang rendah dan transparan sehingga terjadi penghubung bangunan
yang baru dan bangunan yang lama secara lamai. Walaupun jembatan gantung yang menghubungkan pavilion ke Kota
Milwaukee sangat spektakuler dalam pandangan kita, selasar pusat dengan sayap brise soleil-nya yang bias terbuka dan terkatup merupakan pusat keindahan
bangunan tersebut. Pendepat orang tentang hal itu dapat beragam, orang bias
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
83
Gambar 3.20. Sayap Sebagai Shading Museum Sumber : Google.com 2 Maret 2012
Gambar 3.21. Metafora Burung Pada Suasana Malam
Sumber : Google.com 2 Maret 2012
mengatakan itu terinspirasi dari sayap seekor burung atau daru layar perahu. Di dalam bangunan, pintu masuk hall sangat spektakuler. Permainan cahaya yang
melaui panel-panel kaca atapnya tidak membuat oranng jenuh dan dari dalam ini kita dapat memulai pandangan kita terhadap karya Calatrava sampai mendetail.
Interior bangunan menampilkan bentuk-bentuk yang sederhana, detail dan finishingnya berulang-ulang. Bentuknya organik dan kuat dan terus mengubah
pandangan orang yang berada di dalamnya. Berdiri di akhir pintu masuk, kita hamper merasakan mengambang di atas danau. Display lemari di Museum dan
bangku di auditoriumnya juga dirancang oleh Calatrava dengan menampilkan pengulangan desain.
Museum Seni Milwaukee dipercayakan kepada Santiago Calatrava untuk merancang 58.000 kaki persegi perluasan ke museum di tahun 1994. Sejak
ditampilkan model awal desain bangunannya tahun 1995, museum membuat tujuan strategis untuk memperluas lingkup proyek. Ruang pengunjung utama, seperti teras
selatan dan parkir, yang di tambahkan ke dalam desain. Ruang untuk perluasan mencapai 142.050 kaki persegi untuk mengakomodasi penambahannya.
Perluasannya mencapai 30 keseluruhan ruang galerinya dari 90.000 sampai 117.000 kaki persegi.
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
84
Gambar 3.22. Interior di Dalam Museum Sumber : Google.com 2 Maret 2012
Gambar 3.23. Sisi Samping Interior Museum Sumber : Google.com 2 Maret 2012
Calatrava juga mendesain Jembatan Reiman sepanjang 250 kaki merupakan jembatan pejalan kaki dengan struktur gantung yang menghubungkan pusat Kota
Milwaukee secara langsung dengan danau dan museum. Desain jembatannya dengan struktur kaki yang mencerminkan pengalaman pada desain jembatan di
Eropa. Pintu masuk utama berbentuk
parabolic, kaca yang menutupi aula dengan langit-langit 90 kaki. The Burke
Brise Soleil-nya dapat bergerak, sayap seperti sun screen dengan kisi-kisi 72
baja, yang bertahan di atas kaca pada atap
aula penerima
dan dapat
mengendalikan cahaya pada bangunan. Kisi-kisinya panjangnya dari 26 kaki
sampai 105 kaki, jika sayap brise soleil- nya
melebar pada
titik terlebar
panjangnya mencapai 217 kaki, dan beratnya 90 ton
Dalam merancang Calatrava sering terinspirasi oleh alam, menggambarkan sebuah kombinasi bentuk-bentuk organic dan inovasi teknologi. Perluasan Museum
Seni Milwaukee dengan penggabungan beberapa elemen terinspirasi lokasinya
yang berada di danau. Diantara banyak elemen-elemen maritim pada desain
Calatrava adalah louvers baja yang dapat bergerak terinspirasi oleh sayap burung,
kabel pada jembatan penyebrangan terinspirasi oleh bentuk kapal layar.
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
85
III.1.6. Perbandingan Kesimpulan Studi Banding Tema Sejenis
No. Bangunan
Arsitek Penerapan
Jenis Metafora
1.
Chapelle Notre Dame
du Haut Ronchamp
Le Corbusier
1.Menggunakan konsep kebebasan yang rumit tapi sederhana dalam
bentukan-bentukan kapel
yang tidak
umum, sehingga
dapat menimbulkan tafsiran yang berbeda
Topi, Bebek, kapal Laut, Tangan yang sedang berdoa
Intangible metaphore
2.
Sydney Opera
House Jorn utzon 1.Mengaplikasikan
konsep metafora dalam bentukan yang
berfungsi sebagai opera house, dengan tafsiran yang beraneka
ragam meliputi bunga, layar kapal, maupun Siput
Intangible metaphore
3.
Museum Of Fruit
Itsuko Hasegawa
1.Menggunakan bentuk bibit-bibit yang berbeda yang disebar ke
tanah dalam
penampilan keseluruhan kompleks bangunan,
termasuk dalam
menemukan bentuk denah dari tiga massa
utama. 2.Gambaran sebuah bibit yang
kemudian tumbuh menjadi pohon yang besar yang ditampilkan ke
dalam salah satu massa yaitu fruit plaza.
Combined metaphore
4.
Lyon - Satolas
Santiago Calatrava
1.Memakai permainan teknologi material dalam mengaplikasikan
Tangible metaphore
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
86 TGV
Station bentukan fungsi bandara dengan
model burung
5.
Milwaukee Art Museum
Santiago Calatrava
1.
Aplikasi sistem mekanis pada model bentukan burung pada fungsi
museum yang fungsional sebagai shading bangunan
Tangible metaphore
Dari studi banding yang telah dibahas diatas, dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu :
1. Tema metafora dapat diaplikasikan ke dalam bangunan melalui penggunaan
unsur- unsur bangunan, baik struktural maupun arsitektural melalui teknologi bangunan
2. Mengaplikasikan tema metafora dengan mengadopsi bentukan baik nyata
maupun tidak nyata tersirat sehingga orang dapat memiliki tafsiran yang berbeda-beda
3. Metafora mengidentifikasikan pola-pola yang mungkin terjadi dari hubungan-
hubungan paralel dengan melihat keabstrakannya, berbeda dengan analogi yang melihat secara literal
Tabel 3.1. Perbandingan dan Kesimpulan Studi Banding Tema Sejenis Sumber : Olah Data Sendiri
Universitas Sumatera Utara
BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012
Hardi Hendra 080406052
87
BAB IV. ANALISA PERANCANGAN