Sejarah Kepelabuhan Indonesia Tinjauan Umum

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 Hardi Hendra 080406052 11 pelabuhan komersial dan dikelola oleh empat BUMN, Perum Pelabuhan Indonesia I, II, III and IV dengan cakupan geografis sebagaimana diuraikan dalam tabel 1 di bawah ini. Selain itu, terdapat juga 614 pelabuhan diantaranya berupa Unit Pelaksana Teknis UPT atau pelabuhan non-komersial yang cenderung tidak menguntungkan dan hanya sedikit bernilai strategis. Di samping itu, terdapat pul a sekitas 1000 “pelabuhan khusus‟ atau pelabuhan swasta yang melayani berbagai kebutuhan suatu perusahaan saja baik swasta maupun milik negara dalam sejumlah industri meliputi pertambangan, minyak dan gas, perikanan, kehutanan, dsb. Beberapa dari pelabuhan tersebut memiliki fasilitas yang hanya sesuai untuk satu atau sekelompok komoditas mis. Bahan kimia dan memiliki kapasitas terbatas untuk mengakomodasi kargo pihak ketiga. Namun demikian, pelabuhan yang lain memiliki fasilitas yang sesuai untuk beragam komoditas, termasuk, dalam beberapa hal, kargo peti kemas. Saat ini, Pelindo menikmati monopoli pada pelabuhan komersial utama yang dilegislasikan serta otoritas pengaturam terhadap pelabuhan-pelabuhan sektor swasta. Pada hampir semua pelabuhan utama, Pelindo bertindak baik sebagai operator maupun otoritas pelabuhan tunggal, mendominasi penyediaan layanan pelabuhan utama sebagaimana tercantum di bawah ini:  Perairan pelabuhan termasuk urukan saluran dan basin untuk pergerakan lalu lintas kapal, penjangkaran, dan penambatan.  Pelayaran dan penarikan kapal kapal tunda.  Fasilitas-fasilitas pelabuhan untuk kegiatan bongkar muat, pengurusan hewan, gudang, dan lapangan penumpukan peti kemas; terminal konvensional, peti kemas dan curah; terminal penumpang.  Listrik, persediaan air bersih, pembuangan sampah, dan layanan telepon untuk kapal.  Ruang lahan untuk kantor dan kawasan industri.  Pusat pelatihan dan medis pelabuhan.

II.2.1.2. Sejarah Kepelabuhan Indonesia

Ketika masa penjajahan Belanda, pelabuhan di Indonesia dikelola oleh perseroan yang diberi nama Haven Bedryf yang artinya Perusahaan Pelabuhan. Pada awal kemerdekaan hingga 1950 pengelolaan pelabuhan dilaksanakan oleh Universitas Sumatera Utara BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 Hardi Hendra 080406052 12 jawatan pelabuhan. Nampaknya pemerintah merasa perlu menata ulang pengelolaan pelabuhan. Maka keluarlah Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 1951 tertanggal 30 Agustus 1951 tentang peraturan perbaikan pelabuhan. Pemimpin pelabuhan disebut penguasa pelabuhan dan bertanggung jawab langsung kepada Menteri Perhubungan. Pada tahun 1960 pengelolaan pelabuhan umum di Indonesia dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara dan berada di bawah pengendalian Pemerintah. Bentuk BUMN yang diberi kewenangan untuk mengelola pelabuhan umum telah mengalami beberapa perubahan, sesuai dengan arah kebijaksanaan Pemerintah. Hal ini dalam rangka menunjang pembangunan nasional serta mengimbangi pertumbuhan permintaan pelayanan jasa pelabuhan yang dinamis. Adapun kronologis perkembangan BUMN yang mengelola pelabuhan adalah sebagai berikut:  Awal Kemerdekaan – 1950 Pengelolaan pelabuhan pada awal kemerdekaan hingga tahun1950 dilaksanakan oleh Jawatan Pelabuhan. Kemudian pemerintah mengadakan penataan kembali organisasi pelabuhan.  1951 – 1964 Pada tanggal 30 Agustus 1951 pemerintahkan mengeluarkan PP No.55 Tahun 1951 tentang peraturan perbaikan pelabuhan. Dalam PP ini, pimpinan pelabuhan disebut penguasa pelabuhan yang bertanggung jawab kepada Menteri Perhubungan. Berdasarkan Perpu tentang Perusahaan Negara, pada tahun 1961 melalui PP 1041961, Pemerintah mendirikan Badan Pimpinan Umum Pelabuhan dan PP 115 sd PP 122 Tahun 1961 tentang berdirinya Perusahaan Negara Pelabuhan Daerah I sd VIII. PN Pelabuhan Daerah I berkedudukan dan berkantor di Belawan, PN Pelabuhan Daerah II berkedudukan di Teluk Bayur Padang, PN Pelabuhan Daerah III berkedudukan di Palembang, PN Pelabuhan Daerah IV berkedudukan di Jakarta, PN Pelabuhan Daerah V berkedudukan di Semarang, PN Pelabuhan Daerah VI berkedudukan di Surabaya PN Pelabuhan Daerah VII di Banjarmasin, dan PN Pelabuhan Daerah VIII di Makassar. Sesuai keputusan Menteri Maritim Nomor Kb.4117 tanggal 14 Maret 1968 PN Pelabuhan Daerah IX berkedudukan di Irian Universitas Sumatera Utara BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 Hardi Hendra 080406052 13 Jaya. Masing-masing pelabuhan daerah dapat mendirikan kantor cabang, kantor perwakilan atau koresponden di dalam negeri setelah mendapat persetujuan dari Menteri dan perwakilan di luar negeri dengan persetujuan Pemerintah.  1964 – 1969 Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 1964, kebijakan institusi perusahaan adalah sebagai berikut : a. Untuk menjalankan fungsi pemerintah dan pengendalian operasional pelabuhan, dibentuk organisasi yang disebut Port Authority PA yang merupakan bagian dari organisasi dan administrasi Depatemen Perhubungan Laut. b. Organisasi pemeliharaan fasilitas, peralatan dan pelayanan jasa pelabuhan dilaksanakan oleh Perusahaan Negara PN yang khusus dibentuk untuk pengusahaan pelabuhan. c. Dari jumlah pelabuhan yang diusahakan, sekitar 100 pelabuhan dikelompokkan dalam Perusahaan Negara Pelabuhan  1969 – 1983 a. Dengan dimulainya pelaksanaan Pelita I oleh Pemerintah Orde Baru, Pemerintah merasa perlu menata ulang pelabuhan. Pemerintah mengeluarkan PP No.1 Tahun 1969 yang menyatukan fungsi regulator dan operator dalam satu institusi yang disebut Badan Pengusahaan Pelabuhan BPP. Dengan demikian diharapkan, Pemerintah dapat berperan sebagai regulator, operator, dan dinamisator. Badan Pengusahaan Pelabuhan dipimpin oleh Administrator Pelabuhan ADPEL untuk pelabuhan strategis, sedang pelabuhan lainnya dipimpin Kepala Pelabuhan KEPPEL. b. PN Pelabuhan yang terdiri dari 9 Perusahaan Negara dinyatakan dalam status likuidasi dengan PP Nomor 18 tahun 1969.  1983 – 1992 Pemerintah mengeluarkan PP 111983 tentang Pembinaan Kepelabuhan dan PP 14 sampai dengan 17 tahun 1983 tentang Perusahaan Umum Pelabuhan I sampai dengan IV Jo.PP 4-71985 dan PP 231985 tentang perubahan PP 111983. Pertimbangan pemerintah antara lain : Universitas Sumatera Utara BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 Hardi Hendra 080406052 14 a Setelah Pelita I dan Pelita II, dan memasuki Pelita III, pelabuhan yang strategistelah dilakukan rehabilitasi dan pengembangan infrastruktur suprastruktur. Karena ada kecenderungan pada negara-negara yang maju, bahwa pelabuhan harus dikelola secara komersial agar dapat meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa kepelabuhan. Pelabuhan harus dikelola secara mandiri tanpa dibebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN. Dengan demikian pengelola pelabuhan dapat mengajukan pinjaman dari luar negeri, dan harus dapat membayar pinjaman dari luar negeri yang dipergunakan untuk pembangunana infrastruktur dan suprastruktur pelabuhan. b Untuk merealisasikan komersialisasi pelabuhan harus dikorporatisasi agar dapat lebih fleksibel melaksanakan fungsinya. Sesuai dengan ketentuan yang ada, dari 3 bentuk badan hukum atau Badan Usaha Milik Negara BUMN, untu sementara ditetapkan dalam bentuk Perusahaan Umum Perum dan disebut Perum Pelabuhan Perumpel c Di awal tahun 1980, Pemerintah dalam hal ini Ditjen Perhubungan Laut melakukan studi pengembangan angkatan laut.  1992 - Sekarang Pemerintah mengharapkan agar Perum Pelabuhan I sd IV dapat meningkatkan perannya sebagai korporat dalam mengelola Pelabuhan secara komersial. Dengan demikian diharapkan pelayanan kepada pengguna jasa pelabuhan akan dititik beratkan pada aspek komersial sehingga pelayanan kepada pengguna jasa dapat lebih ditingkatkan. Sehubungan dengan itu, pada tahun 1992 Pemerintah merubah status Perum Pelabuhan Indonesi I-IV menjadi PT Persero Pelabuhan Indonesia I-IV. PT Persero Pelabuhan Indonesia I berdiri berdasarkan PP No.56 Tahun 1991 dan dikukuhkan dengan akte notaris Imas Fatimah,S.H. Nama lengkap perusahaan adalah PT Persero Pelabuhan Indonesia I disingkat Pelabuhan I, berkantor pusat di Jl.Krakatau Ujung No.100 Medan 20241, Sumatera Utara, Indonesia. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 64 tahun 2001, kedudukan, tugas, dan kewenangan Menteri Keuangan selaku pemegang saham pada Persero Perseroan Terbatas dialihkan kepada Menteri Negara BUMN. Sedang pembinaan Universitas Sumatera Utara BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 Hardi Hendra 080406052 15 teknis operasional berada di tangan Departemen Perhubungan dan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.

II.2.1.3. Peran Pelabuhan