Gambaran Umum Dan Struktur Organisasi Rutan Kelas II B Kabanjahe

BAB III PROSES PEMBINAAN WARGA BINAAN WANITA DI RUTAN KELAS

II B KABANJAHE

A. Gambaran Umum Dan Struktur Organisasi Rutan Kelas II B Kabanjahe

Proses pembinaan terhadap warga binaan wanita di Rutan Kelas II B, masih satu areal dengan pembinaan terhadap warga binaan laki-laki, hanya saja ditempatkan dalam blok yang berbeda. Pembinaan warga binaan wanita yang ditempatkan di Rutan Kelas II B Kabanjahe diupayakan sedapat mungkin berjalan dengan baik sesuai dengan aturan yang berlaku, mengingat tugas Rutan Kelas II B Kabanjahe selain sebagai tempat pelayanan dan perawatan tahanan juga terhadap narapidana. Petugas pemasyarakatan di Rutan Kelas II B Kabanjahe, dalam menciptakan pembinaan yang berjalan secara efektif dan efisien, membuat program-program yang dapat diikuti oleh warga binaan wanita sesuai dengan sarana dan fasilitas yang ada. Rutan Kelas II B Kabanjahe terletak di Jalan Bhayangkari, yang mudah dijangkau dengan sarana transportasi, fasilitas penerangan, serta air bersih. 76 Rutan Kelas II B Kabanjahe terletak dekat dengan pengadilan negeri, markas polisi dan kantor kejaksaan yang berada di Kabanjahe. Posisi letak Rutan Kelas II B Kabanjahe tersebut sesuai dengan yang disebutkan dalam Keputusan Menteri Nomor : M.02-PK.04.10 Tahun 1990 yang mengatur letak dari sebuah 76 Kepala Rutan Kelas II B Kabanjahe, Kriston Napitupulu, Senin 3 Maret 2014, Pukul 10.00 Wib. Rutan sedapat-dapatnya harus dekat dengan pengadilan negeri, markas polisi dan kantor kejaksaan. Bangunan Rutan Kelas II B Kabanjahe memiliki luas 2500 M 2 dua ribu lima ratus meter persegi, hal ini tentu saja tidak sesuai dengan yang ditentukan dalam Keputusan Menteri Nomor : M.02-PK.04.10 Tahun 1990, karena keputusan menteri ini menjelaskan ketentuan untuk luas bangunan bagi Rutan Kelas II B yaitu 5.000 M2 lima ribu meter persegi, sehingga Rutan Kelas II B Kabanjahe ini sudah selayaknya dilakukan perluasan agar proses pembinaan dapat berjalan lancar. Rutan kelas II B ini dibangun pada zaman penjajahan kolonial Belanda sekitar tahun 1908. Rutan kelas II B telah direnovasi sebanyak 3 kali yaitu pada tahun 1996, 2002, dan 2006. Renovasi ini dilakukan dengan cara menambah blok, memperluas blok, serta menambah bangunan sebagai wadah yang menunjang proses pembinaan di Rutan Kelas II B Kabanjahe ini. Rutan Kelas II B memiliki sejumlah tumbuh-tumbuhan seperti pepohonan dan bunga-bunga yang tumbuh di depan Rutan yang menambah keindahan Rutan Kelas II B Kabanjahe. Perawatan terhadap tumbuh-tumbuhan ini sangat diperhatikan oleh petugas Rutan, agar keindahan dari Rutan Kelas II B tetap terjaga sehingga menghilangkan kesan sebagai tempat yang menakutkan atau menyeramkan. 77 Rutan Kelas II B Kabanjahe ini terdiri atas 3 Blok yaitu : 1. Blok A khusus wanita 77 Staf Pengamanan Rutan Kelas II B Kabanjahe, Depi Diani Br Ginting, Senin 3 Maret 2014, Pukul 11.00 Wib. 2. Blok B khusus tahanan pria 3. Blok C khusus narapidana pria Rutan kelas II B Kabanjahe tidak memiliki blok yang khusus untuk membina anak-anak, karena itu apabila terjadi kasus yang melibatkan anak-anak sebagai pelaku maka setelah proses persidangan selesai, maka anak yang menjadi pelaku akan dikirim ke LP Lembaga Pemasyarakatan anak untuk menjalani masa pidananya. 78 Rutan Kelas II B kabanjahe memiliki ruang untuk mendukung proses pembinaan seperti : 79 1. Dapur, yang digunakan sebagai tempat memasak untuk mempersiapkan makanan para warga binaan wanita; 2. Poliklinik, yang digunakan sebagai tempat memeriksa kesehatan para warga binaan wanita; 3. Kamar mandi, digunakan para warga binaan untuk mandi, mencuci pakaian, dan buang air. Kamar mandi terdapat di setiap kamar, dan juga terdapat kamar mandi umum yang disediakan di masing-masing blok; 4. Ruang tamu, digunakan warga binaan wanita untuk menerima kunjungan dari keluarga. Ruang tamu terletak tepat di depan kantor para petugas dengan tujuan, agar warga binaan tetap berada di dalam pengawasan para petugas sekalipun sedang menerima kunjungan; 5. Ruang ibadah, di Rutan Kelas II B Kabanjahe terdapat gereja dan masjid. Ruang ibadah dilakukan para warga binaan wanita untuk memenuhi kebutuhan rohaninya yaitu dengan cara beribadah sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing; 6. Lapangan,digunakan warga binaan wanita untuk berolah raga, maupun melakukan apel; 7. Ruang kantor untuk petugas, terdiri atas kantor kepala Rutan, kantor kepala satuan pengamanan, kantor pelayanan narapidana dan tahanan, dan kantor pengelolaan; 8. Ruang penggeledahan, ruangan ini dibuat khusus bagi pengunjung yang ingin masuk mengunjungi warga binaan wanita yang terdapat di Rutan Kelas II B Kabanjahe. Ruang penggeledahan digunakan untuk memeriksa barang bawaan yang ingin dibawa masuk oleh pengunjung 78 Kasub Pengelolaan Rutan Kelas II B Kabanjahe, Olimpianus Munthe, Senin 3 Maret 2014, Pukul 10.00 Wib. 79 Ibid. yang ingin mengunjungi warga binaan wanita, hal ini dilakukan untuk mencegah masuknya barang-barang terlarang ke dalam Rutan Kelas II B Kabanjahe yang bisa saja akan mengganggu proses pembinaan; 9. Pos jaga, ruangan pos jaga digunakan para petugas jaga yang sedang bertugas. Pos jaga di Rutan kelas II B Kabanjahe terdiri atas 5 lima bagian. 3 tiga bagian terdapat di setiap sudut Rutan, 1satu pos jaga di bagian pintu masuk, dan 1 satu pos jaga di dalam Rutan yang memisahkan antara blok wanita dan blok laki-laki; 10. Gudang,digunakan untuk menyimpan barang-barang Rutan yang digunakan dalam proses pembinaan, seperti penyimpanan alat-alat kebersihan Rutan, alat-alat olahraga yang digunakan warga binaan, dan lain sebagainya. Gudang di Rutan Kelas II B Kabanjahe berjumlah 2 dua buah; 11. Ruangan khusus, digunakan bagi warga binaan yang menderita penyakit menular, untuk menghindari penularan penyakit itu kepada warga binaan lainnya, selain itu ruangan khusus juga digunakan untuk melakukan pembinaan terhadap warga binaan yang membuat keributan di dalam Rutan Kelas II B Kabanjahe. Ruang ibadah yang disediakan di Rutan seharusnya sesuai dengan tempat beribadah dari agama yang sudah diakui di Indonesia, tetapi dalam kenyataannya ruang ibadah Kelas II B Kabanjahe hanya menyediakan masjid dan gereja. Masjid digunakan oleh warga binaan wanita yang beragama islam dan gereja digunakan oleh warga binaan wanita yang beragama Kristen Protestan dan Katolik dikarenakan warga binaan wanita di Rutan Kelas II B ini mayoritas beragama Islam, Kristen Protestan, dan Katolik. Keadaan ini terjadi karena situasi masyarakat Kabanjahe yang mayoritas memiliki Agama Kristen Protestan, Katolik, dan Islam, selain itu luas bangunan Rutan juga tidak mendukung untuk melakukan penambahan bangunan ruang ibadah . Staf pelayanan Rutan Kelas II B juga mengaku belum pernah melakukan pembinaan terhadap warga binaan wanita yang beragama Hindu maupun Budha sehingga sampai saat ini belum ada ruang ibadah yang khusus untuk Agama Hindu dan Budha. Pos jaga di Rutan Kelas II B Kabanjahe dilakukan oleh regu jaga dibawah pengawasan kepala satuan pengamanan. Keamanan dari Rutan Kelas II B sangat tergantung dari orang-orang yang bertugas di pos jaga, kelalaian dari petugas jaga akan berakibat fatal antara lain kerusuhan di dalam Rutan, atau mungkin adanya warga binaan wanita yang melarikan diri. 80 Pos jaga di Rutan Kelas II B Kabanjahe telah ditempatkan dalam posisi yang sudah memenuhi kriteria untuk menjaga keamanan Rutan, karena pos jaga ditempatkan di pintu-pintu keluar dari Rutan, serta pemisah antara blok wanita dan laki-laki sehingga tidak mungkin adanya warga binaan laki-laki yang masuk ke blok warga binaan wanita atau sebaliknya. Ruangan khusus juga dibutuhkan dalam melakukan proses pembinaan. Proses pembinaan di ruangan khusus memiliki tujuan yang sama dengan pembinaan terhadap warga binaan wanita lainnya, hanya saja ditempatkan di ruangan khusus karena hal-hal khusus yang bisa saja menghambat proses pembinaan bagi warga binaan wanita lainnya. Ruangan-ruangan yang terdapat pada Rutan Kelas II B Kabanjahe digambarkan dalam bentuk denah yang terlampir dalam lampiran 1 dalam skripsi ini. Ruang-ruangan ini dibangun dengan memanfaatkan luas tanah yang ada. Denah yang terlampir dalam lampiran 1 dalam skripsi ini menjelaskan susunan bangunan-bangunan yang terdapat di Rutan Kelas II B Kabanajahe. Mengingat Rutan Kelas II B Kabanjahe merupakan Rutan yang membina warga binaan wanita dan laki-laki maka denah ini memiliki letak yang kurang efektif. 80 Kepala Satuan Pengamanan Rutan Kelas II B Kabanjahe, Suranta Sinuraya, Selasa 4 Maret 2014, Pukul 09.00 Wib. Letak ruang yang kurang efektif contohnya ialah letak masjid dan gereja. Masjid dan gereja di Rutan Kelas II B Kabanjahe terletak di areal pembinaan bagi warga binaan laki-laki, sehingga dalam melaksanakan proses pembinaan rohani bagi warga binaan wanita, harus dilakukan dengan pengawasan yang ketat dari petugas, atau tidak membiarkan proses pembinaan bagi warga binaan laki-laki berjalan di luar blok. Dapur terletak di sebelah blok wanita. Hal ini juga menjadi letak yang kurang efisien dikarenakan, petugas pemasyarakatan yang bertugas menyediakan makanan bagi warga binaan dibantu oleh warga binaan laik-laki. Keadaan demikian membuat proses pembinaan bagi warga binaan wanita hanya dilakukan di dalam blok wanita, atau di dalam ruangan yang mendapat pengawasan yang ketat dari petugas jaga. Ruangan bagi petugas pemasyarakatan baik itu bagian pelayanan, bagian kemanan, kepala Rutan terdapat di dalam Rutan yang berhadapan dengan blok warga binaan, hal ini bertujuan agar setiap petugas pemasyarakatan dapat memperhatikan setiap warga binaan dalam mengikuti proses pembinaannya. 81 Rutan Kelas II B Kabanjahe dikelilingi oleh tembok setinggi kurang lebih 2,5 dua koma lima meter. Tembok ini bertujuan untuk menghindari adanya warga binaan yang melarikan diri dari Rutan ini. Proses pembinaan yang dilakukan di Rutan Kelas II B Kabanjahe dilakukan oleh petugas pemasyarakatan yang telah diseleksi, diterima dan ditempatkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia HAM. Proses 81 Staf Pelayanan Tahanan Rutan Kelas II B Kabanjahe, Dian Permatasari Sinuraya, Selasa 4 Maret 2014, Pukul 10.00 Wib. pembinaan di Rutan Kelas II B dilakukan oleh petugas Pemasyarakatan yang telah disusun berdasarkan struktur organisasi Rutan kelas II B Kabanjahe yang ditunjukkan pada lampiran 2 dalam skripsi ini. Struktur organisasiRutan Kelas II B Kabanjahe menjelaskan bahwa adanya pekerjaan yang struktural tersusun yang telah ditetapkan kepada satu kepala yang mempunyai beberapa anggota dalam pelaksanaannya. Rutan Kelas II B Kabanjahe dipimpin oleh seorang kepala Rutan yang bertugas dan bertanggung jawab terhadap seluruh proses pembinaan dan segala yang terjadi di dalam Rutan Kelas II B Kabanjahe. 82 Kepala Rutan merupakan jabatan tertinggi yang berada di Rutan Kelas II B Kabanjahe, dalam melaksanakan tugasnya kepala Rutan dibantu oleh kepala-kepala bagian yang dibagi dalam beberapa bagian seperti kepala bagian satuan pengamanan, kepala pelayanan tahanan, kepala pengelolaan, dan bagian tata usaha. Kepala bagian pengamanan bertugas untuk menjaga keamanan dalam pelaksanaan proses pembinaan. Kepala pengamanan memiliki beberapa orang staf untuk membantu melaksanakan tugas keamanan. Tugas pengamanan yaitu menjaga setiap sudut Rutan Kelas II B untuk mencegah adanya warga binaan yang melarikan diri, menjaga pintu masuk, memeriksa barang bawaan pengunjung yang ingin masuk, menjaga setiap blok dari warga binaan wanita, mengawasi setiap pelaksanaan proses pembinaan, dan memelihara, mengawasi dan menjaga keutuhan barang inventaris Rutan Kelas II B terutama berkaitan dengan keamanan seperti borgol, gembok pintu, dan lain sebagainya. 82 Kepala Rutan Kelas II B Kabanjahe, Kriston Napitupulu, Senin 3 Maret 2014 Pukul 10.00 Wib. Kepala pelayanan tahanan bertugas sebagai petugas yang melayani warga binaan di Rutan Kelas II B kabanjahe. 83 Bagian pelayanan inilah yang melakukan proses pembinaan sehari-hari bagi warga binaan. Khusus bagi warga binaan wanita, hanya bias dilayani oleh petugas pelayanan tahanan yang wanita. Kepala pelayanan tahanan memiliki beberapa staf yang bertugas dibagian kesehatan, pendataan warga binaan, memperhatikan perkembangan warga binaan, serta memutuskan warga binaan yang berhak mendapatkan remisi, pembebasan bersyarat, dan pemberian cuti. Kepala bagian pengelolaan bertugas untuk mengawasi segala proses pembinaan di Rutan Kelas II B Kabanjahe yang berkaitan dengan pengusulan kenaikan pangkat bagi petugas pemasyarakatan, mengajukan usul bagi petugas pemasyarakatan untuk mengikuti pendidikan atau pelatihan, serta mengurus segala biaya operasional Rutan Kelas II B Kabanjahe. 84 Tata usaha mempunyai tugas yang berkaitan dengan surat menyurat, baik itu surat keluar maupun surat masuk.

B. Warga Binaan Wanita Rutan Kelas II B Kabanjahe