Prinsip-prinsip Dasar Pemidanaan Proses Pembinan Warga Binaan Wanita Di Rutan Kelas II B Kabanjahe

i. Mendapatkan hak-hak lain seperti diberikan ijin keluar dari Rutan Kelas II B Kabanjahe untuk keperluan khusus, seperti yang dilakukan oleh salah seorang warga binaan wanita yang ijin keluar Rutan untuk menghadiri pesta perkawinan anak perempuannya.

4. Prinsip-prinsip Dasar Pemidanaan

Dalam pembinaan narapidana, para pembina harus memahami, dan menguasai prinsip-prinsip dasar pembinaan narapidana, agar pembinaan yang dilakukan, benar-benar bermanfaat bagi narapidana, dan menjadikan narapidana mencapai tingkat kesadaran yang tinggi, untuk merubah diri sendiri, untuk mempunyai kemauan, hasrat yang besar dalam hal positif. Membina narapidana, tidak dapat disamakan dengan melakukan pembinaan kepada kebanyakan orang. Membina narapidana harus menggunakan prinsip-prinsip pembinaan narapidana. Prinsip-prinsip yang paling mendasar, kemudian dinamakan prinsip-prinsip dasar pembinaan narapidana. Ada empat komponen dalam pembinaan narapidana, yaitu: 96 1. Diri sendiri, yaitu narapidana itu sendiri. 2. Keluarga, adalah anggota keluarga inti, atau keluarga dekat. 3. Masyarakat, adalah orang-orang yang berada di sekeliling narapidana pada saat masih di luar Lembaga PermasyarakatanRutan, dapat masyarakat biasa, pemuka masyarakat, atau pejabat setempat. 4. Petugas, dapat berupa petugas kepolisian, pengacara, petugas keagamaan, petugas sosial, petugas Lembaga Permasyarakatan, Rutan, Balai Bispa, Hakim Wasmat dan lain sebagainya. Keempat komponen pembina narapidana, harus tahu akan tujuan pembinaan narapidana, perkembangan pembinaan narapidana, kesulitan yang 96 Harsono, Hs, Op.Cit., Hal. 51. dihadapi dan berbagai program serta pemecahan masalah. Keempat komponen diatas harus dapat bekerja sama, agar tujuan dari pembinaan itu dapat diwujudkan dan narapidana tidak mengulangi perbuatannya lagi setelah selesai melakukan proses pembinaan di Rutan Kelas II B Kabanjahe ini. Prinsip-prinsip dasar pembinaan narapidana secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Diri Sendiri Komponen yang paling penting dalam prinsip dasar pembinaan ialah diri sendiri, karena seseorang warga binaan wanita tidak akan berhasil dibina apabila tidak ada kemauan dari dalam diri sendiri untuk berubah. 97 Prinsip yang paling mendasar dalam proses pembinaan narapidana ialah dimulai dari diri sendiri. Narapidana sendiri yang harus mau melakukan proses pembinaan bagi diri sendiri, pembinaan bukan muncul dari orang lain. 98 Pemahaman ini harus dijelaskan benar-benar kepada narapidana, karena pembinaan yang dilakukan oleh petugas pemasyarakatan akan menjadi sia-sia apabila kemauan dari dalam diri narapidana tidak ditemukan. Kemauan untuk membina diri sendiri, harus muncul dari hati sanubari yang paling dalam. Seseorang yang ingin merubah diri sendiri harus memiliki beberapa persyaratan, antara lain kemauanhasrat, kepercayaan diri, berani mengambil keputusan, berani menanggung resiko, termotivasi untuk terus-menerus merubah diri. 99 97 Staf Pelayanan Tahanan Rutan Kelas II B Blok Wanita kabanjahe, Junita Br Sembiring, Sabtu 8 Maret 2014, Pukul 08.30 Wib. 98 Ibid.,Hal. 52 99 Ibid., Persyaratan di atas harus terpenuhi untuk merubah diri sendiri. Kelima unsur diatas saling menunjang dan mempengaruhi dalam proses yang dapat merubah diri sendiri, tetapi bukan berarti hanya kelima unsur ini yang dapat mempengaruhi berubahnya seseorang ke arah yang lebih baik. Persyaratan lain sering muncul karena dipengaruhi oleh situasi dan tempat ataupun terkadang berasal dari emosional atau kejiwaan seseorang. Kemauanhasrat adalah inti ataupun pokok dari semua usaha untuk merubah diri. Kemauan timbul dari dalam diri sendiri, kemauan dapat timbul secara reflek, tetapi kemauan dapat pula dipupuk untuk menjadi sebuah kekuatan besar dalam merubah diri sendiri. Kemauan tidak muncul secara tiba-tiba, tetapi muncul pada saat seseorang mulai mengenal diri sendiri. Semua orang yang sukses, juga dimulai dari kemauanhasrat yang besar untuk meraih sebuah kesuksesan, sehingga kemauanhasrat itu mendorong setiap orang untuk giat bekerja untuk mendapatkan kesuksesan. Hanya dengan kemauan dan hasrat besar, seseorang menjadi berhasil, menjadi sukses. Kepercayaan diri menjadi hal yang penting dalam upaya merubah diri sendiri, karena tanpa percaya diri sangat sulit untuk merubah diri, dan melakukan suatu perubahan. Manusia harus memupuk kemauan hasrat dan dengan kepercayaan diri berusaha untuk memenuhi kemauan tersebut. Kepercayaan diri berusaha untuk memenuhi kemauan tersebut. Kepercayaan diri adalah suatu hal yang sangat pribadi dan tidak dapat dipaksakan. Kepercayaan adalah suatu kondisi pikiran yang dapat mendorong atau menciptakan perintah atau sesuatu yang pasti, kepada bawah sadar manusia untuk bertindak. Pengenalan diri sendiri akan membangkitkan manusia untuk memiliki kemauan, hasrat, kepercayaan diri guna melakukan tindakan, aktifitas, beursha, melaksanakan tujuan hidupnya, mewujudkan cita-citanya, merealisasikan impiannya. Untuk melakukan semua itu, seseortang memerlukan keberanian untuk mengambil keputusan, untuk menetukan keputusan. Bukan hanya berani mengambil keputusan saja, tetapi keberanian itu harus didasari dengan pertimbangan yang matang akan akibat yang ditimbulkan dari keputusan yang dibuat. Jadi setiap mengambil keputusan, akan memunculkan sebuah risiko. Hanya saja, jika keputusan yang dibuatnya benar, risiko yang ditimbulkan akan kecil sekali, dan bahkan tidak nampak. Berani menanggung risiko dari keputusan yang dibuat, berarti memiliki rasa tanggung jawab akan tindakan, buah pikiran, perbuatan, dan keputusan yang dibuat. Berani bertanggung jawab, akan membuat seseorang memiliki motivasi untuk maju. Orang-orang yang bertanggung jawab akan terus-menerus memotivasi diri untuk maju, untuk melakukan perubahan Menurut Donarita Br Tarigan sebagai salah satu warga binaan wanita kasus narkoba dan penyalahgunaan obat-obat terlarang mengatakan bahwa proses pemasyarakatan hanya bertujuan sebagai efek jera yang bersifat sementara.Efek jera yang bersifat sementara dimaksudkan hanya maksudnya dirasakan pada saat pembinaan dalam Rutan saja, setelah keluar penjeraan itu tidak akan dirasakan lagi bahkan setelah bebas narapidana itu akan mengulangi kesalahan lagi apabila tidak ada kemauan berubah dari dalam diri sendiri. Donarita Br Tarigan merupakan warga binaan wanita yang di vonis selama 6 tahun oleh hakim karena tertangkap sebagai pengedar narkoba. Donarita sebelumnya juga pernah ditangkap polisi sebagai pengguna narkoba tetapi pemidanaan dilakukan dengan cara rehabilitasi, setelah rehabilitasi selesai Donarita ditangkap kembali karena tertangkap sebagai pengedar narkoba. Donarita mengaku bahwa perbuatan ini dilakukan karena belum ada kemauan dari dalam diri sendiri untuk berubah, sehingga bebas dari pemidanaan ada kemungkinan kembali donarita untuk mengulangi perbuatan itu kembali. 100 Prinsip-prinsip dasar pembinaan narapidana, untuk diri narapidana sendiri, harus mencakup kelima hal tersebut. 2. Keluarga Selain diri narapidana, dalam pembinaan narapidana, prinsip dasar kedua yang harus tersentuh untuk ambil bagian secara aktif dalam pembinaan narapidana adalah keluarga. Keluarga harus ikut aktif dalam membina narapidana, karena keluarga adalah orang paling dekat dengan narapidana dan mengerti tentang kejiwaan narapidana . 101 Orang-orang yang diharapkan ikut membina narapidana harus tahu proses, materi dan perkembangan pembinaan narapidana, Tahap-tahap pembinaan mana yang harus dilalui dan sampai tahap mana telah dijalankan, harus diketahui oleh mereka yang terlibat dalam pembinaan narapidana. Laporan mengenai perkembangan dan hasil pembinaan narapidana harus diketahui oleh keluarga 100 Wawancara dengan salah seorang warga binaan wanita yang dilakukan pada hari sabtu 7 Maret 2014 Pukul 10.00 Wib. 101 Kasub Pelayanan Tahanan Rutan kelas II B Kabanjahe, Ramanson Ginting, Jumat 7 Maret 2014, Pukul 10.00 Wib. narapidana, jika berharap keluarga ikut serta dalam membina anggota keluarga yang menjadi narapidana. Tetapi, jika tidak melibatkan keluarga dalam pembinaan narapidana, maka laporan tersebut menjadi tidak penting. 3. Masyarakat Prinsip dasar pembinaan narapidana yang lain adalah masyarakat. Selain narapidana sendiri yang mempunyai kemauan untuk membina diri sendiri, keluarga yang mempunyai hasrat dan tahu tentang pentingnya membina anggota keluarga yang menjadi narapidana, maka masyarakat di mana narapidana tinggal sebelum menjalani pidana, mempunyai peran dalam membina narapidana. Seperti juga peran keluarga untuk tetap berhubungan dengan narapidana, untuk tidak mengasingkan narapidana dari keluarganya, maka masyarakat juga mempunyai misi yang sama. Peran serta masyarakat, dalam hal ini para pejabat masyarakat tingkat pedesaan, kecamatan, dan para pemuka masyrakat, pemuka agama di mana narapidana tinggal sebelum menjalani pidana, diharapkan mampu memberikan pembinaan anggota masyarakatnya yang menjadi narapidana. Bentuk pembinaan dapat berupa memberikan perhatianbantuan kepada keluarga yang anggota keluarganya menjadi narapidana. Misalnya memberikan dorongan moral kepada keluarga yang dirumah agar tabah dalam menghadapi cobaan, tidak mengucilkan keluarga tersebut dalam pergaulan dengan anggota masyarakat yang lain, tidak mencap atau menganggap bahwa keluarga yang ditinggalkan adalah orang jahat, dan lain sebagainya. Pembinaan narapidana oleh petugas Lembaga PemasyarakatanRutan akan berakhir jika narapidana telah habis masa pidananya. Tetapi tugas pembinaan mantan narapidana tersebut harus diambil alih oleh masyarakat, keluarga narapidana dan teman-temannya, agar kejahatan tersebut tidak diulangi lagi. Selama ini, masyarakat selalu menjauhkan diri dari mantan narapidana, sehingga banyak mantan narapidana yang kembali bergabung dengan teman- temannya. Penggabungan ini dengan teman-temannya karena mantan narapidana merasa tidak mempunyai teman di masyarakatnya. Perhatian masyarakat untuk merangkul kembali mantan narapidana, memberikan dukungan kepada mantan narapidana yang mempunyai kemauan untuk merubah diri sendiri, sangat diperlukan. Mantan narapidana adalah orang yang tengah mencari kembali jati dirinya, mencari diri sendiri yang sebenarnya, yang juga diharapkan oleh masyarakat. Bentuk jati diri yang selalu berpikir positif, bertindak positif, bisa hidup selaras dengan masyarakat sekitarnya. Peran masyarakat, tokoh masyarakat sangat membantu mantan narapidana dalam upaya beradaptasi untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan masyarakat. Jika masyarakat tidak tanggap terhadap masalah ini, dapat mengakibatkan perasaan narapidana merasa dibenci, dijauhi masyarakat, dan kembali ke kehidupan yang lama. 4. Petugas pemerintah dan kelompok masyarakat Peran serta petugas pemerintah dan kelompok masyarakat, sangat besar pengaruhnya dalam pembinaan narapidana. Komponen ke empat yang ikut serta dalam membina narapidana, sangat dominan sekali dalam menentukan keberhasilan pembinaan narapidana. Karena secara aktif petugas pemerintah dan kelompok masyarakat sudah melembaga dalam ikut serta membina narapidana. Prinsip-prinsip dasar dalam pembinaan narapidana, harus dipahami juga bahwa ada komponen keempat dalam membina narapidana, yaitu: 102 a. Petugas kepolisian b. Penasehat hukum c. Petugas Lembaga PemasyarakatanRutan d. Kelompok masyrakat, pemuka agama, pemuka masyarakat, pekerja sosial, Lembaga Swadaya Masyarakat e. Hakim wasmat f. Petugas Balai Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak Balai Bispa yang sekarang dikenal dengan balai pemasyarakatan BAPAS Pembinaan narapidana harus dimulai sejak seseorang berstatus sebagai tersangka. Meskipun dalam kehidupan hukum di Indonesia, dianut asas Praduga tak bersalah, tetapi secara sistematis pembinaan harus sudah dimulai sejak seseorang berstatus sebagai tersangka. Pihak kepolisian dapat menjalankan pembinaan atau tindakan-tindakan yang positif guna memberantas menjalarnya penyakit-penyakit masyarakat. Sesuai dengan tugas pokok kepolisian yaitu memlihara ketertiban dan keamanan masyarakat, menggakkan hukum, dan memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. 103 Penjelasan diatas menjelaskan bahwa kepolisian juga mempunyai misi untuk membina, mengarahkan para tersangka untuk menjadi lebih baik, untuk tidak mengulangi tindak pidana lagi. Kehidupan modern saat ini, cukup banyak orang yang mulai sadar untuk memiliki penasehat hukum. Terutama dalam kegiatan bisnis, banyak orang atau 102 C.I Harsono, Op.Cit, hal. 71 103 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002, Pasal 13 badan usaha yang sudah mulai menggunakan jasa penasehat hukum. Demikian pula jika sesorang dijadikan tersangka dalam suatu perkara hukum maka setiap tersangka berhak untuk didampingi penasehat hukum pada semua tingkat pemeriksaan menurut undang-undang yang berlaku. Jadi penasehat hukum merupakan seorang atau lebih yang telah mengenal narapidana sejak masih menjadi tersangka atau bahkan telah mengenal jauh sebelum menjadi tersangka. Oleh karena ituperan penasehat hukum untuk ikut serta dalam membina narapidana sangat besar sekali. Lembaga Swadaya Masyarakat LSM memang belum besar peranannya dalam membina narapidana. Lembaga Swadaya Masyarakat masih terbatas bergerak dalam pembangunan masyarakat pedesaan, atau masyarakat yang tertinggal, atau bahkan memperjuangkan kehidupan rakyat kecil. Komponen lain yang diharapkan ikut serta dalam membina narapidana adalah hakim wasmat. Tugas hakim wasmat adalah mulai dari pengawasan dan pengamatan narapidana di Lembaga PemasyarakatanRutan, narapidana dengan pidana bersyarat, narapidana yang telah selesai menjalankan pidana. Keterlibatan hakim wasmat untuk ikut serta dalam membina narapidana menjadi jelas dengan melihat Pasal 282 KUHAP tentang cara pembinaan narapidana tersebut. Di samping, hakim wasmat, petugas BAPAS mempunyai peran yang sangat penting dalam membina narapidana. Tugas BAPAS sebagai mitra petugas Lembaga Pemasyarakatan dalam membina narapidana harus benar-benar dimanfaatkan demi terlaksananya pembinaan narapidana. Penelitian yang dilakukan pihak Bispa terhadap narapidana, baik yang akan menjalani oembinaan di luar Lembaga Pemasyarakatan atau pembinaan yang dilakukan pihak BAPAS bagi narapidana dengan pidana bersyarat, narapidana yang menjalani cuti, narapidana anak-anak, harus dikaji secara mendalam untuk mendapatkan pedoman kerja bagi pembinaan narapidana.

BAB IV HAMBATAN DAN CARA MENGATASI HAMBATAN DALAM