Peraturan Perundang-undangan Internet Wawancara

B. Peraturan Perundang-undangan

Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pembinaan Dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 Tentang Syarat Dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 174 Tahun 1999 Tentang Remisi Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor : M.02-PK.04.10 Tahun 1990 Tentang Pola Pembinaan NarapidanaTahanan Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor : M.01.PK.04-10 Tahun 1999 Tentang Asimilasi dan Cuti Menjelang Bebas

C. Internet

http:sumutpos.co20130252969pembunuhan-dilakukan-tanpa-sepengetahuan- suami, diakses tanggal 26 Februari 2014 pukul 23.18 Wib https:www.google.comsearch?q=konsep+KUHP+Nasional+tahun+2012ie=utf -8oe=utf-8aq=trls=org.mozilla:en-US:officialclient=firefox-a, diakses tanggal 14 April 2014 pukul 16.00 Wib

D. Wawancara

Kepala Rutan Kelas II B Kabanjahe, Kriston Napitupulu Kepala satuan pengamanan Rutan Kelas II B Kabanjahe, Suranta Sinuraya Kasub pengelolaan Rutan Kelas II B Kabanjahe, Olimpianus Munthe Staf pelayanan tahanan Rutan Kelas II B Kabanjahe, Junita Br Sembiring Staf pelayanan Rutan Kelas II B Kabanjahe, Meriati Br Sembiring Staf pelayananan tahanan Rutan Kelas II B Kabanjahe, Dian Permatasari Sinuraya Staf pengamanan Rutan Kelas II B Kabanjahe, Depi Diani Br Ginting Kepala bagian pelayanan tahanan Rutan Kelas II B Kabanjahe, Ramanson Ginting Warga binaan wanita Rutan Kelas II B Blok Wanita Kabanjahe Lampiran 1 Denah Lokasi Rutan Kelas II B Kabanjahe Sumber: Kepala Rutan Kelas II B Kabanjahe Kriston Napitupulu RUANG TANAHANA N C1 Kamar mandi umum RUANG HUNIAN B3 MASJID RUANG KHUSUS GEREJA RUANG HUNIAN B2 RUANG HUNIAN B1 BLOK WANITA RUANG PELAYANAN TAHANAN RUANG PELAYANAN TAHANAN RUANG POLIKLINI K DAPU R RUANG KA.RUT AN GUDANG POS JAGA GUDAN G Gudang Beras Ruang Ka. KPR Ruang Staf KPR Ruang Besuka n GARASI RUANG PENGELOLAAN RUANG TAHANAN C2 RUANG TAHANAN C3 PINTU UTAMA POS JAGA KANTIN Lampiran 2 Skema Struktur Organisasi Rutan Kelas II B Kabanjahe KEPALA Sumber: Bagian Tata Usaha Rutan Kelas II B Kabanjahe Rospina Ginting KEPALA RUTAN KELAS II B KABANJAHE KEPALA SATUAN PENGAMANAN KASUB SIE PELLAYANAN TAHANAN KASUB SIE PENGELOLAAN TATA USAHA STAFF STAFF STAFF REGU JAGA I REGU II REGU III REGU JAGA WANITA Lampiran 3 Tabel Jumlah Warga Binaan Wanita di Rutan Kelas II B Blok Wanita Kabanjahe BULAN TAHUN 2009 2010 2011 2012 2013 2014 JANUARI 9 12 3 6 14 7 FEBRUARI 9 10 3 7 11 9 MARET 8 15 5 11 11 9 APRIL 7 13 7 13 11 - MEI 6 17 10 15 10 - JUNI 6 11 9 15 12 - JULI 6 13 7 13 15 - AGUSTUS 9 9 7 12 13 - SEPTEMBER 10 7 7 12 11 - OKTOBER 11 8 8 8 9 - NOVEMBER 12 5 8 10 6 - DESEMBER 11 2 8 10 7 - Sumber : Staf Pelayanan Wanita Rutan Kelas II B Kabanjahe Junita Br. Sembiring Lampiran 4 Tabel Daftar warga binaan wanita di Rutan Kelas II B Blok Wanita Kabanjahe 4 Maret 2014 NO NAMA UMUR PASAL VONIS HAKIM 1 Domma Br Sitanggang 51 Tahun 44 ayat 3 UU No.23 Tahun 2004 5 Tahun 2 Rina Br Karo 22 Tahun 363 KUHPidana 3,5 Tahun 3 Donarita Br Tarigan 29 Tahun UU No.35 Tahun 2009 6 Tahun 4 Fany Br Silalahi 25 Tahun UU No.35 Tahun 2009 masih berstatus tahanan 5 Yolanda Br Barus 23 Tahun UU No.35 Tahun 2009 6 Tahun 6 Zuliana Ishak 27 Tahun UU No.35 Tahun 2009 1 Tahun 7 Ely Mursita 35 Tahun UU No.35 Tahun 2009 1 Tahun 8 Natalia Br Sembiring 30 Tahun UU No.35 Tahun 2009 masih berstatus tahanan 9 Marnaita Br Purba 26 Tahun UU No.35 Tahun 2009 masih berstatus tahanan Sumber : Staf Pelayanan Wanita Rutan Kelas II B Kabanjahe Junita Br. Sembiring Lampiran 5 Tabel Jadwal kegiatan sehari-hari warga binaan wanita di Rutan Kelas II B Blok Wanita Kabanjahe NO PUKUL KEGIATAN 1. 07.00 WIB Napi persiapan apel pagi penghuni 2. 07.45 WIB Apel pagi Napi 3. 08.00 WIB Apel pegawai timbang terima penjagaan pagi 4. 08.15 WIB Senam pagi senin-kamis 5. 08.40 WIB Napi melaksanakan senam pagi 6. 09.00-10.00 WIB Berangin-angin dilakukan secara bergiliran oleh petugas blok atau kepala jaga 7. 09.00-11.00 WIB Napi mengikuti pembinaan kerohanian kristen, islam dan kegiatan pembinaan lainnya. 8. 11.00 WIB Pembagian nasi siang dilanjutkan makan siang, kebersihan kamarhalaman blok 9. 12.00 WIB Napi dimasukkan atau sudah berada dalam kamar, sekaligus persiapan apel siang 10. 12.45 WIB Apel siang bagi napi 11. 13.00 WIB Apel pegawai timbang terima penjagaan siang 12. 14.00-16.00 WIB Berangin-angin dilakukan secara bergiliran oleh petugas blok atau kepala jaga 13. 16.00-17.00 WIB Pembagian nasi sore dilanjutkan makan sore, kebersihan kamarhalaman blok 14. 17.00 WIB Apel penghuni pra apel malam, napi sudah berada dalam kamar masing-masing 15. 18.45 WIB Apel malam bagi napi 16. 19.00 WIB Apel pegawai timbang terima penjagaan malam 17. 19.00-07.00 WIB Napi istirahat tidur kamar dalam keadaan terkunci Sumber : Bagian Kepala Satuan Pengamanan Rutan Kelas II B Kabanjahe Suranta Sinuraya Lampiran 6 Daftar Menu Makanan Rutan Kelas II B Blok Wanita Kabanjahe Sirklus 10 Sepuluh Hari Waktu Makan I II III IV V VI VII VIII IX X Pagi 1. Nasi 2. Tempe Goreng 3. Tumis Kacang Panjang 4. Air Putih 1. Nasi 2. Oseng Tempe 3. Tumis Sawi Putih 4. Air Putih 1. Nasi 2. Telor rebus 3. Tumis Taoge 4. Air Putih 1. Nasi 2. Tempe Goreng 3. Oseng Buncis 4. Air Putih 1. Nasi 2. Tempe Bumbu Goreng 3. Tumis Labu Siam 4. Kacang Panjang 5. Air Putih 1. Nasi 2. Tempe Goreng 3. Cah Wortel+ Kol 4. Air Putih 1. Nasi 2. Tempe Goreng 3. Cah Wartel+ Kol 4. Air Putih 1. Nasi 2. Telor Asin 3. Oseng Sawi 4. Air Putih 1. Nasi 2. Oseng Tempe 3. Tumis Terong 4. Air Putih 1. Nasi 2. Tem pe Bace m 3. Tum is Bunc is 4. Air Putih Snack Bubur Kacang Ijo Ubi Rebus Bubur Kacang Ijo Ubi Rebus Bubur Kacang Ijo Ubi Rebus Bubur Kacang Ijo Ubi Rebus Bubur Kacang Ijo Ubi Rebus Siang Nasi 1. Telor Balado 2. Sayur Asem 3. Pisang 4. Air Putih 1. Nasi 2. Ikan Segar Goreng 3. Pecel Sayuran 4. Air Putih 1. Nasi 2. Daging Goren g Gepuk 3. Sup Sayura n 4. Pisang 5. Air Putih 1. Nasi 2. Telor Bumbu Semur 3. Sayur Lodeh 4. Air Putih 1. Nasi 2. Daging Rendang 3. Sayur Asem 4. Pisang 5. Air Putih 1. Nasi 2. Telor Asin 3. Sayur Kare 4. Air Putih 1. Nasi 2. Ikan Segar Goreng 3. Sayur Bening Bayam+ Jagung 4. Pisang 5. Air Putih 1. Nasi 2. Soto Dagin g 3. Capca y Sawi Kol+ Worte l 4. Air Putih 1. Nasi 2. Ikan Asin Goreng 3. Tumis Kangku ng 4. Pisang 5. Air Putih 1. Nasi 2. Telur Bebe k Bali 3. Urap Sayur 4. Air Putih Snack Sore Ubi Rebus - Ubi Rebus - Ubi Rebus - Ubi Rebus - Ubi Rebus - Sore 1. Nasi 2. Tempe Bumbu Semu 3. Urap Sayuran 4. Air Putih 1. Nasi 2. Ikan Goreng 3. Sayur Kare 4. Air Putih 1. Nasi 2. Kacan g Tanah Balad o 3. Asem- asem Bunci s 4. Air Putih 1. Nasi 2. Kacang Tanah Balado 3. Asem- asem Buncis 4. Air Putih 1. Nasi 2. Oseng Tempe 3. Sup Sayuran 4. Air Putih 1. Nasi 2. Ikan Asin Goreng 3. Urap Sayuran 4. Air Putih 1. Nasi 2. Tempe Balado 3. Sayur Asem 4. Air Putih 1. Nasi 2. Pecel Sayur an 3. Air Putih 1. Nasi 2. Oseng Tempe 3. Sayur Lodeh 4. Air Putih 1. Nasi 2. Tem pe Gor eng 3. Gula i Dau n Ubi 4. Air Puti h Sumber: Kepala Rutan Kelas II B Kabanjahe Kriston Napitupulu

BAB II PENGATURAN PEMBINAAN WARGA BINAAN WANITA MENURUT

HUKUM YANG BERLAKU DI INDONESIA

A. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan

Warga binaan pemasyarakatan adalah narapidana, anak didik pemasyarakatan, dan klien pemasyarakatan. Warga binaan wanita dalam hal ini dikategorikan sebagai narapidana. Narapidana adalah orang tersesat yang mempunyai waktu dan kesempatan untuk bertobat. 39 Pada Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang pemasyarakatan mengatakan bahwa, narapidana adalah terpidana yang menjalani pidana hilang kemerdekaan di LAPAS. Terpidana yang dimaksud sesuai dengan Pasal 1 angka 6 undang-undang ini yaitu seseorang yang dipidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Tujuan dari menjalani pidana hilangnya kemerdekaan pada narapidana adalah untuk mengikuti proses pemasyarakatan. Maksud dari pemasyarakatan dalam Pasal 1 angka 1 UU Pemasyarakatan adalah kegiatan untuk melakukan pembinaan warga binaan pemasyarakatan berdasarkan sistem, kelembagaan, dan cara pembinaan yang merupakan bagian akhir dari sistem pemidanaan dalam tata peradilan pidana. 39 Petrus Irwan Panjaitan dan Pandapotan Simorangkir, Lembaga Pemasyarakatan Dalam Perspektif Sistem Peradilan Pidana, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1995, hal.44. 35 Istilah pemasyarakatan yang dipakai sebenarnya di Inggris juga banyak ditujukan kepada persiapan dan pengawasan pengembalian bekas narapidana ke dalam masyarakat after care service. 40 Tujuan Pemasyarakatan ialah untuk memperbaiki kehidupan sosial warga binaan wanita yang hidup di balik tembok penjara. Perbaikan ini menghasilkan konsep pemikiran yaitu pemasyarakatan sebagai proses dan sistem pemasyarakatan sebagai metode pembinaan . Sistem pemasyarakatan Indonesia mengandung arti pembinaan narapidana yang berintegrasi dengan masyarakat dan menuju kepada integritas kehidupan dan penghidupan. Pemasyarakatan sebagai proses bergerak dengan menstimulir timbulnya dan berkembangnya self propelling adjustment diantara elemen integritas, sehingga narapidana yang bersangkutan menuju ke arah perkembangan pribadi melalui asosiasinya sendiri menyesuaikan dengan integritas kehidupan dan penghidupan. 41 Sistem pemasyarakatan juga dapat diartikan sebagai suatu proses pemasyarakatan seorang warga binaan wanita mulai dari warga binaan wanita masuk ke lembaga pemasyarakatan atau Rutan sampai warga binaan wanita bebas dan kembali ke tengah-tengah masyarakat. Bachroedin Soeryobroto dalam seminar Kriminologi ke-I tahun 1969 di Semarang, memberi batasan mengenai sistem pemasyarakatan. Menurut beliau prinsip pemasyarakatan adalah “pemulihan kembali ke satuan hubungan hidup antara manusia dengan pribadinya, manusia dengan sesamanya, manusia dengan 40 Andi Hamzah,Op.Cit., hal. 106. 41 Bambang Poernomo, Pelaksanaan Pidana Penjara Dengan Sistem Pemasyarakatan, Liberty, Yogyakarta, 1986, hal. 186. masyarakat, manusia sebagai keseluruhan, manusia dengan alamnya dan dalam keseluruhan ini manusia sebagai makhluk Tuhan, manusia dengan Khaliknya”. 42 Warga binaan wanita yang diterima di LAPAS wajib didaftar. Pendaftaran warga binaan wanita sesuai dengan Pasal 10 ayat 1 UU Permasyarakatan meliputi : 1. Pencatatan : a. Putusan pengadilan; b. Jati diri; c. Barang dan uang yang dibawa; 2. Pemeriksaan kesehatan; 3. Pembuatan pasfoto; 4. Pengambilan sidik jari; dan 5. Pembuatan berita acara serah terima terpidana. Pembinaan warga binaan wanita yang ditempatkan di LAPAS wanita dalam Pasal 12 ayat 1 UU Pemasyarakatan digolongkan atas dasar umur, lama pidana yang dijatuhkan, jenis kejahatan, dan kriteria lainnya sesuai dengan kebutuhan atau perkembangan pembinaan. Pembinaan bagi warga binaan wanita dilakukan oleh petugas pemasyarakatan yang wanita juga. Warga binaan wanita dalam proses pembinaan memiliki hak selayaknya manusia lainnya, seperti yang terdapat dalam Pasal 14 ayat 1 : 1. Melakukan ibadah sesuai dengan agama atau kepercayaannya; 2. Mendapat perawatan, baik perawatan rohani maupun jasmani; 3. Mendapatkan pendidikan dan pengajaran; 4. Mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak; 5. Menyampaikan keluhan; 6. Mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti siaran media massa lainnya yang tidak dilarang; 7. Mendapatkan upah atau premisi atas pekerjaan yang dilakukan; 8. Menerima kunjungan keluarga, penasehat hukum, atau orang tertentu lainnya; 42 Sudarto, Kapita Selekta Hukum Pidana, Penerbit Alumni, Bandung, 1981, hal.98 dalam buku Djoko Prakoso, Hukum Penintensier Di Indonesia, Liberty , Yogyakarta,, 1988, hal.63. 9. Mendapatkan pengurangan masa pidana remisi; 10. Mendapatkan kesempatan berasimilasi termasuk cuti mengunjungi keluarga; 11. Mendapatkan pembebasan bersyarat; 12. Mendapatkan cuti menjelang bebas; dan 13. Mendapatkan hak-hak lain dengan peraturan perundang-undangan. Hak-hak warga binaan wanita yang pada poin 1 sampai ke 4 dilaksanakan dengan memperhatikan status yang bersangkutan sebagai warga binaan. Poin 5 dilaksanakan apabila terhadap warga binaan wanita terjadi pelanggaran hak asasi dan hak-hak lainnya yang timbul sehubungan dengan proses pembinaan, yang dilakukan oleh petugas lembaga pemasyarakatan atau sesama warga binaan. Poin 6 dan 7, diberikan setelah warga binaan wanita memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan. Poin 13 yang dimaksud seperti hak politik, hak memilih, dan hak keperdataan lainnya. Perlunya mempersoalkan hak-hak warga binaan wanita ini diakui dan dilindungi oleh hukum dan penegak hukum, khususnya para staf di lembaga pemasyarakatan atau Rutan merupakan suatu yang perlu bagi negara hukum yang menghargai hak-hak asasi warga binaan wanita sebagai warga masyarakat yang harus diayomi, walaupun telah melanggar hukum. 43 Proses pembinaan warga binaan wanita di LAPAS, bisa saja dilakukan dengan melakukan pemindahan seorang warga binaan wanita dari satu LAPAS ke LAPAS lainnya. Menurut Pasal 16 UU Pemasyarakatan warga binaan wanita dapat dipindahkan dari satu LAPAS ke LAPAS lain untuk kepentingan : pembinaan, keamanan dan ketertiban, proses peradilan, dan lainnya yang dianggap perlu. 43 Petrus Irwan Panjaitan dan Pandapotan Simorangkir, Op.Cit., hal.72.