Pidana Dan Pemidanaan Pidana, Tujuan, Dan Teori Pemidanaan

E. Keaslian Penulisan

Penulisan Skripsi yang berjudul Proses Pembinaan Terhadap Warga Binaan Wanita, Riset di Rutan Kelas II B Kabanjahe benar merupakan hasil karya Penulis sendiri, yang mana sumbernya diperoleh dari peraturan perundang- undangan, buku-buku hukum, media elektronik yang berhubungan dengan skripsi ini, dan Studi yang dilakukan di Rutan Kelas II B Kabanjahe. Sepanjang pengetahuan berdasarkan hasil penelusuran data kepustakaan Departemen Hukum Pidana, Fakultas Hukum, Universitas Sumatera Utara bahwa skripsi dengan judul Proses Pembinaan terhadap Warga Binaan Wanita, Riset di Rutan Kelas II B Kabanjahe, belum pernah ada yang menulis sebelumnya.

F. TINJAUAN PUSTAKA

1. Pidana, Tujuan, Dan Teori Pemidanaan

a. Pidana Dan Pemidanaan

Pidana berasal kata straf Belanda, sering disebut dengan istilah hukuman. Algra Jassen berpendapat pidana atau straf adalah alat yang dipergunakan oleh penguasa hakim untuk memperingatkan mereka yang telah melakukan suatu perbuatan yang tidak dapat dibenarkan, reaksi dari penguasa tersebut telah mencabut kembali sebagian dari perlindungan yang sehaarusnya dinikmati oleh terpidana atas nyawa, kebebasan, atau harta kekayaannya, yaitu seandainya ia telah tidak melakukan tindak pidana. 19 19 Marlina, Hukum Penitensier, PT Refika Aditama, Bandung, 2011, hal. 18 Pidana merupakan hal yang tidak terlepas dari pembicaraan mengenai pemidanaan. Pemidanaan sinonim dengan istilah penghukuman. Menurut Sudarto, pemidanaan diartikan sebagai penetapan pidana dan tahap pemberian pidana. 20 Jenis-jenis pidana menurut Pasal 10 KUHP terdiri atas pidana pokok dan pidana tambahan. Pidana pokok meliputi, pidana mati, pidana penjara, pidana kurungan, dan pidana denda. Pidana tambahan meliputi pencabutan beberapa hak- hak tertentu, perampasan barang-barang tertentu, pengumuman putusan hakim. a Pidana Penjara Pidana penjara adalah bentuk pidana yang berupa kehilangan kemerdekaan. Pidana penjara minimal satu hari dan maksimal seeumur hidup. Pidana penjara dilaksanakan di lembaga pemasyarakatan atau sering disebut dengan LAPAS atau bisa juga dilaksanakan di rumah tahanan RUTAN. Pidana penjara biasanya dijatuhkan kepada pelaku tindak pidana berat. Pidana penjara merupakan jenis pidana dibawah pidana mati. Ketentuan dalam pidana penjara yang dapat dijadikan sebagai jus constituendum, yaitu sebagai berikut : 1 Pidana penjara dijatuhkan untuk seumur hidup atau untuk waktu tertentu. Waktu tertentu dijatuhkan paling lama lima belas tahun berturut-turut atau paling singkat satu hari, kecuali ditentukan minimum khusus. 2 Jika dapat dipilih antara pidana mati dan pidana penjara seumur hidup; atau jika ada pemberatan pidana atas tindak pidana yang dijatuhi pidana penjara lima belas tahun maka pidana penjara dapat dijatuhkan untuk waktu dua puluh tahun berturut-turut. 3 Jika terpidana seumur hidup telah menjalani pidana paling kurang sepuluh tahun pertama dengan berkelakuan baik, Menteri Kehakiman dapat mengubah sisa pidana tersebut menjadi pidana penjara paling lama lima belas tahun. 4 Pelepasan bersyarat a Menteri Kehakiman dapat memberikan keputusan pelepasan bersyarat apabila terpidana telah mengalami setengah dari pidana 20 Ibid., hal. 33 penjara yang dijatuhkan, sekurang-kurangnya sembilan bulan dan berkelakuan baik. b Dalam pelepasan bersyarat ditentukan masa percobaan yaitu selama sisa waktu pidana penjara yang belum dijalani ditambah dengan satu tahun. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi selama masa percobaan ialah sebagai berikut : Terpidana tidak akan melakukan tindak pidana, dan Terpidana harus melakukan atau tidak melakukan perbuatan tertentu, tanpa mengurangi kemerdekaan beragama dan kemerdekaan berpolitik. c Terpidana yang mengalami beberapa pidana penjara berturut-turut, belum waktu tiga bulan terpidana dituntut karena melakukan tindak pidana dalam masa percobaan dan tuntutan berakhir karena putusan pidana yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Jangka waktu antara saat mulai menjalani pelepasan bersyarat dan menjalani kembali pidana tidak dihitung sebagai menjalani pidana. 21 b Pidana kurungan Pidana kurungan merupakan jenis pidana yang hampir sama dengan pidana penjara, yaitu pidana yang membatasi kebebasan bergerak dari seseorang pelaku tindak pidana yang ditempatkan dalam LAPAS ataupun rumah tahanan RUTAN. Pidana kurungan merupakan pidana yang lebih singkat dari pidana penjara, sehingga dapat disimpulkan bahwa pidana kurungan lebih ringan daripada pidana penjara. Pasal 18 ayat 1 KUHP mengatakan bahwa pidana kurungan paling sedikit satu hari dan paling lama satu tahun Perbandingan beratnya pidana pokok yang tidak sejenis ditentukan menurut urut-uRUTANnya dalam Pasal 10 KUHP 22 . Pasal ini menjelaskan bahwa pidana kurungan menempati uRUTAN ketiga, di bawah pidana mati dan pidana penjara. Pidana kurungan memang di pandang sebagai pidana yang ditujukan kepada delik-delik yang dipandang ringan seperti delik culpa dan pelanggaran. 21 Bambang Waluyo Pidana Dan Pemidanaan,Sinar Grafika, Jakarta, 2004, hal. 16-17. 22 Kitab Undang-undang Hukum Pidana KUHP, Pasal 69. Perbedaan lain antara pidana kurungan dengan pidana penjara adalah pekerjaan yang dibebankan kepada terpidana kurungan lebih ringan dibandingkan terpidana penjara. Pidana kurungan sebenarnya bertujuan untuk menakutkan afschrikking bukan untuk perbaikan. Kitab Undang-undang Hukum Pidana menentukan bahwa pidana kurungan paling sedikit satu hari dan paling lama satu tahun, jika ada pemberat pidana yang disebabkan karena pembarengan atau pengulangan atau karena ketentuan Pasal 52, pidana kurungan dapat ditambah menjadi satu tahun empat bulan, pidana kurungan sekali-kali tidak boleh lebih dari satu tahun empat bulan. 23 Secara ringkas perbedaan antara pidana penjara dan pidana kurungan adalah sebagai berikut 24 Hukuman Penjara Hukuman Kurungan 1. Diancam terhadap tindak pidana kejahatan berat 1. Diancam sebagai hukuman alternatif dan untuk tindak pidana pelanggaran 2. Maksimumnya 15 tahun atau dapat diperberat menjadi 20 tahun 2. maksimumnya 1 tahun atau dapat diperberat menjadi 1 tahun 4 bulan 3. Dapat dilaksanakan di semua tempat Lembaga PemasyarakatanLAPAS 3. hanya dilaksanakan di LAPAS daerah tempat tinggal terpidana 23 Ibid, Pasal 18 ayat 1,2, dan 3. 24 H.M.Hamdan”Hukuman Dan Pengecualian Hukuman Menurut KUHP Dan KUHAP, USU Press, Medan, 2010, hal.19. 4. Terpidana tidak mendapatkan hak pistole 4. terpidana mendapatkan hak pistole Tabel 2 : Perbedaan hukuman penjara dan hukuman kurungan Pidana kurungan biasanya dijatuhkan oleh hakim sebagai pokok pidana ataupun pengganti dari pidana denda. Menurut Memorie van Toelichting, dimasukkannya pidana kurungan ke dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana itu telah terdorong oleh dua macam kebutuhan, yaitu : a. Oleh kebutuhan akan perlunya suatu bentuk pidana yang sangat sederhana berupa suatu pembatasan kebebasan bergerak atau suatu pembatasan kebebasan bergerak atau suatu vrijheidsstraf yang sifatnya sangat sederhana bagi delik-delik yang sifatnya ringan. b. Oleh kebutuhan akan perlunya suatu bentuk pidana berupa suatu pembatasan kebebasan bergerak yang sifatnya tidak begitu mengekang bagi delik yang menurut sifatnya “tidak” menunjukkan adanya suatu kecerobokan mental atau adanya suatu maksud yang sifatnya jahat pada pelakunya ataupun sering disebut juga sebagai custodia honesta belaka. 25

b. Tujuan Pemidanaan