Tujuan Pemidanaan Pidana, Tujuan, Dan Teori Pemidanaan

4. Terpidana tidak mendapatkan hak pistole 4. terpidana mendapatkan hak pistole Tabel 2 : Perbedaan hukuman penjara dan hukuman kurungan Pidana kurungan biasanya dijatuhkan oleh hakim sebagai pokok pidana ataupun pengganti dari pidana denda. Menurut Memorie van Toelichting, dimasukkannya pidana kurungan ke dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana itu telah terdorong oleh dua macam kebutuhan, yaitu : a. Oleh kebutuhan akan perlunya suatu bentuk pidana yang sangat sederhana berupa suatu pembatasan kebebasan bergerak atau suatu pembatasan kebebasan bergerak atau suatu vrijheidsstraf yang sifatnya sangat sederhana bagi delik-delik yang sifatnya ringan. b. Oleh kebutuhan akan perlunya suatu bentuk pidana berupa suatu pembatasan kebebasan bergerak yang sifatnya tidak begitu mengekang bagi delik yang menurut sifatnya “tidak” menunjukkan adanya suatu kecerobokan mental atau adanya suatu maksud yang sifatnya jahat pada pelakunya ataupun sering disebut juga sebagai custodia honesta belaka. 25

b. Tujuan Pemidanaan

Roeslan saleh berpendapat bahwa, pidana merupakan reaksi atas delik yang banyak berwujud nestapa yang dengan sengaja ditimpakan negara pada pembuat delik 26 . Pidana juga sering disebut juga dengan hukuman. Hukuman merupakan sesuatu yang secara sengaja diberikan oleh pihak-pihak yang berwenang Hakim bagi orang-orang yang telah melanggar aturan yang berlaku di tengah-tengah masyarakat. Delik merupakan suatu perbuatan yang dilakukan individu maupun sekelompok individu yang tidak sesuai dengan hukum yang berlaku saat ini. Jadi dapat disimpulkan bahwa pidana merupakan hukuman yang secara sengaja diberikan kepada individu atau pun sekelompok individu yang 25 P.A.F Lamintang, Hukum Pidana I : Hukum Pidana Material Bagian Umum, Binacipta, Bandung, 1987. Hal.84, dalam buku Marlina,Hukum Penitensier, Refika Aditama, Bandung, 2011, hal.111. 26 Bambang Waluyo, Op.Cit, hal.9. melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan hukum yang berlaku di tengah- tengah masyarakat. Richard D. Schwartz dan Jerome H. Skolnick menyatakan bahwa tujuan pidana adalah untuk mencegah terjadinya pengulangan tindak pidana to prevent recidivism, mencegah orang lain melakukan perbuatan yang sama seperti yang dilakukan si terpidana to deter other from the performance of similar acts, menyediakan saluran untuk mewujudkan motif-motif balas to provide a channel for the expression of retaliatory motives 27 . Emile Durkheim mengemukakan mengenai fungsi dari pidana untuk menciptakan kemungkinan bagi pelepasan emosi-emosi yang ditimbulkan atau diguncangkan oleh adanya kejahatan the function of punishment is to create a possibility for the release of emotion that are araoused by the crime 28 . Tujuan dari pemidanaan diatur dalam Pasal 2 konsep tahun 19711972, selengkapnya Pasal 2 menentukan : 1. Maksud tujuan pemidanaan a. Untuk mencegah dilakukannya tindakan pidana demi pengayoman negara, masyarakat dan penduduk. b. Untuk membimbing agar terpidana insyaf dan menjadi anggota masyarakat yang berbudi baik dan berguna. 2. Untuk menghilangkan noda-noda yang diakibatkan oleh tindak pidana. Pemidanaan tidak dimaksukan untuk menderitakan dan tidak diperkenankan merendahkan martabat manusia. Kemudian tujuan pemidanaan tersebut mengalami perubahan, pada konsep KUHP tahun 19821983, Buku I menyatakan bahwaa tujuan pemberian pidana adalah : 1. Pemidanaan bertujuan untuk : a. Mencegah dilakukannya tindak pidana dengan menegakkan norma hukum dari pengayoman masyarakat. 27 Muladi dan Barda Nawawi Arief, Teori-Teori dan Kebijakan Pidana, Alumni, Bandung, 1992 hal. 20 28 ibid b. Mengadakan koreksi terhadap terpidana dengan demikian menjadikan orang yang baik dan berguna serta mampu untuk hidup bermasyarakat. c. Menyelesaikan konflik yang disebabkan oleh tindak pidana, memulihkan keseimbangan dan mendatangkan rasa damai dalam masyarakat. d. Membebaskan rasa bersalah pada terpidana. 2. Pemidanaan tidak dimaksudkan untuk menderitakan dan tidak diperkenankan merendahkan martabat manusia. Dalam konsep rancangan KUHP tahun 19911992, tujuan pidana ditentukan sebagai berikut ; 1. Pemidanaan bertujuan untuk : a. Mencegah dilakukannya tindak pidana dengan menegakkan norma hukum dari pengayoman masyarakat. b. Mengadakan koreksi terhadap terpidana dan dengan demikian menjadikan orang yang baik dan berguna serta mampu untuk hidup bermasyarakat. c. Menyelesaikan konflik yang disebabkan oleh tindak pidana, memulihkan keseimbangan dan mendatangkan rasa damai dalam masyarakat. d. Membebaskan rasa bersalah pada terpidana 2. Pemidanaan tidak dimaksudkan untuk menderitakan dan tidak diperkenankan merendahkan martabat manusia. Selanjutnya, dalam konsep KUHP Nasional tahun 2000 mengenai tujuan pemidanaan secara tegas diatur dalam Pasal 50, selengkapnya Pasal 50 konsep KUHP Nasional tahun 2000 yang menentukan bahwa : 1. Pemidanaan bertujuan untuk : a. Mencegah dilakukannya tindak pidana dengan mencegah norma hukum demi pengayoman masyarakat. b. Memasyarakatkan terpidana dengan mengadakan pembinaan sehingga menjadikannya orang yang baik dan berguna. c. Menyelesaikan konflik yang ditimbulkan oleh tindak pidana, memulihkan keseimbangan dan mendatangkan rasa damai dalam masyarakat. d. Membebaskan rasa bersalah pada terpidana. 2. Pemidanaan tidak dimaksudkan untuk menderitakan dan tidak diperkenankan merendahkan martabat manusia 29 RUU KUHP tahun 2004 menyebutkan tujuan pemidanaan dalam Pasal 50 yaitu : 1. Mencegah dilakukannya tindak pidana dengan menegakkan norma hukum demi pengayoman masyarakat. 29 Marlina, Hukum Penitensier, PT Refika Aditama, Bandung 2011, hal.25-27. 2. Anak di bawah umur bukan merupakan alasan penghapus pidana, namun hanya disebutkan sebagai alasan yang dapat meringankan pidana. 3. menyelesaikan konflik yang ditimbulkan oleh tindak pidana, memulihkan keseimbangan, dan mendatangkan rasa damai dalam masyarakat. 4. membebaskan rasa bersalah pada terpidana. 30

c. Jenis-jenis Teori Pemidanaan