41 | G.V. Plekhanov
41 | G.V. Plekhanov
Saya menyinggung semua ini sambil-lalu. Hal utama yang layak diperhatikan adalah pernyataan Marx bahwa hubungan-hubungan kepemilikan yang berlaku ketika tenaga-tenaga produktif mencapai suatu tingkat tertentu, mendorong pertumbuhan selanjutnya dari tenaga-tenaga itu untuk suatu jangka waktu, dan kemudian mulai menghambat pertumbuhan itu. 134 Ini sebuah canang akan kenyataan bahwa, walaupun suatu keadaan tertentu tenaga-tenaga produktif adalah sebab dari hubungan-hubungan produksi tertrentu, dan khususnya dari hubungan- hubungan kepemilikan, yang rtersebut terakhir (begitu itu telah lahir sebagai suatu konsekuensi dari sebab yang tersebut di muka itu) itu sendiri mulai mempengaruhi sebab itu. Dengan demikian lahirlah suatu interaksi di antara ternaga-tenaga produktif dan perekonomian sosial itu. Karena suatu bangungan-atas lengkap dari hubungan-hubungan sosial, sentimen-sentimen dan konsep-konsep bertumbuh di atas landasan ekonomi itu, maka bangunan-astas itu mula-mula memupuk dan kemudian menghalangi perkembangan ekonomi itu, lahir di antara bangunan-atas dan dasar itu suatu interaksi yang memberikan kunci pada suatu pemahaman mengenai semua gejala itu, yang pada kilas pandang pertama kelihatan berkontradiksi dengan tesis fundamental dari materialisme historis.
Segala sesuatu yang hingga kini dikatakan oleh para pengritik Marx perihal yang dianggap sebagai keberat-sebelahan Marxisme dan yang dianggap pengabaian semua faktor lainnya dari perkembangan masyarakat kecuali yang ekonomis, telah dijawab seketika oleh suatu kegagalan untuk memahami peranan yang diberikan oleh Marx dan Engels pada “interaksi antara dasar dan bangunan-atas.” Untuk menyadari, misalnya, betapa sedikit Marx dan Engels mengabaikan arti- penting dari faktor politis itu, cukuplah kita membaca halaman-halaman dari Manifes Komunis yang merujuk pada gerakan pembebasan burjuasi. Di situ kita diberitahu:
“Suatu kelas tertindas di bawah kekuasaan para bangsawan feodal, sebuah asosiasi bersenjata dan pemerintahan-sendiri di komunitas abad-pertengahan; di sini repuublik kota yang independen (seperti di Italia dan Jerman); di sana golongan ketiga dari monarki (seperti di Perancis) yang dapat dipajaki, kemudian dalam periode manufaktur itu sendiri, melayani yang semi-feodal ataupun yang monarki absolut sebagai suatu sikap-kontra terhadap kaum bangsawan, dan, sesungguhnya, batu-sudut
Masalah-Masalah Dasar Marxisme | 42
monarki-monarki besar pada umumnya, burjuasi pada akhirnya telah–sejak pendirian Industri Modern dan pasar-dunia, menaklukkan bagi dirinya, dalam Negara perwakilan modern, kekuasaan politis eksklusif. Pelaksana dari Negara modern hanyalah sebuah komite untuk mengelola urusan- urusan umum dari seluruh burjuasi.” 135
Arti-penting faktor politis itu demikian jelas diungkapkan di sini sehingga beberapa pengritik menganggapnya ditekankan secara berlebihan. Tetapi pengaruh dan daya faktor ini, maupun cara operasinya pada setiap periode tertentu dari perkembangan burjuasi, adalah sendiri dijelaskan di dalam Manifesto oleh proses perkembangan ekonomis itu, yang sebagai konsekuensinya keaneka-ragaman faktor-faktor itu sama sekali tidak menganggu kesatuan dari sebab fundamental itu. Hubungan- hubungan politis tak-pelak lagi mempengaruhi gerakan ekonomi itu, tetapi adalah juga tidak-dapat-disangkal bahwa sebelum mereka mempengaruhi gerakan itu, mereka diciptakan olehnya.
Hal serupa mesti dikatakan mengenai mentalitas manusia sebagai suatu makhluk sosial, dari yang secara agak sepihak dinamakan konsep-konsep sosial oleh Stammler. Manifesto memberikan bukti yang meyakinkan bahwa para pengarangnya menyadari sekali akan arti-penting faktor ideologis itu. Namun, dalam Manifesto yang sama itu pula kita melihat bahwa, bahkan apabila faktor ideologis itu memainkan suatu peranan penting dalam perkembangann masyarakat, “adalah ia sendiri yang sebelumnya menciptakan perkembangan itu. Ketika dunia purba berada dalam kejatan-kejatan terakhirnya, religi-religi purba itu diatasi oleh Kekristianian. Ketika ide-ide Kekristianian pada abad ke XVIII menyerah pada ide-ide rasional, masyarakat feodal melangsungkan pertempuran- kematiannya dengan yang ketika itu burjuasi revolusioner.” 136 Dalam hubungan ini, namun, bab penutup Manifesto lebih meyakinkan lagi. Para pengarangnya memberi-tahukan pada kita bahwa kaum Komunis tidak pernah berhenti menanamkan pengakuan yang sejelas mungkin mengenai antagonisme permusuhan antara kepentingan-kepentingan burjuasi dan proletariat dalam pikiran kaum buruh. Mudah dimengerti bahwa seseorang yang tidak mengaitkan arti-penting apapun pada faktor ideologis itu, tidak mempunyai dasar logis untuk mencoba menanamkan pengakuan apapun seperti itu dalam pikiran sesuatu kelompok sosial.