63 | G.V. Plekhanov
63 | G.V. Plekhanov
sekarang, tiada (buku) panduan seperti itu yang dapat ditulis oleh seorang sarjana secara individual, betapapun luas pengetahuannya, ataupun oleh sekelompok lengkap para sarjana. Kecukupan bahan untuk itu masih belum ada, juga belum akan ada untuk waktu yang lama. Bahan seperti hanya dapat diakumulasi dengan cara serentetan panjang penelitian- peneltian yang dilaksanakan di berbagai bidang ilmu-pengetahuan, dengan bantuan metode Marxis. Dengan kata-kata lain, para pengkritik yang menuntut sebuah buku berkeinginan agar segala sesuatu itu “dimulai dari ujung (akhir), yaitu, mereka menghendaki suatu penjelasan pendahuluan,” dari titik-pandang materialis, “dari proses historis itu sendiri yang mesti diuraikan.” Kenyataan sesungguhnya, sebuah buku yang membela materialisme historis sedang ditulis sejauh para sarjana masa-kini–kebanyakan, seperti yang telah saya katakan, tanpa menyadari bahwa berbuat seperti itu–dipaksa oleh keadaan ilmu pengetahuan sosial dewasa ini untuk melengkapi suatu penjelasan materialis mengenai gejala-gejala yang mereka pelajari. Bahwa para sarjana seperti itu tidaklah sedikit jumlahnya terbukti secara cukup meyakinkan oleh contoh-contoh yang telah saya kutip di atas.
Telah dikatakan oleh Laplace bahwa lima-puluh tahun terlah berlalu sebelum penemuan besar Newton dilengkapi/ditambah dalam suatu derajat yang berarti. Periode demikian panjangnya diperlukan untuk kebenaran besar ini agari dipengertui secara umum dan untuk menanggulangi hambatan-hambatan yang melintang di jalannya oleh teori pusat-kisaran (vortex = Cartesian, pen.) dan barangkali juga oleh kehormatan yang di lukai dari para ahli mathematika zaman Newton. 177
Hambatan-hambatan yang dihadapi materialisme masa-kini sebagaui suatu teori yang serasi dan konsisten adalah jauh lebih besdar ketimbang hambatan-hambatan yang dihadapi teori Newton pada ketika permunculannya. Terhadapnya secara langsung dan menentukan dijajarkan kepentingan-kepentingan kelas yang kini berkuasda, pada pengaruh mana kebanyakan sarjana terpaksa menundukkan diri mereka. Dialektika materialis, “yang memandang setiap perkembangan bentuk sosial secara historis sebagai dalam gerakan cair/mengalir dan....... tidak membiarkan apapun dipaksakan atasnya,” tidak dapat memperoleh simpati kelas konservatif yang adalah burjuasi Barat dewasa ini. Ia berada
Masalah-Masalah Dasar Marxisme | 64
dalam kontradiksi yang sedemikian rupa dengan keranga pikiran kelas sehingga kaum ideologi dari kelas itu dengan sendirinya cenderung memandangnya sebagai sesuatu yang tiada-diperkenankan, tidak patut, dan tidak berharga untuk diperhatikan oleh orang terhormat pada umumnya 178 , dan orang-orang terpelajar yang dimuliakan khususnya. Tidaklah mengherankan bahwa masing-masing dari para orang sangat terpelajar itu memandang dirinya sendiri secara moral wajib mengalihkan dari dirinya kecurigaan bersimpati dengan materialisme. Cukup sering para orang yang sangat terpelajar itu semakin menolak materialisme tandas-tandas, semakin pula mereka menekankan bahwa mereka menganut titip-pandang materialis dalam penelitian khusus mereka. 179 Hasilnya adalah sejenis kebohongan konvensional yang setengah-bawah-sadar, yang, tentu saja, hanya dapat mempunnyai satu efek yang paling merugikan atas pemikiran teoretis.
XV
Kebohongan konvensional dari sebuah masyarakat yang terbagi ke dalam kelas-kelas mennjadi semakin dikembangkan, semakin pula tatanan keadaan yang terdapat digoyahkan oleh dampak perkembangan ekjonomikal dan perjuangan kelas yang ditimbulkannya. Marx dengan benar sekali mengatakan bahwa semakin besar perkembangan kontradiksi antara tenaga-tenaga produktif yang bertumbuh dan tatanan sosial yang ada, semakin pula ideologi kelas majikan menjadi digenangi oleh kemunafikan. Semakin kepalsuan ideologi ini diungkapkan oleh kehidupan, semakin tinggi dan alim bahasa kelas itu jadinya (Sankt Max. Dokumente des Sozialismus, Augustus 1904, Hal. 370-71). 180 Kebenaran pernyataan ini dewasa ini dibuktikan dengan kekuatan istimewa, ketika, misalnya, meluasnya kebejatan moral di Jerman, seperti yang diungkapkan oleh peradilan Harden-Moltke 181 berlangsung berbarengan dengan suatu renaisans idealisme dalam ilmu-pengetahuan sosial. Di negeri kita, bahkan di kalangan para ahli teori proletariat, bisa dijumpai orang-orang yang tidak mengerti akan sebab sosial renaisans ini, dan mereka sendiri telah tunduk pada pengaruhnya, seperti para Bogdanov, Bazarov dan sebangsanya.