49 | G.V. Plekhanov
49 | G.V. Plekhanov
produktif dalam kapasitasnya sebagai pemimpin, kelas atas memandang kelas lebih rendah dengan suatu sikap melecehkan yang tidak dicobanya untuk ditutup-tutupi. Ini juga tercermin dalam ideologi-ideologi kedua kelas itu. Fabliaux Perancis abad-pertengahan, dan teristimewa chan- sons de gestes, 145 melukiskan petani zasman itu dengan cara yang sangat tidak menarik. Kalau kita boleh mempercayai mereka, maka:
Li vilains sont de laide forme Ainc si très laide ne vit home; Chacuns a XV piez de granz; En auques ressemblent jâianz, Mais trop sont de laide manière Boqu sont devant et derrière. 146
Kaum tani, tentu saja, melihat diri mereka secara lain. Jengkel dengan arogansi para bangsawan feodal, mereka bernyanyi:
Nous sommes des hommes, tous comme eux, Et capable de souffrir, tout autant qu’eux. 147
Dan mereka bertanya: When Adam delved and Eve span,
Who was then the gentleman? Singkat kata, masing-masing dari kedua kelas ini melihat segala sesuatu
dari titik pandang masing-masing, yang ditentukan oleh kedudukannya di dalam masyarakat. Psikologi pihak-pihak yang bersaing diwarnai oleh perjuangan kelas. Seperti itu, tentu saja, adalah kejadiannya tidak saja di Abad-abad Pertengahan dan tidak saja di Perancis. Semakin tajam perjuangan kelas itu bertumbuh di suatu negeri tertentu dan pada suatu waktu tertentu, semakin kuat pengaruhnya atas psikologi kelas-kelas yang berkonflik. Asiapapun yang akan mempelajari sejarah ideologi- ideologi dalam suatu masyarakat yang terbagi dalam kelas-kelas mesti sangat memperhitungkan pengaruh ini; jika tidak ia akan menemukan dirinya berada di tengah lautan secara tak-menentu. Mencoba memberikan sebuah penjelasan ekonomis yang tumbul mengenai kenyataan munculnya aliran David 148 dalam seni lukis Perancis abad ke18: tiada yang dihasilkan oleh usaha itu kecuali omong-kosong ganjil
Masalah-Masalah Dasar Marxisme | 50
dan bebal.Tetapii, apabila anda memandang aliran itu sebagai suatu refleksi ideologis dari perjuangan kelas di dalam masyarakat Perancis pada menjelang revolusi besar, maka masalah seketika mengasumsikan suatu aspek yang berbeda sama sekali: bahkan kualitas-kualitas seperti dalam seni David yang, sepertinya, begitu jauh terpisah dari ekonomi sosial sehingga seakan-akan tiada kaitannya sama sekali dengannya, akan menjadi sepenuhnya dimengerti.
Hal yang sama mesti dikatakan mengenai sejarah ideologi-ideologi di Yunani purba, suatu sejarah yang secara mendalamn sekali mengalami dampak perjuangan kelas. Dampak itu tidak secukupnya dibuktikan dalam studi Espinas yang menarik itu, dengan konsekuensi bahwa kesimpulan-kesimpulannya yang penting ditandai oleh suatu prasangka tertentu. Contoh-contoh seperti itu dapat disebutkan dewasa ini dalam jumlah besar, dan semua itu akan menunjukkan bahwa pengaruh materialisme Marx atas para ahli masa-kini akan sangat bernilai sekali dalam arti bahwa “itu akan mengajar mereka untuk juga memperhitungkan faktor-faktor lainnya kecuali yang teknis dan yang ekonomis.” Ini kedengarannya paradoksal, namun itu suatu kebenaran yang tidak dapat disangkal, yang tidak akan mengejutkan kita lagi apabila kita ingat bahwa, seekalipun ia menjelaskan setiap gerakan sosial sebagai hasil perkembangan ekonomis masyarakat, Marx sangat sering dengan demikian menjelaskan gerakan itu hanya sebagai hasil akhir, yaitu, ia menganggap sudah dengan sendirinya bahwa sejumlah dari berbagai faktor lain akan beroperasi dalam interim (sementara) itu.
XII
Suatu aliran (kecenderungan) lain, yang secara diametrikkal berlawanan pada yang baru saja kita lihat pada Espinas, mulai mengungkapkan diri dalam ilmu-pengetahuan masa-kini–suatu kecenderungan untuk menjelaskan sejarah ide-ide semata-mata dengan pengaruh perjuangan kelas. Aliran yang sepenuhnya baru namun tidak mencolok ini telah lahir karena pengaruh langsung materialisme historis Marxis. Kita melihatnya dalam tulisan-tulisan pengarang |Yunnani, A. Eleutheropoulos, yang karya utamanya, Wirtschaft und Philosophie, I..