19 | G.V. Plekhanov
19 | G.V. Plekhanov
pengetahuan sosial, terutama oleh para sejarahwan Peranciis dari periode Restorasi. Tetapi, bahkan di sini filsafat Feuerbach membekali mereka dengan beberapa petunjuk yang berharga, “Seni, agama, filsafat, dan ilmu-pengetahuan,” Feuerbach berkata, “adalah manifestasi atau pengungkapan dari esensi manusia yang sejati.” 70 Dari situ berarti bahwa esensi manusia mengandunng penjelasan dari semua ideologi, yaitu, bahwa perkembangan yang tersebut belakangan dikondisikan oleh perkembangan esensi manusia itu. Apakah esensi itu? Esensi manusia, Feuerbach menjawab, “hanyalah dalam komunitas, dalam kesatuan Manusia dengan Manusia.” 71 Ini sangat samar-samar, dan di sini kita melihat suatu perbatasan yang tidak pernah diseberangi Feuerbach. 72 Namun, adalah di luar/melampaui garis perbatasan itu yang menjadi wilayah penjelasan materialis tentang sejarah, suatu wilayah yang diungkapkan oleh Marx dan Engels, berawal; penjelasan itu menandakan sebab-sebab yang menentukan, dalam proses sejarah, komunitas, kesatuan Manusia dengan Manusia itu, yaitu, saling-hubungan yang dilakukan oleh manusia. Garis perbatasan inii tidak hanya memisahkan ( membedakan) Marx dari Feuerbach, tetapi membuktikan (juga) kedekatannya dengan yang tersebut belakangan.
Thesis keenam tentang Feuerbach mengatakan, bahwa esensi manusia merupakan paduan dari hubungan-hubungan sosial. Ini jauh lebih menentukan ketimbang yang dikatakan sendiri oleh Feuerbach, dan kaitan genetik yang erat antara pandangan-dunia Marx dan filsafat Feuerbach diungkapkan di sini dengan kejelasan yang mungkin lebih besar ketimbang di manapun.
Ketika Marx menulis Thesis ini ia sudah mengetahui, tidak hanya arah di mana pemecahan masalah ini harus dicari, tetapi pemecahan itu sendiri. Di dalam Critique of the Hegelian Philosophy of Right, ia menunjukkan bahwa saling hubungan-hubungan manusia di dalam masyarakat, “hubungan-hubungan legal maupun bentuk-bentuk negara juga tidak ditangkap/difahamni dari mereka-sendiri ataupun dari yang disebut perkembangan umum dari pikiran manusia, melainkan lebih mempunyai akar-akar mereka di dalam kondisi-kondisi kehidupan material, yang jumlah-totalnya, dengan , mengikuti contoh orang-or- ang Inggris dan Perancis abad XVIII, oleh Hegel dipadukan dalam
Masalah-Masalah Dasar Marxisme | 20
penamaan masyarakat madani, sedangkan anatomi masyarakat madani itu mesti dicari di dalam ekonomi politik.” 73
Sekarang hanya tinggal menjelaskan asal-usul dan perkembangan ekonomi untuk memperoleh suatu pemecahan sepenuhnya atas suatu masalaah yang tidak mampu diatasi oleh materialisme selama berabad- abad lamanya. Penjelasan itu diberikan oleh Marx dan Engels.
Sudah semestinya bahwa, tatkala saya berbicara tentang pemecahan sepenuhnya atas masalah besar itu, saya hanya merujuk pada pemecahan aljabraik atau umumnya, yang tidak dapat diperoleh/ditemukan oleh materialisme selama perjalanan berabad-abad .Sudah dengan sendirinya bahwa, manakala saya berbicara tentant suatu pemecahan sepenuhnya, saya tidak merujuk pada arithmatika perkembangan sosial, tetapi pada aljabarnya; tidak pada sebab-sebab gejala-gejala individual, tetapi bagaimana pengungkapan-pengungkapan sebab-sebab itu harus didekati/ disikapi. Dan itu berarti bahwa penjelasan materialis mengenai sejarah terutama mempunyai arti-penting metodologis. Engels sangat menyadari hal ini ketika ia menulis: “Yang kita butuhkan bukanlah hasil-hasil kasar seperti studi-studi (das Studium); hasil-hasil tidak mempunyai arti apabila mereka dipisahkan dari perkembangan yang mengakibatkannya.” 74 Namun, ini kadang-kadang tidak dimengerti oleh para pengritik Marx, yang, seperti dikatakan, semoga diampuni oleh Tuhan, dan oleh beberapa dari pengikutnya, yang adalah jauh lebih buruk. Michelangelo pernah berkata pada diri sendiri, Pengetahuanku akaan melahirkan sejumlah besar kaum ignoramus (orang-bodoh). Kata-kata ini ternyata–celakanya–sangat profetik. Dewasa ini pengetahuan Marx melahirkan kaum ignoramus (orang-orang bodoh). Kesalahannya tidak terletak pada Marx, tetapi pada mereka yang berbicara omong-kosong sambil menyebut-nyebut nama Marx. Untuk menghindari omong- kosong sepertii itu, diperlukan suatu pengertiian mengenai makna metodologis dari materialisme historis.