73 | G.V. Plekhanov
73 | G.V. Plekhanov
konsekuensi dari suatu proses perkembangan ekonomis, dan oleh karenanya sendiri ditentukan oleh keharusan.
Sosiologi menjadi suatu ilmu-pengetahuan hanya sejauh ia berhasil memahami munculnya tujuan-tujuan dalam manusia sosial ( teleologi sosial), sebagai suatu konsekuensi keharusan dari suatu proses sosial yang akhirnya ditentukan oleh proses perkembangan ekonomis.
Sangat karakteristik adalah keadaan yang membuat para antagonis yang teguh dari penjelasan materialis tentang sejarah melihat diri mereka dipaksa membuktikan ketidak-mungkinan sosiologi sebagai suatu ilmu- pengetahuan. 198 Ini berarti bahwa “ pendekatan kritis kini menjadi suatu rintangan bagi perkembangan selanjutnya dari ilmu-pengetahuan zaman kita.” Dalam hubungan ini, suatu masalah yang menarik timbul bagi mereka yang mencoba menemukan suatu penjelasan ilmiah mengenai sejarah teori-teori filosofial. Masalah itu adalah, untuk menentukan dengan cara apa peranan pendekatan kritis itu berkaitan dengan perjuangan kelas-kelas dalam masyarakat masa-kini.
Jika aku berusaha ikut-serta dalam suatu gerakan yang kemenangannya kuanggap sebagai suatu keharusan historis, maka itu berarti bahwa aku memandang aktivitasku sendiri sebagai suatu kaitan yang harus ada di dalam rangkaian kondisi yang jumlah-totalnya mau-tak-mau akan menjamin kemenangan suatu gerakan yang kuanggap penting. Ia kurang- lebih tidak berarti lebih dari itu. Seorang dualis akan gagal memahaminya, tetapi semua ini akan jelas dan gamblang sekali bagi setiap orang yang telah mengasimilasi teori mengenai kesatuan subyek dan obyek, dan yang telah memahami bagaimana kesatuan itu mengungkap dirinya sendiri dalam gejala-gejala sosial.
Sangat layak diperhatikan adalah kenyataan bahwa para ahli teori mengenai Protestantisme di Amerika Serikat tampaknya tidak mampu memahami penghadap-hadapan kebebasan dan keharusan yang telah dilakukan dalam pikiran begitu banyak ahli idologi burjuasi Eropa. H. Bargy mengatakan bahwa “di Amerika, para oinstruktor yang paling positif di bidang energi ( professeurs d’énergie) sedikit sekali yang berkecenderungan untuk mengakui kebebasan kehendak.” 199 Ia menjulukkan ini pada lebih-sukanya (pilihan) mereka, sebagai orang-
Masalah-Masalah Dasar Marxisme | 74
orang yang berbuat, akan penyelesaian-penyelesaian fatalis. Namun, ia salah, karena fatalisme tidak ada urusan apapun dengan masalah ini. Hal ini dapat diketahui dari pernyataannya sendiri mengenai Jonathan Edwards,sang moralis: “Sudut-pandang Edwards...... adalah dari semua orang yang berbuat (man of action). Bagi siapa saja yang pernah mempunyai sesuatu tujuan dalam hidupnya, kebebasan adalah fakultas yang mencurahkan seluruh jiwanya dalam pengabdian tujuan itu.” 200 Ini tepat sekali, dan sangat menyerupai tidak menghendaki apapun kecuali menjadi dirinya sendiri. Tetapi, tatkala seorang tidak menghendaki apapun kecuali dirinya sendiri–nya Hegel, maka orang itu sama sekali bukanlah seorang fatalis: ketika itu ia justru seorang yang berbuat.
Kantianisme bukan suatu filsafat perjuangan, atau suatu filsafat dari iorang yang berbuat. Ia adalah suatu filsafat orang-orang yang bersetengah-hati, suatu filsafat kompromi.
Cara-cara untuk menyingkirkan kejahatan sosial yang ada, Engels berkata, mesti ditemukan dalam kondisi-kondisi produksi material yang ada, tidak dibuat-penemuan oleh seseorang reformer sosial. 201 Stammler setuju dengan hal ini, tetapi menuduh Engels tidak berpikiran jelas, karena di dalam pandapatnya (pendapat Stammler) hakekat permasalahannya terletak dalam pemastian metode dengan bantuan yang dengannya penemuan itu mesti dibuat. 202
Keberatan ini, yang hanya berbicara tentang pikiran yang kabur di pihak Stammler, dilenyapkan dengan sekedar menyebutkan kenyataan bahwa sekalipun sifat dari metode dalam kasus-kasus seperti itu ditentukan oleh aneka-ragam faktor yang banyak, semua yang tersebut terakhir itu pada akhirnya dapat merujuk pada proses perkembangan ekonomis. Kenyataan munculnya teori Marx itu sendiri ditentukan oleh perkembangan cara produksi kapitalis, sedangkan predominasi utopianisme dalam sosialisme pra-Marxis dapat difahami di dalam sebuah masyarakat yang tidak saja menderita dari perikembangan cara produksi yang tersebut di muka, tetapi juga (dan dalam derajat lebih besar) dari ketidak-cukupan perkembangan itu.
Akan berlebihan untuk memperbesar masalah ini. Para pembaca