85 | G.V. Plekhanov Dengan Hegel, dialektika bertepatan dengan metafisika.

85 | G.V. Plekhanov Dengan Hegel, dialektika bertepatan dengan metafisika.

Bagi kita, dialektika dibangun di atas doktrin Alam. Dengan Hegel, Ide Absulut (ide mutlak) adalah, menggunakan ungkapan

Marx, demiurgos dari realitas. Bagi kita, ide mnutlak hanyalah suatu abstrtaksi dari gerak, yang kemudian menjadi sebab dari semua kombinasi dan keadaan materi.

Dengan Hegel, pikiran maju dalam konsekuensi pengungkapan dan penyelesaian kontradiksi yang terkurung dalam konsep-konsep. Menurut doktrin kita–doktrin materialis–kontradiksi-kontradiksi yang dikandung dalam konsep-konsep adalah sekedar refleksi-refleksi, terjemahan- terjemahan ke dalam bahasa pikiran, dari kontradiksi-kontradiksi yang terkandung dalam gejala-gejala dikarenakan sifat kontradiktif dasar umum mereka, yaitu, gerak.

Dengan Hegel, proses segala sesuatu ditentukan oleh proses ide-ide. Bagi kita, proses ide-ide dijelaskan oleh proses benda-benda, dan proses pikiran, oleh proses kehidupan.

Materialisme menegakkan dialektika di atas kakinya, dan dengan begitu melucutinya dari selubung misteri yang dibungkuskan padanya oleh Hegel. Dengan melakukan itu, materialisme mengungkapkan watak revolusioner materialisme itu.

Dalam bentuk mistiknya, kata Marx, dialektika menjadi mode di Jerman, karena itu tampak mentransfigurkan dan memuliakan keadaan yang berlaku. Dalam bentuk rasionalnya ia merupakan suatu skandal dan suatu keburukan terhadap keburjuisan dan para profesornya yang doktgriner, karena ia mencakup dal;am pemahaman dan pengakuan aifrmatifnya mengenai tatanan yang berlaku, dan pada waktu bersamaan juga, pengakuan mengenai negasi keadaan itu, dan bugbarnya yang tidak terelakkan; karena ia memandang setiap bentuk sosial yang dikembangkan secara historis (gewordene –G.V.P.) sebagai suatu gerak mengalir, dan karenanya memperhitungkan sifat sementaranya tidak kurang ketimbang keberadaan sesaatnya; karena ia tidak membiarkan apapun dipaksakan padanya, dan dalam hakekatnya kritis dan revolusioner. 222

Masalah-Masalah Dasar Marxisme | 86

Adalah sesuai dengan tatanan segakla sesuatunya bahwa dialektika materialis merupakan suatu skandal dan suatu kejahatahn bagi burjuasi, yang digenangi dengan semangat reaksi; tetapoi fakta bahwa bahkan orang yang bersimpati setulusnya dengan gerakan revolusioner kadangkala berpaling dari dialektika materialis adalah menertawakan dan sangat menyedihkan. Itu adalah puncaknya absurditas.

Setelah semua yang saya katakan, saya dapat, kupikir, mengangkat bahuku sebagai tanda jijik berkenaan dengan karangan mengherankan yang dibuat-buat oleh Mr. N.G. yang menjulukkan pada saya azas organisasi rangkap dari intelek, sebuah prinsip yang dianggap merupakan premis satu-satunya yang dapat membuat logika dialektis ita, setidak- tidaknya, agak mirip dengan kebenaran (verisimilar) 223 Sungguh, betapa melesetnya pengritik kita yang sedikitpun mendekati kebenaran.

Satu hal lagi yang patut kita perhatikan. Kita sudah mengetahui bahwa Überweg benar–dan hingga seberapa jauh ia benar–dalam menuntut dari mereka yang berpikir secara logis, jawaban-jawaban tertentu atas pertanyaan-pertanyaan tertentu mengenai apakah suatu obyek tertentu memiliki suatu sifat tertentu. Tetapi anggaplah kita berurusan, tidak dengan suatu obyek yang sederhana, mmelainkan dengan suatu obyek yang kompleks, yang menyatukan gejala-gejala yang berlawanan secara diametris di dalam dirinya sendiri, dan oleh karenanya di situ memadukan sifat-sifat yang secara diametris berlawanan satu sama lain. Adakah tuntutan yang diajukan oleh Überweg dapat diterapkan pada penilaian atas sebuah obyek seperti itu? Tidak, ia tidak dapat. Überweg, yang berlawanan dengan dialektika Hegelian setegas Trendelenburg, beranggapan bahwa dalam kasus-kasus seperti itu penalaran yang diperlukan mesti sesuai dengan suatu ketentuan lain, yaitu, dari kebertepatan yang berlawanan (principium coincidentiae oppositorum).Tetapi bagian terbesar dari gejala-gejala yang masuk dalam kompas ilmu-pengetahuan alam dan sosial adalah di antara obyek-obyek jenis ini. Secara diametris gejala-gejala yang berlawanan disatukan dalam gelembung (globule) protoplasma yang paling sederhana, dan dalam kehidupan masyarakat yang paling berkembang. Sebagai konsekuensinya, suatu tempat penting mesti diberikan pada metode dialektis di bidang ilmu-pengetahuan alam dan sosial. Metode ini telah