71 | G.V. Plekhanov
71 | G.V. Plekhanov
termasuk departemen fisiologi, bukan departemen sosiologi. Lalu, dalam hubungan ini, apakah yang dapat kita tuntut dari sosiologi? Kita dapat menuntut penjelasan mengenai sebab mengapa manusia, dalam usaha memenuhi kebutuhan-kebutuhannya–misalnya, kebutuhan akan makanan–kadangkala memasuki jenis-jenis tertentu saling-hubungan, dan kadangkala memasuki jenis-jenis saling-hubungan yang lain sekali. Sosiologi–dalam person Marx–menjelaskan situasi ini sebagai hasil/ akibat dari keadaan tenaga-tenaga produktif mereka. Nah, pertanyaannya sekarang adalah: apakah keadaan kekuatan-kekuatan ini bergantung pada kehendak manusia, atau pada tujuan-tujuan yang dikejhar oleh manusia? Atas pertanyaan ini, sosiologi, kembali dalam person Marx , menjawab, bahwea tidak demikian halnya. Jika tidak terdapat ketergantungan seperti itu, maka itu berarti bahwa kekuatan-kekuatan ini dilahirkan berkat suatu keharusan tertentu, suatu keharusan yang ditentukan oleh kondisi- kondisi tertentu yang berada di luar manusia.
Kesimpulan apakah yang mesti ditarik dari ini? Apakah jika perburuan itu suatu aktivitas yang sangat berguna dari pihak orang biadab itu, maka kenyataan ini sama sekali tidak mengurangi arti-penting pemantauan Marx bahwa hubungan-hubungan produksi yang timbul di antara kaum biadab yang adalah kaum pemburu itu dilahirkan berkat kondisi-kondisi yang tidak sepenuhnya bergantung pada aktivitas yang sangat berguna itu. Dengan kata-kata lain, apabila pemburu primitif itu berikhtiar secara sadar untuk membunuh sebanyak mungkin buruannya, itu tidak berarti bahwa komunisme yang karakteristik bagi kehidupan keseharian sang pemburu itu telah berkembang sebagai hasil yang sangat berguna dari aktivitas-aktivitasnya. Tidak, komunisme ini telah lahir, atau lebih tepatnya telah dilestarikan dari sendirinya (mengetahui bahwa ia telah timbul lama berselang) sebagai hasil suatu organisasi kerja secara sadar, yaitu, yang keharusan yang sifatnya bebas sekali dari kehendak manusia. 195 Inilah yang Stammler yang Kantian itu telah gagal memahaminya; di sinilah ia tersesat, dan menyesatkan para Struve, Bulgakov, dan lain-lain sementara maum Marxis kita, yang nama- namanya diketahui oleh Tuhan saja. 196
Melanjutkan pendapat-pendapat kritisnya, Stammler mengatakan bahwas jika perkembangan sosial mesti secara khusus terjadi berkat
Masalah-Masalah Dasar Marxisme | 72
keharusan kausal, akan sungguh-sungguh tidak-masuk akal untuk secara sadar mencoba melanjutkannya. Menurut pendapatnya, alternatifnya adalah yang berikut ini: atau kita menganggap suatu gejala tertentu sebuah keharusan, yaitu, tidak terelakkan, dalam hal mana tidak terdapat kebutuhan bagi kita untuk membantu mengusahakannya, atau aktivitas kita adalah esensial agar gejala itu terjadi, dalam hal mana ia tidak dapat dirumuskan sebagai suatu keharusan. Siapakah yang akan mencoba membantu yang seharusnya, yaitu yang tidak-terelakkan: menyingsingnya matahari. 197
Ini sebuah ungkapan yang sangat hidup mengenai dualisme, yang karakteristikk orang-orang yang terendam dalam Kantianisme: bagi mereka, pikiran selalu terpisah dari keberadaan.
Menyingsingnya matahari sama sekali tiada kaitannya dengan hubungan- hubungan sosial manusia, baik sebagai sebab ataupun sebagai akibat. Sebagai suatu gejala alamnm, ia karenanya dapat di berhadap-hadapkan dengan aspirasi-aspirasi sadar manusia, yang, juga, tidak mempunyai kaitan kausal dengannya. Tetapi berbeda sekali apabila kita berurusan dengan gejala sosial, dengan sejarah. Kita sudah mengetahui bahwa sejarah dibuat oleh manusia; karenanya, aspirasi-aspirasi manusia tidak bisa lain kecuali sebuah faktor dari gerakan sejarah. Tetapi manusia mmembuat sejarah dengan satu cara tertentu dan tidak dengan cara yang lain, sebagai konsekuensi dari suatu jkeharusan tertentu yang asudah kita bahas di atas. Begitu keharusan itu ditentukan, “lalu ditentukan juga sebagai efeknya, aspirasi-aspirasi manusia yang merupakan suatu faktor dari perkembangan soosial. Aspirasi-aspirasi manusia tidak mengecualikan keharusan, tetapi mereka sendiri ditentukan olehnya.” Oleh karenanya merupakan suatu kesalahan logis yang berat jika menghadap-hadapankannya dengan keharusan.