37 | G.V. Plekhanov

37 | G.V. Plekhanov

Adrien de Mortillet, Le préhistorique, Paris, 1900, hal. 217-30; Hörnes, Der diluviale Mensch 125 in Europa, Braunsweig, 1903; Sophus Müller,

L’Europe préhistorique, terjemahan dari bahasa Denmark oleh E. Philiippot, Paris, 1907; Rich. Wallaschek, Anfänge der Tonkunst, Leipzig, 1903.

Kesimpulan-kesimpulan yang dicvapai oleh ilmu-pengetahuan modern mengenai masalah awal seni akan ditunjukkan oleh kutiban-kutiban berikut ini dari para pengarang yang disebutkan di atas. Desain-desain dekoratif, kata Hörnes, 126 hanya dapat berkembang dari aktivitas industrial, yang adalah pra-kondidi materialnya.... Rakyat- rakyat tanpa industri apa-apa...... juga tidak mempunyai desain orna- mental.

Von den Steinen berpendapat bahwa menggammbar (Zeichnen) berkembang dari Zeichnen (membuat tanda-tanda), yang dipakai dengan tujuan praktis: pengindikasian benda-benda.

Bücher telah menyimpulkan bahwa pada taraf primitif perkembangan mereka, kerja, musik dan persajakan merupakan suatu keseluruhan yang menyatu, dengan kerja sebagai unsur utama di dalam trinitas ini, dan musik dan persajakan sekunder pentingnya. Dalam pendapatnya, asal- usul persajakan mesti dicari dalam kerja, dan selanjutnya menyatakan bahwa tiada bahasa menata kata-kata membuat sebuah kalimat dalam bahasa biasa, dalam suatu pola ritmis. Karenanya tidaklah mungkin bahwa manusia sampai pada ujar-kata yang terukur, poetikal melalui penggunaan bahasa keseharian mereka–logika internal bahasa itu bertindak berlawanan dengannya. Lalu, bagaimana orang mesti menjelaskan asal-usul ujar-kata yang terukur dan poetikal itu? Bücher berpendapat bahwa gerakan-gerakan terukur dan ritmis dari tubuh mentransmisikan hukum-hukum kordinasi mereka pada ujar-kata poetis yang figuratif.Hal ini semakin mungkin jika orang mengingat bahwa, pada taraf-taraf perkembangan yang lebih rendah, gerakan-gerakan ritmis tubuh lazimnya dibarengi nyanyian. Tetapi, apakah penjelasan mengenai kordinasi gerakan-gerakan badan itu? Itu terletak dalam sifat proses-proses produksi. Dengan demikian, asal-usul persajakan mesti dicari dalam aktivitas-aktivitas produktif. 127

Masalah-Masalah Dasar Marxisme | 38

R. Wallaschek merumuskan pandangannya mengenai asal-usul perbuatan-perbuatan dramatis di antara suku-suku primnitif dengan cara sebagai berikut: 128 Subyek-subyek perbuatan-perbuatan dramatis ini adalah: 1. Perburuan, perang, mengayuh (di antara para pemburu– kehidupan dan kebiasaan-kebiasaan hewa; pantomim hewani; topeng- topeng 129 ).2. kehidupan dan kebiasaan-kebiasaan ternak (di antara rakyat-rakyat). 3. Kerja (di antara kaum agrikultur: menebar (bibit), penebahan, pengolahan-anggur).

Seluruh suku itu ambil bagian dalam pelaksanaan itu, semuanya bernyanyi (paduan suara). Kata-kata ang dinyanyikan tiada punya arti, isinya diberikan oleh pementasan itu sendiri (pantomim). Hanya aksi- aksi kehidupan keseharian yang diungkapkan, yang secara mutlak perlu di dalam perjuangan untuk kehidupan.Wallaschek mengatakan bahwa pada banyak suku primitif, selama pementasan-pementasan seperti itu, paduan-suara dibagi dalam dua bagian berlawanan. Demikian itulah, ia menambahkan, adalah asal-usul drama Yunani, yang adalah juga sebuah pantomim pada awalnya. Kambing menjadi hewan yang memainkan peranan paling penting dalam ekonomi orang Yunani, yang berrtanggung-jawab atas kata tragedi yang diambil/berasal dari tragos, kata Yunani untuk kambing.

Sangat sulit untuk memberikan gambaran yang lebih gamblang mengenai proposisi bahwa bukanlah keberadaan yang ditentukan oleh pikiran, tetapi bahwa pikiran itu ditentukan oleh keberadaan.

IX

Tetapi kehidupan ekonomi berkembang di bawah pengaruh suatu pertumbuhan dalam tenaga-tenaga produktif. Karenanya, saling- hubungan rakyat/orang yang terlibat di dalam proses produksi juga mengalami perubahan, dan, bersamaan dengan itu, terjadi perubahan- perubahan dalam mentalitas manusia. Sebagaimana Marx menyatakannya: “Pada suatu taraf tertentu dalam perkembangan memreka, tenaga-tenaga produktif material dariu masyarakat berbenturan dengan hubuhngan-hubungan produksi yang berlaku/ada atau–yang hanya merupakan suatu ekspresi legal bagi hal yang sama–