79 | G.V. Plekhanov

79 | G.V. Plekhanov

sebuah ilusi dari p anca-indera. Setanah-air kita, Mr. N.G., 210 yang juga seorang musuh yang sangat tegar dari dialektika tetapii tidak sangat

serius, agaknya tidak memahami ini. Ia berkata bahwa jika suatu tubuh berada dalam gerak, dengan semua bagiannya, “berada di lokasi suatu tempat, maka keberadaannya secara serempak di lokasi lain menyajikansuatu permunculan yang tidak terbantahkan dari ketiadaan, karena darimana ia dapat sampai ke suatu tempat lain? Apakah ia dari yang tersebut terdahulu? Tetapi tubuh itu masih belum meninggalkan tempat sebelumnya.” Dan apabila kita mengasumsikan, demikian ia melanjutkan, bahwa suatu tubuh berlokasi pada suatu saat tertentu dan di suatu tempat tertentu, tetapi tidak dengan semua bagiannya, kita mesti ingat bahwa bahkan dalam keadaan diam berbagai pabian dari suatu tubuh itu menempatkan tempat-tempat yang berbeda-beda di dalam ruang. 211

Semua ini sangat bagus, walaupun hambar. Namun, apakah yang dibuktikan oleh argumen-argumen yang dikedepankan oleh Mr. N.G. itu? Mereka membuktikan bahwa gerak itu tidak mungkin. Bagus, ini adalah sesuatu yang tidak akan kudebat; namun saya akan meminta Tuan N.G. agar mengingat pernyataan Aristole, bahwa hari demi hari dibuktikan oleh ilmu pengetahuan alam, bahwa mengingkari gerak kita seketika menjadikan setiap studi mengenai Alam itu suatu kemustahilan. 212 Inikah yang diinginkan Mr. N.G.? Inikah yang menjadi tujuan jurnal otoritatif yang menerbitkan esainya yang sungguh-sungguh terpelajar itu? Jika tiada seorang pun dari merekacukup berani untuk mengingkari gerak, kedua-dua mereka itu mestinya menyadari bahwa aporia, 213 sebagai rechtuffé oleh Mr.N.G., tidak memungkinkan kesimpulan kecual pengakuan gerak sebagai suatu kontradiksi dalam aksi, yaitu, pengakuan mengenai yang hendak disanggah oleh Mr. N.G. Dui sinilah pengkritik-pengkritik bagi anda!

Aku ingin bertanya pada semua yang tidak mengingkari gerak: apa yang mesti katakan mengenai suatu “ hukum dasar pikiran” yang menentang suatu kenyataan dasar keberadaan? Tidakkah kita mesti memandang sebuah hukum seperti itu dengan kehati-hatian tertentu?

Agaknya kita mendapatkan diri kita dihadapkan pada alternatif atau

Masalah-Masalah Dasar Marxisme | 80

mengakui hukum-hukum dasar dari logis formal dan mengingkari gerak, atau, sebaliknya, mengakui gerak dan mengingkari hukum-hukum itu. Sebuah alternatif seperti ini, paling tidak, adalah sebuah alternatif yang tidak menyenangkan. Mari kita lihat apakah ia–bagaimanapun–dapat dielakkan.

Gerak materi terletak di akar semua gejala alamiah.Tetapi gerak itu sebuah kontradiksi. Ia mesti dinilai dengan cara dialektis, yaitu, sebagaimana akan dikatakan Herr Bernstein, menurut formula Ya adalah tidak, dan tidak adalah ya. Karenanya kita mesti mengakui bahwa, selama kita merujuk pada landasan dari semua gejala ini, kita juga berada di wilayah logika kontradiksi. Tetapi molekul-molekul materi yang dalam gerak bergabung untuk membentuk kombinasi-kombinasi tertentu– benda-benda dan obyek-obyek. Kombinasi-kombinasi seperti itu memiliki suatu derajat kekuatan yang lebih besar atau lebih kecil, berada untuk suatu periode waktu yang lebih atau kurang lamanya, dan kemudian menghilang untuk digantikan oleh lain-lainnya. Hanya gerak materi adalah avbadi, dan materi itu sendiri substansi yang tidak dapat hancur. Tetapi sekali suatu kombinasi materi tertentu yang sementara telah terbentuk sebagai suatu hasil gerak materi yang abadi itu, dan sampai kombinasi itu telah lenyap sebagai suatu konsekuensi dari gerak itu, pertanyaan mengenai keberadaannya mesti tidak-bisa-tidak dijawab secara positif. Oleh karenanya, jika seseorang menunjuk pada planet Venus dan bertanya pada kita apakah planet itu sungguh-sungguh ada, kita akan tanpa sedikitpun keraguan menjawab bahwa ia memang ada.Bagaimana hal ini mesti dimengerti? Ia mesti difahami sebagai berarti bahwa tatkala kita berurusan dengan obyek-obyek individual kita mesti, dalam penilaian kita mmengenai mereka itu, mengikuti ketentuan Überweg yang tersebut di muka, dan pada umumnya dipandu oleh ketentuan-ketentuan dasar dari pikiran, yang begitu berharga bagi Herr Bernstein: 214 Ya adalah ya, dan tidak adalah tidak.

Di sini juga, secara kebetulan, operasi dari formula yang dapat diperkirakan ini tidaklah tidak terbatas. Suatu jawaban mengiyakan mesti diberikan atas pertanyaan mengenai realitas sesuatu obyek yang sudah menjadi kenyataan. Tetapi manakala suatu obyek baru berada dalam proses kemenjadian, kita mungkin mempunyai alasan kuat untuk