67 | G.V. Plekhanov

67 | G.V. Plekhanov

dalam bagian pertama dari karyanya Anti-Dühring. Karenanya, apabila kita hendak melihat jalan kita menerobos kebingungan dalam pikiran orang-orang seperti itu, kita mesti setepatnya mengingat yang dikatakan oleh Engels di dalam buku tersebut di atas.

Dan inilah apa yang dikatakannya. Menjelaskan kata-kata Hegel bahwa Keharusan itu buta sejauh ia tidak dimengerti, Engels menyatakan bahwa kebebasan berupa menjalankan pengontrolan atas diri kita sendiri dan atas alam eksternal, suatu kontrol yang didasarkan pada pengetahuan mengenai keharusan alamiah. 187 Gagasan ini dikemukakan oleh Engels dengan suatu kejelasan yang cukup gamblang bagi orang-orang yang mengenal doktrin Hegel yang menjadi rujukan. Masalahnya ialah bahwa kaum Kantian dewasa ini hanya mengritik Hegel, tetapi tidak mempelajarinya. Karena mereka tidak mempunyai pengetahuan mengenai Hegel, mereka tidak mampu untuk memahami Hegel. Kepada pengarang Anti Dühring mereka telah mengajukan keberatan bahwa di mana terdapat ketundukan pada keharusan, di situ tidak ada kebebasan. Ini sangat membuktikkan ketidak-pastian pada pihak orang-orang yang pandangan-pandangan filosofisnya digenangi dengan suatu dualisme yang tidak mampu mempersatukan pikiran dengan keberadaan. Dari sudut pandang dualisme ini, lompatan dari keharusan pada kebebasan secara mutlak tetap tidak-dapat difahami. Namun, filsafat Marx, seperti filsafat Feuerbach, menyatakan kesatuan keberadaan dengan pikiran. Sekalipun, seperti sudah kita ketahui di atas, dalam seksi mengenai Feuerbach, filsafat Marxis memahami bahwa kestuan itu berbeda sekali dari pengertian sebagaiman itu difahami oleh idealisme mutlak, ia (filsafat Marxis) bukannya sama sekali tidak menyetujui doktrin Hegelian mengenai masalah yang menjadi pembahasan kita, yaitu, hubungan kebebasan dengan keharusan.

Hakekat seluruh masalah itu adalah, apa yang secara setepatnya mesti difahami dengan keharusan. Aristotle 188 sudah menunjukkan bahwa

konsep mengenai kkeharusan mengandung banyak corak pengertian: obat diharuskan bagi suatu kesembuan agar berhasil; bernafas adalah keharusan untuk hidup; suatu perjalanan ke Aegina diharuskan untuk menagih suatu hutang. Semua ini adalah, boleh dikata, keharusan- keharusan kondisional; kita mesti bernafas jika kita mau hidup; kita

Masalah-Masalah Dasar Marxisme | 68

mesti minum obat jika kita mau bebas dari suatu penyakit; dan begitu seterusnya. Di dalam proses betindak pada dunia di sekeliling dirinya, manusia terus-menerus berurusan dengan keharusan jenis ini: ia diharuskan menebar jika ia hendak menuai, melepaskan panah jika ia mau membunuh buruannya, mesti menimbun bahan-bakar jika ia menghendaki beroperasinya sebuah mesin-uap, dan begitu seterusnya. Dari sudut-pandang kritik atas Marx, mesti diakui bahwa terdapat sduatu unsur ketundukan dalam keharusan kondisional ini. Manusia akan lebih bebas jiika ia dapat memuaskan kebutuhan-kebutuhannya tanpa melakukan sesuatu kerja apapun. Ia selalu tunduk pada Alam. Bahkan ketika ia memaksa Alam untuk melayani dirinya. Namun, ketundukan ini adalah suatu kondisi agar dirinya menjadi bebas: dengan tunduk pada Alam, ia dengan begitu meningkatkan kekuasaannya atas Alam itu, yaitu kebebasannya. Akan sama halnya di bawah organisasi produksi sosial berencana. Dengan tunduk pada tuntutran-tuntutan tertentu keharusan teknis dan ekonomis, manusia akan mengakhiri tatanan segala sesuatu yang tidak masuk-akal yang mendominasi dirinya dengan produk- produk kegiatran-kegiatan mereka sendiri, yaitu, mereka akan meningkatkan kebebasan mereka hingga derajat yang jauh sekali. Juga di sini, ketundukan mereka akan menjadi suatu sumber kebebasan bagi mereka.

Itu belum semuanya. Para pengritik Marx, yang telah terbiasa untuk menganggap bahwa suatu jurang memisahkan pikiran dan keberadaan, hanya mengenal suatu corak keharusan; dengan memakai kata-kata Aristotle, mereka membayangkan keharusan hanya sebagai suatu kekuatan yang menghalangi kita bertindak sesuai hasrat-hasrat kiota, dan memaksa kirta yang bertentangan dengan hasrat-hasrat itu. Keharusan jenis ini memang kebalikan dari kebebasan, dan tidak bisa lain kecuali sedikit atau banyak menjengkelkan. Tetapi kita jangan lupa bahwa suatu kekuatan yang dilihat oleh manusia sebagai paksaan eksternal yang berbenturan dengan keinginan-keinginannya dapat, dalam keadaan-keadaan lain, dilihat olehnya secara sangat berbeda sekali. Sebagai sebuah ilustrasi, mari kita mengammbil persoalan agraria di Rusia dewasa ini. Bagi seorang tuan-tanah yang cerdas, yang adalah seorang Demokrat-Konstitusional, pengalienasian tanah dengan