Manfaat Penelitian Tinjauan Pustaka

1.5. Manfaat Penelitian

Secara akademis, penelitian ini nantinya diharapkan bermanfaat untuk menambah wawasan keilmuan mengenai bisnis pemasaran jaringan. Menambah literatur mengenai kajian bisnis dalam Antropologi. Secara praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam bisnis pemasaran jaringan, khususnya mengenai strategi yang dilakukan member dalam membangun dan mengembangkan bisnis pemasaran jaringan.Serta strategi member untuk mempertahankan perkembangan bisnis jaringan yang ditekuninya.

1.6. Tinjauan Pustaka

Hingga kini Multi Level Marketing MLM atau pemasaran jaringan network marketing masih tetap berkembang di masyarakat Indonesia terbukti dengan menjamurnya bisnis MLM di masyarakat. Kehadiran bisnis MLM ini tentu dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat karena pada dasarnya setiap manusia mempunyai harapan dan cita-cita untuk dapat hidup layak. Secara normal dapat menjalani hidup dan memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa ada gangguan ekonomi Sinaga, 2005:12. Konsep Multi Level Marekting MLM dalam masyarakat cukup beragam tergantung pada cara kerja masing-masing bisnis MLM itu sendiri. Clothier 1994:33 merumuskan kosep dasar MLM yakni suatu cara atau metode menjual barang secara langsung kepada pelanggan melalui jaringan yang dikembangkan oleh para distributor lepas yang memperkenalkan pada distributor berikutnya. Lebih lanjut Tampubolon 2007:21 mendefenisikan MLM network marketing Universitas Sumatera Utara atau pemasaran jaringan adalah menjual berbagai produk melalui sebuah jaringan distributor yang pada giliran berikutnya akan juga merekrut distributor lainnya untuk turut menjual produk kepada konsumen akhir. Konsep Multi Level Marekting MLM yang dimaksut dalam penelitian ini adalah sesuai dengan pendapat Clothier di atas yakni MLM ialah metode menjual barang secara langsung kepada pelanggan melalui jaringan yang dikembangkan oleh para distributor. Alasan menggunakan konsep tersebut, karena pelaku bisnis MLM di PT. Melia Nature juga menggunakan jaringan dalam memperkenalkan produk dan bisnisnya. Dalam bisnis MLM, setiap member berusaha untuk mengembangkan jaringan bisnisnya masing-masing. Hal ini dilakukan kerena membangun jaringan merupakan cara untuk memperoleh penghasilan besar dalam MLM Clothier 1994:39. Senada dengan hal tersebut Firth Sairin 2002:94 melihat bahwa aktivitas ekonomi sangat tergantung dari peran individu-individu dalam satu jaringan ekonomi. Hal inilah yang membuat pelaku bisnis MLM senantiasa memperbesar jaringan bisnisnya. Dalam konteks bisnis, Orru Gary, 1996: 272 melihat bahwa penyebab muculnya jaringan adalah dipengaruhi oleh faktor yang saling berkaitan, yaitu: 1. Faktor kelembagaan, yaitu mengacu pada interaksi-interaksi rutin yang dibentuk secara sosial yang memudahkan pembentukan jaringan. 2. Faktor teknis, yaitu mengacu pada tekanan-tekanan lingkungan untuk mempertahankan bisnis yang membentuk solusi dalam bentuk jaringan. Universitas Sumatera Utara Suatu jaringan kerja dapat didefinisikan sebagai bentuk hubungan antar individu yang melampaui batas-batas geografis desa atau garis keturunan. Seorang individu dapat dianggap keluarga kerena adanya kedekatan jarak geografis dan hubungan sosial, misalnya dengan sahabat. Sebaliknya seorang kerabat dekat bisa saja dianggab jauh karena terpisah secara geografis untuk jangka waktu yang lama, atau kerena adanya konflik dan sikap permusuhan di antara mereka. kesimpulan yang dapat ditarik dari definisi ini adalah hubungan tercipta untuk suatu tujuan tertentu Sjahrir, 1995:14 Setiap individu dalam suatu jaringan umumnya membangun sebuah hubungan atau relasi dengan sesamanya. Ahimsa-Putra Sarmini, 2003: 358-361 membagi relasi ke dalam tiga bagian. Pertama, relasi biasa, yakni hubungan kenalan biasa antar individu dimana jika mereka bertemu mereka hanya akan bertegur sapa seadanya dan tidak dilanjutkan degan pembicaraan mengenai usaha mereka. Dalam hal ini, mereka saling mengetahui bahwa mereka menekuni usaha yang sama namun mereka tidak bekerjasama dalam usaha tersebut. Kedua, relasi patron-klien, yakni hubungan antar dua orang yang berbeda status sosial- ekonominya dimana yang satu bertindak sebagai patron dan yang satu sebagai klien 10 10 Lebih Lanjut Heddy Shri Ahimsa-Putra Sarmini, 2003: 358 menjelaskan bahwa pihak yang lebih tinggi kedudukan sosial ekonominya patron menggunakan pengaruh dan sumber daya yang dimilikinya untuk memberikan perlidungan atau keuntungan atau keduanya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya Klien yang pada giliriannya membalas pemberian tersebut dengan memberikan dukungan umum dan bantuan, termasuk jasa pribadi, kepada patron. . Ketiga, relasi persahabatan, yakni relasi yang menyerupai hubungan kekerabatan. Ketiga relasi di atas tersebut kemudian dimanfaatkan oleh individu- individu. Sampai pada akhirnya tercipta sebuah kekuatan relasi antara masing- masing individu. Kekuatan relasi tersebut, pada akhirnya akan dipergunakan oleh Universitas Sumatera Utara seseorang dalam menjalani kehidupun Damsar, 2009:163. Dalam konteks MLM, kekuatan relasi tersebut akan dimanfaatkan untuk mengembangkan jaringan bisnis. Penjualan barang secara MLM merupakan cara yang efektif untuk memperkenalkan produk kepada konsumen tanpa harus berikklan dan berpormosi di media cetak dan elektronik. Anggaran yang dikeluarkan juga relatif lebih sedikit jika dibandingkan harus berikklan dan melakukan promosi di media cetak dan elektronik. Sistem penjualan langsung ini pada hakekatnya telah memangkas jalur distribusi 11 Selain mendapatkan bonus, bisnis pemasaran jaringan juga memberikan manfaat lain kepada para pelaku bisnis pemasaran jaringan tersebut. Clothier 1996:12 mengatakan bahwa bisnis pemasaran jaringan tidak hanya keuntungan materi saja yang diperoleh, melainkan juga masih banyak manfaat non materi yang dapat diperoleh. Misalnya persahabatan yang terjalin, pengembangan pribadi dan peluang untuk membantu orang lain. Yarnell dan Rene Reid Yarnell 2002: 107 melihat bahwa bisnis pemasaran jaringan merupakan salah satu bisnis besar yang menawarkan potensi pendapatan yang besar, jumlah waktu luang yang sangat banyak, perjalanan, kekuasaan, dan prestise. Lebih lanjut Kiyosaki 2005 dalam sistem penjulan konvensional, sehingga berbagai bentuk biaya operasional seperti pendistribusian dan promosi dialihkan kepada member dalam bentuk bonus. 11 Dalam kajian Antropologi Ekonomi, Cook Sairin dkk, 2002:41 mendefinisikan distribusi sebagai suatu konsep yang berhubungan dengan aspek-aspek tentang pemberian imbalan yang diberikan kepada individu-individu atau pihak-pihak yang telah mengorbankan faktor-faktor produksi yang mereka miliki untuk proses produksi. Hal ini mengandung arti bahwa dalam distribusi, proses pemindahan barang dan jasa terjadi dalam unit produksi lembaga produksi, dan terjadi antara lembaga produksi degan individu yang menjadi anggota maupun antar individu- individu tersebut. Universitas Sumatera Utara mengatakan ada beberapa nilai yang diberikan oleh bisnis pemasaran jaringan network marketing selain uang, yakni: 1. Pendidikan bisnis yang mengubah hidup. 2. Nilai berinvestasi dalam investasi yang sama dengan orang kaya. 3. Nilai kepemimpinan. 4. Nilai menghidupkan impian. 5. Nilai berpindah kuadran 12 Saat ini bisnis pemasaran jaringan memberikan peluang bagi setiap orang untuk dapat berpindah kuadran dari kuadran kiri ke kuadran kanan Kiyosaki, 2005:36. Orang-orang mulai membentuk jaringan untuk memperoleh penghasilan yakni dengan memasuki bisnis pemasaran jaringan. Bagi sebahagian besar masyarakat melihat bahwa bisnis pemasaran jaringan dapat memberikan peluang untuk memperoleh penghasilan tambahan ekonomi mereka dengan cara memulai menekuni bisnis pemasaran jaringan Sinaga, 2005:8. Sebahagian besar hal ini dilakukan tanpa meninggalkan pekerjaan atau bisnis lama mereka . 13 12 Robert T. Kiyosaki 2006 membagi wilayah kerja manusia menjadi empat kuadran yaitu sebelah kiri ada kuadran E employe dan kuadran S self employe. Sebelah kanan ada kuadran I investor dan kuadran B bussines owner. Di kuadran E employ yaitu wilayah yang mencakup orang-orang yang bekerja dengan orang lain atau dengan instansi lain misalnya kariawan. Sedangkan di kuadran S self employe yaitu orang-orang yang bekerja sendiri ataupun orang profesional seperti dokter, pengaca. Selain itu para pengusaha kecil small business owner juga masuk dalam kuadran S seperti pemilik restoran. Sedangkan kuadran B buseniss owner yaitu para pemilik usaha dan pemilik bisnis. Sedangkan kuadran I investor yaitu wilayah orang- orang yang memiliki modal yang cukup besar sehingga mampu membeli saham perusahaan lain seperti Mac Donal, Friend Chicken, dan lain-lain. Robert T. Kiyosaki melihat bahwa bisnis pemasaran jaringan berada dalam kuadran B buseniss owner. Hal ini dapat dilihat dari cara kerjanya dimana kuadran kanan kuadran B dan kuadaran I bekerja membentuk jaringan untuk memperoleh penghasilan. Sedangkan kuadran kiri kuadran E dan kuadran S bekerja secara individu untuk memperoleh penghasilan. 13 Royan 2001: 24 mengatakan bahwa bisnis MLM menjadi tempat ajang orang melakukan pekerjaan sambilannya. Seorang pelaku bisnis MLM tidak dituntut untuk mengikuti aturan jam bekerja seperti orang kantoran, karena waktunya yang fleksibel. . Hal ini Universitas Sumatera Utara merupakan salah satu bentuk gambaran perilaku atau fenomena ekonomi yang telah terjadi di masyarakat. Lebih lanjut Wiranata 2002:22 melihat bahwa perilaku ataupun fenomena ekonomi suatu masyarakat tidak terlepas dari bagaimana sikap dasar suatu masyarakat, struktur suatu masyarakat, cara berpikir,cara pandang, dan sebagainya. Ditambah lagi, Maggio Nursyirwan, 1997:289 memperjelas bahwa jika kebudayaan digunakan secara serius di dalam memahami fenomena ekonomi, nantinya tidak hanya akan memperkaya pemahaman interpretative tentang fenomena itu, tetapi juga akan membantu menjelaskan hal tersebut dengan lebih baik. Spreadly 1997 mendefinisikan kebudayaan sebagai sistem pengetahuan yang diperoleh manusia melalui proses belajar yang kemudian mereka gunakan untuk menginterpretasi dunia sekeliling mereka dan sekaligus untuk menyusun strategi perilaku dalam menghadapi dunia sekeliling mereka. Dari defenisi tersebut, dapat dikembangkan bahwa menurut Thomasita Sinaga, 2005 kebudayaan terdiri dari: 1. Kategori-kategori yang digunakan manusia untuk mengelompokkan dan mengklasifikasikan pengalamannya, aturan-aturan yang dipelajari manusia untuk tindakan-tindakannya yang tepat selanjutnya. 2. Peta pengetahuan kognitif yang memungkinkan manusia untuk menginterpretasikan tindakannya dan peristiwa-peristiwa yang dihadapinya selanjutnya. 3. Rencana-rencana manusia untuk mengatur tindakan untuk mencapai suatu tujuan. Para member juga senantiasa menyusun strategi dalam menjalankan bisnis pemasaran jaringan. Strategi-strategi yang disusun kemudian akan digunakan untuk menginterpretasi dunia sekelilingnya dalam hal ini yaitu bisnis pemasaran Universitas Sumatera Utara jaringan. Strategi-strategi yang digunakan member umumnya juga diperoleh melalui proses belajar. Lebih lanjut Spreadly 1997 mengungkapkan bahwa tugas seorang peneliti adalah mempelajari dan mengungkapkan pengetahuan member dalam hal ini yaitu untuk mempelajari pengetahuan member yang berkenaan dengan strategi-strategi yang dilakukan member dalam menjalankan bisnis pemasaran jaringan.

1.7. Metode Penelitian