4.2.2. Prospekan yang sudah Trauma dengan Bisnis MLM
Member yang ingin memprospek calon yang sudah trauma dengan bisnis MLM juga memiliki strategi. Strategi yang digunakan memiliki sedikit perbedaan
dengan yang sebelumnya. Kali ini member tidak perlu susah payah membangun kesepakatan dengan prospekan mengenai bisnis MLM. Seperti yang dilakukan
saat memprospek calon yang eksis di bisnis MLM lain. Strategi yang diperoleh member untuk memprospek orang yang trauma
dengan bisnis MLM juga berasal dari sharing bersama leader-laeder. Strategi yang dilakukan member untuk memprospek orang yang tramua dengan MLM
umumnya lebih melakukan diskusi. Diskusi tersebut dilakukan member untuk dapat memahami prospekan. Apabila member sudah dapat memahami prospekan,
maka langkah selanjutnya member hanya akan menjawab semua keluhan yang diutrakan oleh prospekan.
Member saat bertemu dengan prospekan yang sudah trauma dengan bisnis MLM akan mengajak prospekan untuk sharing ataupun berdiskusi. Hal-hal yang
didiskusikan oleh member biasanya mengenai pendapat prospekan terhadap bisnis MLM. Member akan berusaha mengorek informasi mengenai pendapat calon
prospekan terhadap bisnis MLM. Member juga akan mengajak prospekan untuk berbagai cerita kenapa dia keluar dari bisnis MLM yang pernah diikutinya
sebelumnya. Member biasanya akan meminta prospekan untuk menceritakan alasan prospekan keluar dari bisnis MLM yang pernah diikutinya. Member akan
mendengarkan apa pendapat prospekan mengenai MLM dan juga alasan-alasan member keluar dari bisnis MLM.
Universitas Sumatera Utara
Member mengatakan bahwa prospekan yang sudah trauma MLM seringkali mengatakan bahwa semua MLM itu sama. Berikut keterangan salah
satu informan mengenai pengalamannya saat memprospek orang yang sudah trauma dengan bisnis MLM.
“Biasanya setia saya menemui dan memprospek orang yang sudah pernah trauma dengan bisnis MLM. Mereka selalu mengtakan bahwa semua bisnis
MLM itu adalah sama dan namanya saja yang berbeda. Semua bisnis MLM hanya menyuruh member-membernya untuk berjulan, belajan-belanja ulang.
Belum lagi harus membayar tiket setiap seminar. Di bisnis MLM yang paling enak adalah orang yang pertama kali mendaftar. Kita yang belakangan hanya
memperkaya yang di atas saja. Saya sudah ikut bisnis MLM, tetapi yang saya rasakan tidak ada. Saya lebih banyak mengeluarkan uang dari pada pemasukan,
makanya saya keluar dari bisnis MLM itu. Itu lah yang selalu diutarakan prospekan yang sudah pernah trauma dengan
bisnis MLM. Mereka umumnya sudah tidak suka dengan bisnis MLM ditambah keyakinan mereka terhadap bisnis MLM sudah tidak ada lagi.
Apabila prospekan sudah mengatakan demikian, saya biasanya mengajak mereka untuk berdiskusi. Saya akan memulai menceritakan bahwa di bisnis
MLM Melia Nature Indonesia. Member baru tidak diajarkan untuk berjualan dan juga tidak ada belanja-balanja ulang. Saya juga menceritakan bahwa di
bisnis MLM Melia Nature Indonesia setiap member gratis mengikuti seminar. Saya menceritakan dengan adanya seminar gratis, maka member akan terbantu
untuk membangun jaringannya. Saya juga menambahkan bahwa di bisnis MLM Melia Nature Indonesia tidak ada tutup poin. Member hanya
mengeluarkan uangnya untuk belanja sekelai di awal dan selanjutnya member tidak lagi mengeluarkan uang pribadinya untuk belanja-belanja. Saya juga
menambahkan bahwa di bisnis MLM Melia Nature Indonesia setiap member memiliki hak yang sama. Setiap member sudah dibatisi pendapatannya yakni
850.000 ribu per hari untuk tiap satu unit bisnis, sehingga setiap member memperoleh hak yang sama.
Saat saya sudah menceritakan semua dan mengajak prospekan berdiskusi. Prospekan biasanya masih kurang percaya jika ada bisnis MLM yang
demikian. Prospekan biasanya akan mengatakan untuk berpikir lebih dahulu. Prospekan yang sudah mengatakan demikian biasanya tinggal diyakinkan
dengan cara membawanya ke seminar atau bisa juga mengajaknya kembali untuk bertemu. Wawancara pada tanggal 15 September 2011”
Dari apa yang dikatakan informan di atas jelas terlihat bahwa strategi awal yang digunakan member untuk memprospek orang yang sudah trauma dengan
bisnis MLM adalah dengan mengajaknya berdiskusi. Lewat diskusi tersebut member berusaha untuk memahami alasan prospekan trauma dengan bisnsi MLM.
Member juga berusaha untuk merasakan apa yang dirasakan prospekan dengan kata lain member berusaha melihat bisnis MLM dari sudut pandang prospekan
Universitas Sumatera Utara
yang trauma tersebut. Dalam ilmu antropologi hal in dikenal dengan istilah emik view. Emik view yaitu melihat sesuatu hal dari sudut pandang orang yang diteliti
Sauifudin, 2006: 89-90. Hal ini menunjukan bahwa para pelaku bisnis MLM juga menggunakan
strategi emic view. Yakni berusaha memahami bisnis MLM dengan cara menggunakan sudut pandang kecamata orang yang sudah trauma dengan bisnis
MLM. Member berusaha menggunakan kacamata orang-orang yang sudah trauma dengan bisnis MLM untuk melihat bisnis MLM itu sendiri, sehingga member
akhirnya bisa memahami apa yang telah dirasakan prospekan. Ditambah juga hal ini sangat membantu member untuk dapat memberikan apa yang dinginkan oleh
memer. Artinya member menjadi tahu apa yang harus ditawarkannya kepada calon prospekan untuk bisa menjawab semua keluhan yang dirasakan oleh
prospekan.
4.2.3. Prospekan yang Belum Pernah Berbagung dengan Bisnis MLM