57
ketuntasan minimal yaitu 65, oleh karena itu dilakukan penelitian untuk mengetahui cara siswa tunarungu dalam mempelajari pelafalan mufrodat bahasa
Arab, peningkatan kemampuan siswa, dan perubahan perilaku siswa. Adapun hasil penelitian adalah sebagai berikut:
4.1 Cara Siswa Tunarungu di SDLB Negeri Ungaran dalam Mempelajari
Pelafalan Mufrodat Bahasa Arab melalui Kartu Gambar
Setelah dilakukan penelitian, selain dapat diketahui peningkatan kemampuan siswa terhadap pembelajaran, juga diketahui tentang cara mereka
mempelajari pelafalan mufrodat bahasa Arab dengan media tersebut. Selama proses penelitian, diketahui bahwa siswa tunarungu tidak hanya
mengandalkan pendengarannya yang terbatas, namun mereka juga mengandalkan indera penglihatan dalam belajar. Dengan memperhatikan gerak bibir guru,
mereka dapat memahami dan mempelajari ucapan yang dilafalkan oleh guru.
Gambar 4.1 Siswa Memperhatikan Penjelasan Guru
58
Berdasarkan saran dari guru mata pelajaran, maka peneliti sebagai guru pengampu mata pelajaran selama penelitian, mengajarkan lafal mufrodat bahasa
Arab kepada siswa dengan melakukan keterarahan wajah dengan siswa ketika mengajarkan bahasa agar siswa dapat melihat gerak bibir guru.
Siswa tunarungu kelas IV, V, dan VI SD di SLB Negeri Ungaran, mempelajari lafal mufrodat bahasa Arab dengan arahan dari guru. Guru
memperlihatkan kartu yang berisi sebuah gambar, dengan harapan siswa dapat terpancing untuk melafalkan nama dari gambar benda yang terdapat dalam kartu
tersebut. Dan hasilnya siswa mulai merespon kartu gambar dari guru dengan mengira-ngira nama dari gambar benda tersebut kemudian melafalkannya.
4.2 Guru Memperlihatkan Kartu Gambar kepada Siswa
Hal itu dilanjutkan dengan guru mengajarkan mufrodat dari gambar
tersebut secara berulang-ulang dan setelah siswa memahami penjelasan dari guru, kemudian guru mengajarkan siswa satu per satu untuk melafalkan mufrodat
tersebut. Siswa melafalkan mufrodat dengan memperhatikan secara sungguh-
59
sungguh gerak bibir guru dalam melafalkan mufrodat sehingga mereka dapat menirukan mufrodat tersebut dengan baik dan benar.
Gambar 4.3 Siswa Memperhatikan dan Menirukan Gerak Bibir Guru
Mufrodat yang diajarkan dalam penelitian ini berjumlah 8 mufrodat yang meliputi mufrodat
Pada setiap pertemuan guru mengajarkan 2 dua mufrodat, dan pada setiap mufrodat
dilakukan minimal 3 kali pengulangan sebagai bentuk latihan pelafalan kepada
60
siswa. Dengan melakukan latihan pengulangan lebih dari 3 kali, akan memudahkan siswa dalam mempelajari pelafalan yang diajarkan.
Dari 8 mufrodat yang diajarkan, ada beberapa mufrodat yang sulit dilafalkan oleh siswa, antara lain kata
dan .
Berdasarkan kesulitan di atas, kemudian guru memberikan saran kepada peneliti mengenai cara
pengajaran untuk mempermudah siswa dapat mengucapkan beberapa mufrodat tersebut. Guru memberikan beberapa saran antara lain, yaitu: ketika melafalkan
huruf disertai dengan memegang tenggorokan dengan ringan yang
menunjukkan bahwa huruf diucapkan dengan ringan, bersih, dan suara yang halus. Untuk pelafalan huruf dengan memegang tenggorokan dengan sedikit
ditekan yang menunjukkan bahwa huruf yang diucapkan ringan dan lebih ditekan ketenggorokan bagian tengah. Dan untuk huruf-huruf yang sengau, guru
melafalkannya disertai dengan memegang hidung yang menunjukkan bahwa huruf tersebut diucapkan dengan berdengung, seperti kata piring.
4.4 Siswa Melafalkan Mufrodat