19
gambar dan di bagian belakang berisikan teks bahasa arab dari gambar yang terdapat di bagian depan kartu tersebut. Berikut contoh media kartu gambar:
Gambar 2.1 Media Kartu Gambar
2.2.5 Tunarungu
2.2.5.1 Siswa tunarungu
Siswa tunarungu
adalah siswa
yang mengalami
keterbatasan pendengarannya
kurang dengar
atau bahkan
tuli, sehingga
organ pendengarannya kurang atau tidak berfungsi dengan baik Departemen
Pendidikan Nasional, 2005:13. Menurut Geniofam 2010:20, siswa tunarungu adalah mereka yang
memiliki hambatan perkembangan indera pendengaran. Sedangkan menurut Smart 2010:34 keterbatasan pendengaran tunarungu adalah istilah umum yang
20
digunakan untuk menyebut kondisi seseorang yang mengalami gangguan dalam indera pendengaran.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa siswa tunarungu adalah siswa yang memiliki kehilangan pendengaran yang
mengakibatkan adanya hambatan atau gangguan dalam pendengaran serta dalam berbahasa dan hal ini menjadi kekurangan yang dimilikinya.
Pada siswa tunarungu, tidak hanya gangguan pendengaran saja yang menjadi kekurangannya. Sebagaimana kita semua tahu, kemampuan berbicara
seseorang juga dipengaruhi oleh intensitasnya mendengarkan pembicaraan. Namun pada siswa tunarungu tidak bisa mendengarkan apa pun sehingga sulit
mengerti percakapan yang dibicarakan orang. Dengan kata lain, siswa tunarungu akan mengalami kesulitan dalam berbicara Smart 2010:34. Karena mengalami
kesulitan dalam berbicara, maka siswa tunarungu disebut juga dengan tunawicara.
2.2.5.2 Ciri-ciri Siswa tunarungu
Siswa tunarungu tidak dapat mendengar bunyi atau memiliki keterbatasan dalam pendengaran. Menurut Geniofam 2010:20-21, siswa tunarungu memiliki
beberapa ciri-ciri, yaitu tidak memiliki kemampuan untuk mendengar, perkembangan bahasanya terlambat, sering menggunakan isyarat dalam
berkomunikasi, kurangtidak tanggap bila diajak bicara, ucapan kata tidak jelas, kualitas suara anehmonoton, sering memiringkan kepala dalam usaha mendengar,
banyak perhatian terhadap getaran, keluar nanah dari kedua telinga, dan terdapat kelainan organis telinga.
21
Beberapa karakteristik yang sering ditemukan pada siswa tunarungu menurut Uden dan Maedow dalam Wasita 2012:25 adalah:
1. Memiliki sifat egosentris yang lebih besar dibandingkan siswa tanpa
keterbatasan pendengaran. Sifat ini menyebabkan mereka sulit untuk menempatkan diri pada cara berpikir dan perasaan orang lain serta kurang
peduli terhadap efek perilakunya pada orang lain. Tindakannya dikuasai oleh perasaan secara berlebihan sehingga sulit menyesuaikan diri. Kemampuan
bahasa yang terbatas akan membatasi kemampuan mengintegrasikan pengalaman dan makin memperkuat sifat egosentris penderita keterbatasan
pendengaran. 2.
Tindakannya tidak didasarkan pada perencanaan yang hati-hati dan jelas tanpa mengantisipasi akibat perbuatannya. Apa yang mereka inginkan biasanya
perlu segera dipenuhi. Mereka sulit merencanakan atau menunda kebutuhan dalam jangka panjang.
3. Memiliki sifat kaku, yaitu kurang luwes dalam memandang dunia dan tugas-
tugas dalam kesehariannya. 4.
Memiliki sifat suka marah dan mudah tersinggung. 5.
Selalu khawatir dan ragu-ragu.
2.2.6 Keterampilan Berbicara