16
6. Meminimalisir perbedaan persepsi antara guru dan peserta didik: khususnya
dalam pembelajaran bahasa, sering terjadi perbedaan persepsi dalam memaknai sesuatu, misalnya guru menggunakan suatu lafadz yang tidak
dikenal oleh siswa, untuk mengurangi perbedaan persepsi dan mendekatkan pemahaman antara guru dan peserta didik, maka penggunaan media
pembelajaran menjadi sangat penting, karena media dapat merubah sesuatu yang abstrak menjadi sesuatu yang dapat diindera.
7. Menambah kontribusi positif peserta didik dalam memperoleh pengalaman
belajar: karena media pembelajaran dapat mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berfikir dan menganalisa sampai pada menemukan
kesimpulan dan solusi dari suatu permasalahan. 8.
Membantu menyelesaikan perbedaan pribadi antara peserta didik: masing- masing peserta didik dalam sebuah kelas memiliki kemampuan yang tidak
sama, keragaman ini kadang-kadang dapat memunculkan persoalan tersendiri dalam proses belajar mengajar, misalnya masih ada peserta didik yang belum
bisa menerima pelajaran sementara sebagian yang lain merasa sudah paham dan tentunya membosankan jika diulang-ulang terus, dan salah satu cara
menyelesaikan persoalan
ini adalah
dengan menggunakan
media pembelajaran.
2.2.3.3 Media Pembelajaran Siswa Tunarungu
Media merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar KBM. Dengan penggunaan media yang tepat dapat menunjang
17
keberhasilan dalam kegiatan belajar, dan siswa lebih paham dengan materi yang disampaikan oleh guru. Namun pemilihan media yang kurang tepat justru akan
membuat siswa kesulitan dalam memahami materi, oleh karena itu pemilihan media dalam menunjang pembelajaran haruslah tepat dan sesuai.
Dalam memilih media pembelajaran untuk siswa tunarungu juga memerlukan kecermatan dan ketelitian. Media yang dipilih harus sesuai dengan
tujuan atau kepentingan yang dituju, dan tingkat keterbatasan pendengaran siswa. Menurut Smart 2010:117, hal ini disebabkan karena pembelajaran untuk siswa
tunarungu akan sangat berbeda dengan pembelajaran pada umumnya, karena mereka tidak dapat menerima informasi melalui pendengarannya. Oleh karena itu,
perlu adanya visualisasi agar siswa dapat lebih mudah menerima informasi yang diberikan guru.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Sadja’ah 2003:43 bahwa siswa tunarungu tidakkurang mampu mendengar pembicaraan orang lain melalui
pendengarannya, ia hanya mampu melihatmenangkap pembicaraan orang lain melalui gerak bibir dengan kemampuan daya lihat mata. Matalah yang mengalih
fungsi menutupi hal-hal yang kurangyang tidak didapat melalui pendengarannya. Levie Levie dalam Arsyad 2007:9 juga menambahkan bahwa stimulus
visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan menghubung-hubungkan fakta
dan konsep. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa tunarungu
memerlukan media visual untuk menunjang pembelajarannya. Hal ini karena
18
mereka memiliki keterbatasan dalam pendengaran, sehingga penggunaan media berbasis visual yang menitikberatkan pada indera penglihatan sangat penting
dalam pembelajaran.
2.2.4 Media Katu Gambar