26
Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa kemampuan berbicara seseorang juga dipengaruhi seberapa sering dia mendengarkan pembicaraan.
Namun pada siswa tunarungu tidak bisa mendengarkan apa pun sehingga dia sulit mengerti percakapan yang dibicarakan orang. Dengan kata lain, dia pun akan
mengalami kesulitan dalam berbicara sehingga mereka biasa disebut tunawicara. Kesulitan tersebut dapat diatasi dengan memberikan pembelajaran bahasa.
Pembelajaran bahasa untuk siswa tunarungu dapat diperoleh melalui percakapan. Untuk mendapatkan pembelajaran yang lebih bermakna lagi, perlu pendekatan
khusus, yaitu metode maternal reflektif MMR. Pembelajaran siswa tunarungu tentu saja akan sangat berbeda dengan pembelajaran pada umumnya. Hal ini
disebabkan siswa tunarungu tidak dapat menerima informasi melalui pendengarannya Smart 2010:117.
2.2.7 Kompetensi yang Harus Dicapai oleh Siswa Tunarungu
Dalam pembelajaran bahasa baik pada siswa tunarungu maupun pada siswa normal meliputi 4 empat kemahiran berbahasa yang harus dikembangkan,
yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Empat kompetensi tersebut kemudian dijabarkan kedalam beberapa kompetensi dasar, yaitu sebagai
berikut:
27
Tabel 2.4 Kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran bahasa siswa tunarungu Departemen Pendidikan Nasional, 2006:84
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Mendengarkan istima’
Mengenal suara rabanan atau kata- kata yang diucapkan
1. Mengidentifikasi ada atau tidak ada suara
rabanan atau kata-kata yang diucapkan. 2.
Menirukan rabanan atau kata-kata yang
Lanjutan
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
diperdengarkan. Berbicara kalam
Mengidentifikasi isi gambar tunggal atau seri dengan
percakapan sederhana. 1.
Melakukan percakapan dari gambar tunggal atau gambar seri sederhana dengan baik dan
benar secara danatau isyarat. 2.
Melakukan percakapan sederhana dengan kalimat dan kosakata yang sudah dikuasai
dengan baik dan benar secara lisan danatau isyarat
Membaca qiro’ah
Memahami bacaan hasil percakapan.
1. Membaca bacaan sederhana yang terdiri atas
3-5 kalimat. 2.
Menjawab pertanyaan dari bacaan yang dibacanya
Menulis kitabah 1.
Menulis kalimat
sederhana dengan
28
Menampilkan kalimat dan bacaan sederhana.
menggunakan huruf tegak bersambung yang benar dan rapi.
2. Menuliskan kalimat sederhana
yang didiktekan guru.
3. Menyalin bacaan sederhana dengan tulisan
tegak bersambung
Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar di atas, kemudian dirumuskan beberapa indikator yang disesuaikan dengan hasil observasi awal di
SD SLB Negeri Ungaran. Hasil observasi awal di SD SLB Negeri Ungaran, menunjukkan bahwa dalam pembelajaran berbicara siswa tunarungu kelas IV, V,
dan VI pelafalan mereka masih jauh dari indikator jelas, lancar, dan siswa masih sering bercanda di dalam kelas, sehingga kurang memahami materi.
2.2.8 Kriteria Penilaian Pelafalan Bahasa Arab pada Siswa Tunarungu