Jaring-jaring balok
Gambar 2.13 Macam-macam jaring-jaring balok
c. Tabung
Tabung merupakan bentuk khusus dari prisma dengan alas berbentuk lingkaran. Tabung mempunya dua sisi bundar daerah
lingkaran pada dua bidang yang sejajar, sedangkan sisi lainnya bukan
bidang datar tetapi bidang lengkung atau sisi lengkung.
Perhatikan gambar di bawah. Sisi tutup
Selimut tabung Sisi alas
Gambar 2.14 Tabung
Sifat tabung yaitu: a.
Memiliki 2 sisi berbentuk lingkaran dan 1 sisi berbentuk bidang lengkung selimut tabung
b. Memiliki 2 rusuk lengkung
c. Tidak memiliki titik sudut
Benda dalam kehidupan sehari-hari yang berbentuk tabung
Gambar 2.15 Benda yang berbentuk tabung
Jaring-jaring Tabung
Gambar 2.16 Jaring-jaring tabung
d. Kerucut
Kerucut merupakan limas yang alasnya berbentuk lingkaran. Kerucut mempunyai satu sisi bundar, sisi bagian lainnya bukan
bidang datar tetapi sisi lengkung.
Titik puncak Selimut kerucut
Sisi alas
Gambar 2.17 Kerucut
Sifat-sifat kerucut: a.
Memiliki 1 sisi alas berbentuk lingkaran dan 1 sisi berbentuk bidang lengkung selimut kerucut
b. Memiliki 1 rusuk lengkung
c. Tidak memiliki titik sudut
d. Memiliki 1 titik puncak
Gambar 2.18 Benda yang berbentuk kerucut
Jaring-jaring kerucut
Gambar 2.19 Jaring-jaring kerucut
e. Bola
Bola tidak terdapat bagian sisi yang berupa bidang datar, yaitu berupa sisi lengkung.
Tabung, kerucut, dan bola termasuk bangun ruang tetapi merupakan bidang banyak.
Sisi
Gambar 2.20 Bola
Sifat-sifat bola: a.
Memiliki 1 sisi berbentuk bidang lengkung selimut bola b.
Tidak memiliki rusuk c.
Tidak memiliki titik sudut Bola dalam kehidupan sehari-hari:
Gambar 2.21 Bola Sepak
Karim,dkk. 2009: 3.6-3.8
2.1.10.2 Simetri
Perhatikan kupu-kupu, bagian kiri kupu-kupu sama dengan bagian kanan. Jika kupu-kupu merapatkan sayapnya, kedua sayap tersebut tepat
berhimpit satu sama lain. Kita sebut kupu-kupu memiliki bentuk simetris. Selanjutnya lipatlah sebuah persegi panjang seperti gambar berikut:
Gambar 2.22 Simetri Lipat pada persegi panjang
Kedua bagian persegi panjang tepat berhimpit satu sama lain. Garis putus-putus ini disebut garis simetri atau sumbu simetri. Di alam banyak
sekali benda-benda yang simetris seperti serangga, laba-laba, kelelawar, bunga, daun, dan lain-lain. Suharjana, 2008:47
Menurut Karim, 2009: 5.4 Jika suatu bangun datar yang dikenai gerak lipat menghasilkan dua buah bangun datar yang kongruen maka
bangun datar tersebut dikatakan empunyai simetri lipat. Suatu bangun datar dikatakan mempunyai simetri lipat jika terdapat suatu gerak lipat
yang menghasilkan dua bangun datar yang kongruen. Suatu bangun datar dikatakan mempunyai simetri lipat jika terdapat suatu garis sehingga jika
bangun itu dilipat menurut garis tersebut menghasilkan dua buah bangun datar yang kongruen. Dan banyaknya simetri lipat suatu bangun datar
sama dengan banyaknya sumbu simetri.
2.1.10.3 Sifat- sifat Pencerminan Pada Bangun Datar
Benda Bayangan
Cermin
Gambar 2.23 Kenampakan Pencerminan
Dari gambar yang ada di atas, kita dapat menyimpulkan sifat pencerminan sebagai berikut:
a. Objek dan bayangan akan selalu sama.
b. Jarak setiap titik yang ada pada objek terhadap cermin, sama
persis dengan jarak setiap titik yang ada pada bayangan terhadap cermin. s=s
c. Tinggi bayangan akan sama dengan tinggi bayangannya h=h
d. Garis yang menghubungkan tiap titik pada objek dengan titik
yang ada pada bayangan akan selalu tegak lurus terhadap cermin.
Sekarang coba perhatikan contoh pencerminan bangun datar berikut ini:
Gambar 2.24 Pencerminan bangun datar
Dari gambar tersebut kita dapat melihat sifat-sifat pencerminan sebagai berikut:
Luas segitiga PQR = Luas Segitiga PQR karena Segitiga PQR kongruen dengan Segitiga P,Q,R
RA = RA, PB = PB, dan QC = QC artinya, jarak titik pada setiap sudut segitiga PQR terhadap cermin sama persis dengan jaraik titik pada setiap
sudut segitiga PQR terhadap cermin. Tinggi segitiga PQR sama dengan tinggi bayangannya segitiga PQR
Ruas garis PP, QQ, dan RR tegak lurus terhadap garis cermin AC Pada awal mempelajari simetri lipat, konsep diawali dari gerak
lipat yang menghasilkan dua buah bangun datar yang kongruen pada tempat lipatan sehingga menghasilkan dua buah bangun datar yang
kongruen. Tempat lipatan disebut garis lipat atau sumbu lipat. Dalam pencerminan, sebagaimana yang telah diuraikan di atas bayangan suatu
bangun yang diperoleh kongruen dengan bangun aslinya. Dengan demikian, konsep simetri lipat dapat dipandang sama dengan konsep
pencerminan. Oleh karena itu, terdapat buku yang menulis istilah simetri lipat dengan simetri cermin.
2.2 KAJIAN EMPIRIS