dapat menumbuhkan sasaran pembelajaran matematika yang kreatif dan kritis.
Menurut petunjuk pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar di SD, bahwa penerapan strategi yang dipilih dalam pengajaran matematika
haruslah tertumpuk pada dua hal, yaitu optimalisasi interaksi semua unsur pembelajaran, serta optimalisasi keterlibatan seluruh indera siswa.
Dengan peningkatan optimalisasi interaksi dalam pembelajaran matematika, untuk pokok bahasansub pokok bahasan tertentu yang
memungkinkan dapat dicapai dengan pendekatan penemuan, pemecahan masalah, atau penyelidikan. Demikian pula dengan soal-soal untuk
balikan atau tugas dapat berupa soal yang mengarah pada jawaban lebih dari satu cara untuk menyelesaikannya, dan memungkinkan siswa untuk
mencoba dengan berbagai cara sepanjang cara tersebut benar. Penekanan pembelajaran matematika tidak hanya pada melatih
keterampilan dan hafal fakta, tetapi pada pemahaman konsep. Tidak hanya kepada “bagaimana” suatu soal harus diselesaikan dengan cara
tertentu. Tetapi juga pada “mengapa” soal tersebut diselesaikan dengan cara tertentu.
2.1.5 Pembelajaran Berbasis Proyek Project Based Learning PjBL
2.1.5.1 Konsep Pembelajaran Berbasis Proyek atau Project Based Learning
PjBL
CORD dalam Sutirman, 2013: 43 mengemukakan bahwa model pembelajaran inovatif yang memfokuskan pada belajar kontekstual
melalui kegiatan yang kompleks. Sedangkan Suzie dan Jane 2007: 11 menyatakan bahwa “project based learning…is strategy certain to turn
traditional classroom upside down”. Yaitu bahwa pembelajaran berbasis proyek adalah suatu strategi untuk mengubah kelas tradisional.
Pendapat tersebut juga diperkuat oleh pendapat dari Buck Institute for education dalam Sutirman, 2013: 43 bahwa pebelajaran berbasis
proyek adalah “suatu metode pengajaran sistematis yang melibatkan para siswa dalam mempelajari pengetahuan dan keterampilan melalui proses
yang terstruktur, pengalaman nyata dan teliti yang dirancang untuk menghasilkan produk”. Sedang Guarasa at.all. menyatakan bahwa
pembelajaran berbasis proyek adalah strategi yang berpusat pada siswa yang mendorong inisiatif dan memfokuskan siswa pada dunia nyata, dan
dapat meningkatkan motivasi mereka. Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat diambil
kesimpulkan bahwa pembelajaran berbasis proyek Project Based Learning adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif
dalam merancang tujuan pembelajaran untuk menghasilkan produk atau proyek yang nyata. Proyek-proyek yang dibuat oleh siswa mendorong
berbagai kemampuan tidak hanya pengetahuan, tetapi juga keterampilan praktis seperti mengatasi informasi yang tidak lengkap; menentukan tujuan
sendiri; dan kerjasama kelompok.
2.1.5.2 Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek Project Based Learning
PjBL
Grant dalam Sutirman, 2013: 44 mengidentifikasi elemen-elemen utama dalam pembelajaran berbasis proyek, yaitu: pengantar, definisi
tugas pembelajaran, prosedur investigasi, sumber yang disarankan, mekanisme, kolaborasi, serta refleksi dan transfer kegiatan.
Menurut Sutirman
2013: 44
menyatakan karakteristik
pembelajaran berbasis proyek Project Based learning meliputi aspek isi, kegiatan, dan hasil. Dalam pembelajaran berbasis proyek, aspek isi
pembelajaran memiliki karakteristik: 1 masalah disajikan dalam bentuk keutuhan yang kompleks; 2 siswa menemukan hubungan antar ide secara
interdisiplier; 3 siswa berjuang mengatasi ambiguitas; dan 4 menjawab pertanyaan yang nyata dan menarik perhatian siswa.
Aspek kegiatan memiliki karakteristik: 1 siswa melakukan investigasi selama periode tertentu; 2 siswa dihadapkan pada suatu
kesulitan, pencarian sumber dan pemecahan masalah; 3 siswa membuat hubungan antar ide dan memperoleh keterampilan baru; 4 siswa
menggunakan perlengkapan alat sesungguhnya; dan 5 siswa menerima feedback tentang gagasannya dari orang lain.
Dan aspek kondisi memiliki karakteristik: 1 siswa berperan sebagai masyarakat pencari dan melakukan latihan kerjanya dalam konteks
sosial; 2 siswa mempraktikkan perilaku manajemen waktu dalam melaksanakan tugas secara individu maupun kelompok; 3 siswa
mengarahkan kerjanya sendiri dan melakukan kontrol belajarmya; 4 siswa melakukan simulasi kerja profesional. Dan yang terakhir aspek hasil
memiliki karakteristik: 1 siswa menghasilkan produk intelektual yang kompleks sebagai hasil belajarnya; 2 siswa terlibat dalam penilaian diri;
3 siswa
bertanggung jawab
terhadap pilihannya
dalam mendemonstrasikan kompetensi mereka; dan 4 siswa memperagakan
kompetensi nyata mereka. Berdasarkan beberapa aspek karakteristik di atas, pembelajaran
dengan model Project Based Learning PjBL menjadi model pembelajaran yang dapat membangun kemandirian dan kreativitas siswa.
Selain itu, melalui pembelajaran berbasis proyek PjBL ini siswa dilatih untuk terbiasa bertanggung jawab mewujudkan apa yang telah
direncanakan sesuai minat dan kemampuannya.
2.1.5.3 Prinsip- Prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek Project Based