17
4. Flash Point
Flash point atau titik nyala adalah temperatur terendah dimana bahan bakar dapat menyala dan menghasilkan uap pada kondisi tertentu yang
dikoreksi dengan tekanan 1 atm. Penentuan nilai flash point menggunakan
alat Pensky Marten Closed Tester ASTM, 1990. Uji titik nyala merupakan prosedur keamanan yang penting dipertimbangkan oleh setiap laboratorium
maupun industri yang menghasilkan materi potensial terbakar. Titik nyala yang terlampau tinggi dapat menyebabkan keterlambatan penyalaan,
sementara apabila titik nyala terlampau rendah akan menyebabkan timbulnya detonasi yaitu ledakan ledakan kecil yang terjadi sebelum bahan bakar masuk
ruang bakar. Hal ini juga dapat meningkatkan resiko bahaya pada saat penyimpanan Hendartomo, 2006
.
Parameter-parameter lain dari minyak jarak pagar yang dapat mengalami perubahan pada saat pengeringan adalah kadar air, indeks bias, bilangan asam,
asam lemak bebas, bilangan iod, dan bilangan penyabunan. Parameter-parameter tersebut juga dapat mempengaruhi kualitas minyak jarak pagar sebagai
biokerosin.
1. Kadar Air
Kadar air yang terkandung dalam bahan bakar menyebabkan penurunan mutu bahan bakar karena dapat menurunkan nilai kalor dan
memerlukan sejumlah kalor untuk penguapan, menaikkan titik nyala, memperlambat proses pembakaran, dan menambah volume gas buang. Air
yang terkandung dalam minyak dibedakan menjadi dua yaitu air eksternal dan air internal. Air eksternal merupakan air yang menempel pada permukaan
minyak, sedangkan air internal adalah air yang terikat di dalam minyak secara fisis Anonim, 2006.
Menurut catatan UNEP 2006, air dapat menyebabkan percikan nyala api pada ujung burner, yang dapat mematikan nyala api, menurunkan
suhu api, dan memperlama penyalaan. Pada minyak nabati, seperti minyak
18 jarak pagar, keberadaan air akan menyebabkan pertumbuhan mikroorganisme
dalam minyak.
2. Bilangan Asam dan Kadar Asam Lemak Bebas
Bilangan asam adalah jumlah miligram potassium hidroksida yang digunakan untuk menetralkan gugus karboksil bebas yang terdapat dalam satu
gram minyak. Sedangkan asam lemak bebas adalah jumlah ekivalen asam lemak bebas yang terdapat di dalam minyak yang dihitung dengan satuan
persen. Khusus pada minyak yang memiliki asam lemak dominan adalah asam oleat, kadar asam lemak bebas adalah lebih dari 50 dari bilangan
asam. Kedua parameter tersebut mengindikasikan kualitas minyak berkenaan dengan sifat keasaman dan berpengaruh terhadap proses penyulingan minyak
Allen et al., 1982.
Bilangan asam menunjukkan asam lemak bebas yang terjadi jika bahan bakar tidak dibuat dengan baik atau terjadi degradasi oksidasi. Pada
minyak jarak pagar Jatropha curcas oil, asam oleat dan asam linoleat
merupakan asam lemak dominan. Asam oleat dan asam linoleat merupakan asam lemak tak jenuh bertitik leleh rendah, berturut-turut 16
o
C dan -7
o
C Mardiah
et al., 2006. Semakin banyak asam lemak tak jenuh yang terkandung dalam minyak menyebabkan minyak semakin mudah teroksidasi
dan mudah terbakar.
3. Bilangan Iod
Bilangan iod adalah jumlah gram iod yang dapat diikat oleh 100 gram minyak. Ikatan rangkap yang terdapat dalam asam lemak yang tidak
jenuh akan bereaksi dengan iod atau senyawa-senyawa iod. Gliserida dengan tingkat ketidakjenuhan yang tinggi, akan mengikat iod dalam jumlah yang
lebih besar Ketaren, 1986. Allen et al 1982 menambahkan bahwa metode
penentuan bilangan iod menggunakan senyawa dari gabungan dua unsur halogen. Jika menggunakan larutan iodin monobromida, maka disebut
metode Hanus, dan jika menggunakan larutan iodine monoklorida, maka disebut dengan metode Wijs.
19 Peningkatan bilangan iod menunjukkan banyaknya ikatan rangkap
yang terdapat dalam minyak. Menurut Ketaren 1986, minyak dengan bilangan iod yang tinggi termasuk minyak pengering, artinya minyak ini
mudah menguap dan mudah teroksidasi. Dalam bahan pangan berlemak, konstituen yang mudah mengalami oksidasi adalah asam lemak tidak jenuh
dan sejumlah kecil persenyawaan yang merupakan konstituen yang cukup penting. Reaksi oksidasi adalah reaksi hidrokarbon yang paling penting
dalam fungsinya sebagai bahan bakar Staf Pengajar Kimia, 1997.
4. Bilangan Penyabunan