16
2. Indeks Viskositas
Indeks viskositas adalah suatu nilai yang digunakan untuk mengetahui variasi dari viskositas kinematik minyak terhadap perubahan
suhu. Nilai indeks viskositas menunjukkan kestabilan minyak untuk mempertahankan viskositasnya terhadap perubahan suhu. Penentuan nilai
indeks viskositas melibatkan viskositas kinematik pada suhu 40 °
C dan 100 °
C ASTM, 1979. Daywin
et al. 1991 menambahkan, nilai indeks viskositas yang rendah menunjukkan perubahan viskositas yang besar dengan adanya
perubahan suhu, sebaliknya perubahan viskositas yang kecil terhadap perubahan suhu akan menghasilkan nilai indeks viskositas yang besar.
3. Heating Value
Heating value atau kalor pembakaran adalah kalor yang dihasilkan oleh pembakaran sempurna 1 kilogram atau satu satuan berat atau volume
bahan bakar. Heating value diukur dengan cara membakar sejumlah minyak
menggunakan alat bomb calorimeter ASTM, 1980. Menurut Argeros et al.
1998, derajat kejenuhan minyak mempengaruhi besar kecilnya energi yang dihasilkan oleh minyak. Energi yang dihasilkan pada pembakaran minyak
yang banyak mengandung asam lemak jenuh lebih besar daripada minyak yang banyak mengandung asam lemak tak jenuh. Sedangkan menurut Knothe
2005, heating value juga dipengaruhi oleh panjang rantai karbon. Semakin
panjang rantai karbon minyak, maka kalor pembakarannya semakin tinggi. Besarnya energi yang dihasilkan oleh minyak tergantung oleh kuat
lemahnya ikatan kimia antar atom untuk memutuskan ikatan tersebut akibat pengaruh panas. Atom-atom yang telah terputus dari ikatannya akan bereaksi
dengan atom-atom lain membentuk suatu ikatan kimia baru yang menghasilkan energi. Jika ikatan baru yang dihasilkan jauh lebih stabil
daripada ikatan semula, maka hasil reaksi ini akan menghasilkan energi yang dapat dikonsumsi misalkan panas Rinaldi, 2006.
17
4. Flash Point
Flash point atau titik nyala adalah temperatur terendah dimana bahan bakar dapat menyala dan menghasilkan uap pada kondisi tertentu yang
dikoreksi dengan tekanan 1 atm. Penentuan nilai flash point menggunakan
alat Pensky Marten Closed Tester ASTM, 1990. Uji titik nyala merupakan prosedur keamanan yang penting dipertimbangkan oleh setiap laboratorium
maupun industri yang menghasilkan materi potensial terbakar. Titik nyala yang terlampau tinggi dapat menyebabkan keterlambatan penyalaan,
sementara apabila titik nyala terlampau rendah akan menyebabkan timbulnya detonasi yaitu ledakan ledakan kecil yang terjadi sebelum bahan bakar masuk
ruang bakar. Hal ini juga dapat meningkatkan resiko bahaya pada saat penyimpanan Hendartomo, 2006
.
Parameter-parameter lain dari minyak jarak pagar yang dapat mengalami perubahan pada saat pengeringan adalah kadar air, indeks bias, bilangan asam,
asam lemak bebas, bilangan iod, dan bilangan penyabunan. Parameter-parameter tersebut juga dapat mempengaruhi kualitas minyak jarak pagar sebagai
biokerosin.
1. Kadar Air