84 16. Hubungan viskositas kinematik dengan asam lemak bebas
a. Kuadrat pada suhu 70
o
C ; persamaan : vk = 482,1 – 199,4 ffa + 22,85 ffa
2
b. Kuadrat pada suhu 90
o
C ; persamaan : vk = 186,21 – 58,1 ffa + 6,135 ffa
2
17. Hubungan viskositas kinematik dengan bilangan iod a. Kuadrat pada suhu 70
o
C ; persamaan : vk = 595,55 – 11,08 bi + 0,006 bi
2
b. Kuadrat pada suhu 90
o
C ; persamaan : vk = 396,03 – 6,853 bi + 0,034 bi
2
18. Hubungan viskositas kinematik dengan bilangan penyabunan a.
Growth pada suhu 70
o
C ; persamaan : 1vk = -0,669vk + 0,022 19. Hubungan viskositas kinematik dengan
flash point a. Kuadrat pada suhu 70
o
C ; persamaan : fp = 514,48 – 19,28 vk + 0,214 vk
2
b. Kuadrat pada suhu 80
o
C ; persamaan : fp = -643,8 + 27,29 vk – 0,252 vk
2
20. Hubungan viskositas kinematik dengan indeks bias a. Kuadrat pada suhu 70
o
C ; persamaan : ib = 1,44 + 0,001 vk – 1x10
-5
vk
2
Berdasarkan model dan kurva hubungan yang diperoleh tersebut dapat ditentukan kondisi pengeringan yang efektif untuk produksi minyak tanah dari
minyak jarak pagar. Pengeringan minyak jarak pagar dengan suhu 90
o
C dan waktu 30 – 40 menit adalah yang paling efektif karena menghasilkan minyak
dengan kadar air, viskositas dan flash point terendah. Selain itu, pada kondisi
pengeringan tersebut, nilai bilangan asam, asam lemak bebas, dan bilangan iod minyak jarak pagar mencapai nilai yang paling maksimal sehingga efektif dalam
proses pembakaran. Pengeringan minyak jarak pada suhu 70
o
C dan 80
o
C juga dapat digunakan untuk menghasilkan biokerosin dengan waktu masing-masing
40-50 dan 50-60 menit.
B. SARAN
Untuk mendapatkan hubungan antara parameter dengan waktu reaksi dan antar parameter yang lebih sesuai
fit diperlukan pengujian data menggunakan model persamaan matematika yang lain. Selain itu, untuk
mendapatkan produk minyak tanah dari minyak jarak pagar sesuai dengan kualitas yang diharapkan, diperlukan optimasi pada parameter tertentu.
85
DAFTAR PUSTAKA
Akintayo, E.T. 2003. Characteristics and composition of Parkia biglobbossa and Jatropha curcas oils and cakes. Di dalam
http:www.jarakpagar.comjatropha_oil.pdf
Allen, R.R., M.W. Formo, R.G. Krishnamurthy, G.N. McDermott, F.A. Norris, dan N.O.Sonntag. 1982. Bailey’s Industrial Oil and Fat Product. Volume II.
John Wiley and Sons, Inc. New York
Amos, W.A. 1998. Report an Biomass Drying Technology.A national Laboratory of U.S. Department of Energy. Colorado
Anonim. 2006. Bahan Bakar dan pembakaran. Di dalam http:www.chemeng.ui.ac.id
. 2007a. Fungsi Eksponensial. Di dalam. http:id.wikipedia.orgwikiFungsi_eksponensial
. 2007b. Jatropha curcas. Di dalam. http:en.wikipedia.orgwikiJatropha_curcas
Argeros, A, Dan Pincus, Zachary, S, Andrea, S. 1998. Heat of Combustion of Oils. Di dalam http:www.seas.upenn.educoursesbelabLabProjects
[ASTM] American Society for Testing Materials. 1965. Viscosity of Transparent and Opaque Liquid Kinematic and Dynamic Viscosity. ASTM D 445. ASTM,
Philadelphia
.1979. Calculating Viscosity Index from Kinematic Viscosity at 40
o
C and 100
o
C. ASTM D 2270 ASTM, Philadelphia
. 1980. Heat of Combution of Liquid Hydrocarbon Fuels by Bomb Calorimeter. ASTM D 240. ASTM,
Philadelphia
. 1990. Flash Point by Pensky Marten Closed tester. ASTM D 93. ASTM, Philadelphia
Basler, B. Baden and Korosi. 1980. Combustion of Fuel with Low Hydrogen Content in BBC Gas Turbines. Brown Boveri Review 12. Vol.67 :
705 – 709.
Chapra, S.C dan R.P. Canale. 1990. Numerical Methods for Engineers. MsGraw-Hill International Editions.
86 Coelho, D.K. 2006. Biofuel in The World. Consult Bio, Panama City
Daywin, F.J, Djojomartono, M, Sitompul, R.G. 1991. Motor Bakar Internal dan Tenaga di Bidang Pertanian. JICA. IPB, Bogor
Earle, R.L. 1969. Unit Operation in Food Processing. Pergamon Press, Ltd. London Formo, M.W, E. Jungermann, F.A. Norris, N.O. Sontag. 1979. Bailey’s Industrial Oil
and Fat Product. Volume II. John Wiley and Sons, Inc. New York Geankoplis, C. J. 1993. Transport Process and Unit Operation. 3
rd
edition. Prentice Hall International Limited, London.
Gubitz, G. M., M. Mittelbach, M. Trabi. 1999. Exploitation of the tropical seed plant Jatropha curcas L. Bioresource Technology, Graz
Hambali, E, Suryani, A, Dadang, Hanafie, H. 2006. Jarak Pagar Tanaman Penghasil Biodiesel. Penebar Swadaya. Jakarta
Heller, Joachim. 1996. Physic nut. Jatropha curcas L. Promoting the conservation and use of underutilized and neglected crops. 1. Institute of Plant Genetics
and Crop Plant Research, Gatersleben International Plant Genetic Resources Institute, Rome.
Hendartomo, Tomi. 2006. Pemanfaatan Minyak dari Tumbuhan untuk Biodiesel. Yogyakarta
Irwanto. 2006. Pengembangan Tanaman Jarak Jatropha Curcas L sumber Bahan Bakar Alternatif. Di dalam http:www.irwantoshut.com
ISODIS 15859-8. 2002. Fluid characteristics, sampling and test methods. Part 8: Kerosene propellant. International Organization for Standardization
Kandpal, J. B. dan M. Madan. 1994. Jatropha curcas : a Renewable Source of Energy Meeting Future Energy Needs. Renewable Energy : Vol. 6 : 2.
Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Ui Press, Jakarta Kirk, R.E, dan D.F Othmer. 1993. Encyclopedia of Chemical Technology.
Encylopedia, Inc. New York Knothe, G. 2005. Dependence of Biodiesel Fuel Properties on The Structure of Fatty
Acid Alkyl Esters. Fuel Processing Tchnology, Peoria USA Knothe, G. dan K.R. Steidley. 2005. Kinematic Viscosity of Biodiesel Fuel
Components and Related Compounds. Influence of Compound Structure and Comparison to Petrodiesel Fuel Components. Fuel First, Peoria USA
87 Manurung, R. 2006. Jatropha, a Promising Plant. Pusat Penelitian Bioteknologi
Institut Teknologi Bandung, Bandung Mardiah, Agus Widodo, Efi Trisningwati, dan Aries Purijatmiko. 2006. Pengaruh
Asam Lemak Dan Konsentrasi Katalis Asam Terhadap Karakteristik Dan Konversi Biodiesel Pada Transesterifikasi Minyak Mentah Dedak Padi.
Jurusan Teknik Kimia, Institut Teknologi Sepuluh Nopember ITS Surabaya
Mattjik, A. A., dan M. Sumertajaya.2000. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab. Jilid I. IPB Press, Bogor
Nanewar, A. 2005. An Alternative Fuel : Biodiesel, Syntesized by Jatropha Oil. India Parikesit dan T. Utomo. 1984. Diktat Operasi Teknik Kimia : Perpindahan panas,
Evaporasi, Humidifikasi,
Pengeringan. Jurusan Teknik
Kimia. Fakultas
Teknik Industri, ITB, Bandung Przybylski, R. 2006. Canola Oil. Physical and Chemical Properties. Di dalam.
http:www.canola-council.orgPDFChemical1-6.pdf Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. 2006. Variasi Jatropha L. Info Tek
Jarak Pagar. Bogor Rampling, K. 2000. Spontaneous Combustion of Drying Oils as a Fire Caise. Fire
and Combustion Investigation. Rao, G.N., S. Sampath., dan K Rajagopal. 2007. Experimental Studies on the
Combustion and Emission Characteristics of a Diesel Engine Fuelled with Used Cooking Oil Methyl Ester and its Diesel Blends. International Journal
Of Applied Science, Engineering And Technology, India
Reich, J.G. 1992. Curve Fitting and Modelling for Scientist and Engineers. McGraw Hill, Inc, New York
Rinaldi, A. 2006. Bagaimana Bahan Bakar Menghasilkan Energi dan Berapa Energi yang Dihasilkan. Di dalam. http:www.chem-is-try.org
Sinaga, E. 2006. Jatropha curcas L, Jarak Pagar. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tumbuhan Obat UNAS. Yogyakarta
Staf Pengajar Kimia. 1997. Kimia Dasar II. Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Imu Pengetahuan Alam IPB, Bogor
Sudradjat. 2006. Memproduksi Biodiesel Jarak Pagar. Penebar Swadaya, Jakarta.
88 Suhardjito. 1978. Motor Bakar Minyak Tanah. Departemen Mekanisasi Pertanian.
Fakultas Teknologi dan Mekanisasi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
[UNEP] United Nations Environment Program. 2006. Bahan Bakar dan Pembakaran. New York
Walpole, R. E. 1982. Pengantar Statistika. Edisi ke-3. Terjemahan. PT. Gramedia, Jakarta
Wilson, A. Morril, J. 1997. Consumer Guide To Home Energy Savings, American Council For An Energy Efficient Economy, Washington DC.
89
LAMPIRAN
90
Lampiran 1. Prosedur Analisis A. Bilangan Iod Wijs [AOAC, 1995]
Bilangan iod dinyatakan sebagai jumlah gram iod yang diserap oleh 100 gram minyak atau lemak.
Prosedur :
Sampel minyak yang telah disaring ditimbang sebanyak 0,5-1 gram dalam erlenmeyer 500 ml, lalu dilarutkan dengan 10 ml kloroform atau
tetraklorida dan ditambahkan dengan 25 ml pereaksi Wijs. Semua bahan di atas dicampur merata dan disimpan di dalam ruangan yang gelap selama satu jam.
Sebagian iodium akan dibebaskan dari larutan. Setelah penyimpanan, ke dalamnya ditambahkan 10 ml Larutan KI 15 persen dan air 100 ml. Titrasi
dengan sodium tiosulfat 0,1 N serta digunakan kanji sebagai indikator, selanjutnya dititrasi kembali sampai warna biru hilang. Blanko dibuat dengan
cara yang sama tanpa menggunakan minyak AOAC, 1995.
Perhitungan :
Bilangan iod =
G x
N x
S B
69 ,
12 −
Keterangan : B = ml Na
2
S
2
O
3
blanko S = ml Na
2
S
2
O
3
sampel N = Normalitas Na
2
S
2
O
3
G = Berat sampel 12,69 =
10 iod
atom bobot
91 Lampiran 1.1. Warna contoh minyak, kloroform, larutan
wijs, larutan KI 15 yang ditambah indikator kanji 1 sebelum dititrasi
dengan Na
2
S
2
O
3
0,1 N
Lampiran 1.2. Endapan merah muda dari contoh minyak, kloroform, larutan wijs, larutan KI 15
yang ditambah indikator kanji 1 setelah dititrasi dengan Na
2
S
2
O
3
0,1 N
92
B. Bilangan Penyabunan AOAC, 1995