76
18. Hubungan Viskositas Kinematik dengan Bilangan Penyabunan
Hubungan viskositas kinematik dengan bilangan penyabunan dapat memberi gambaran perubahan bobot molekul minyak dan pengaruhnya
terhadap kekentalan minyak. Penentuan hubungan viskositas kinematik dengan bilangan penyabunan dibuat berdasarkan data analisis yang
ditampilkan dalam Lampiran 2. Persamaan hubungan antara viskositas kinematik dengan bilangan
penyabunan yang paling sesuai dan dianggap paling mewakili gambaran data adalah persamaan
growth pada suhu 90
o
C. Persamaan tersebut dipilih karena memiliki koefisien determinasi paling tinggi. Model hubungan viskositas
kinematik dengan bilangan penyabunan dapat dilihat pada Tabel 33. Tabel 33. Model matematika hubungan viskositas kinematik dengan bilangan
penyabunan
Suhu Koefisien determinasi r
2
Persamaan
70 °
C 0,60000
Non fit
80 °
C 0,60000
Non fit
90 °
C 0,70607
1vk =
-0,669vk +
0,022 Berdasarkan persamaan tersebut, dihasilkan sebuah kurva yang
ditampilkan pada Gambar 31. Dari persamaan dan kurva yang diperoleh, secara umum hubungan antara viskositas kinematik dengan bilangan
penyabunan tidak terlalu signifikan karena persamaan yangsesuai hanya pada suhu 90
o
C dengan koefisein determinasi r
2
yang cukup kecil. Dari kurva tersebut dapat dilihat bahwa peningkatan bilangan penyabunan diikuti dengan
penurunan viskositas kinematik. Hal tersebut dikarenakan penurunan bobot molekul minyak akibat pngeringan menyebabkan bilangan penyabunan
meningkat dan viskositas kinematik menurun.
77
Bilangan penyabunan Kin
ematic visko
si ty
cS t
210.0 240.0 270.0 300.0 330.0 360.0 390.0 420.0 450.0 480.0 510.0 540.0 45.00
46.00 47.00
48.00 49.00
50.00 51.00
52.00 53.00
54.00 55.00
Gambar 33. Hubungan viskositas kinematik minyak jarak pagar dengan bilangan penyabunan
= pengeringan pada suhu 70
o
C, = pengeringan pada suhu
80
o
C, = pengeringan pada suhu 90
o
C
19. Hubungan Viskositas Kinematik dengan Flash Point
Mudah tidaknya minyak jarak pagar menyala tergantung oleh beberapa faktor diantaranya adalah struktur dari rantai minyak dan
kandungan bahan penghambat pembakaran, contohnya air. Viskositas minyak juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut. Hubungan antara
viskositas kinematik dengan flash point dapat memberikan gambaran
perubahan viskositas terhadap kemudahan nyala api setelah dilakukan proses pengeringan.
Berdasarkan data nilai viskositas kinematik dan flash point yang
ditampilkan pada Lampiran 2, diperoleh dua persamaan kuadrat yaitu pada suhu 70
o
C dan 80
o
C. Kedua persamaan tersebut diperoleh karena memiliki koefisien determinasi r
2
paling tinggi sehingga dianggap dapat mewakili gambaran data.
90 °
C
78 Tabel 34. Model matematika hubungan viskositas kinematik dengan
flash point
Suhu Koefisien determinasi r
2
Persamaan
70 °
C 0,93845
fp = 514,48 – 19,28 vk + 0,214 vk
2
80 °
C 0,88459
fp = -643,8 + 27,29 vk – 0,252 vk
2
90 °
C 0,60000
Non fit
Berdasarkan persamaan dan kurva pada Gambar 34, secara umum menunjukkan bahwa peningkatan viskositas kinematik akan diikuti dengan
peningkatan flash point. Proses pengeringan akan menyebabkan putusnya
rantai karbon, meningkatnya ikatan rangkap, dan berkurangnya kandungan air dalam minyak jarak pagar. Hal tersebut menjadi faktor penurunan nilai
viskositas kinematik dan flash point dengan semakin lama waktu
pengeringan.
Gambar 34. Kurva hubungan flash point minyak jarak pagar dengan
viskositas kinematik = pengeringan pada suhu 70
o
C, = pengeringan pada suhu
80
o
C, = pengeringan pada suhu 90
o
C
Kinematic viskosity cSt F
la sh
p o
int C
45.00 47.00
49.00 51.00
53.00 55.00
60.00 65.00
70.00 75.00
80.00 85.00
90.00 95.00
100.00
70 °
C 80
° C
79
20. Hubungan Viskositas Kinematik dengan Indeks Bias