73 Penurunan viskositas kinematik dapat disebabkan oleh pengaruh
pemanasan yang menyebabkan putusnya rantai karbon minyak, bersamaan dengan terjadinya reaksi hidrolisis yang membentuk asam lemak. Semakin
lama pemanasan, maka semakin mudah rantai terputus yang menyebabkan viskositas kinematik semain turun. Rantai yang telah terputus dapat
membentuk ikatan kembali dengan pemanasan yang berlanjut sehingga rantai karbon kembali panjang yang menyebabkan viskositas kinematik kembali
mengalami kenaikan.
16. Hubungan Viskositas Kinematik dengan Asam Lemak Bebas
Berdasarkan data nilai viskositas kinematik dan asam lemak bebas yang ditampilkan dalam Lampiran 2, diperoleh persamaan hubungan antara
kedua parameter tersebut. Persamaan yang diperoleh merupakan persamaan yang dapat mewakili gambaran data karena memiliki koefisien determinasi
r
2
paling tinggi yaitu dua persamaan kuadrat pada suhu 70
o
C dan 90
o
C. Tabel 31. Model matematika hubungan viskositas kinematik dengan asam
lemak bebas
Suhu Koefisien determinasi r
2
Persamaan
70 °
C 0,82251
vk = 482,1 – 199,4 ffa + 22,85 ffa
2
80 °
C 0,60000
Non fit
90 °
C 0,72541
vk = 186,21 – 58,1 ffa + 6,135 ffa
2
Berdasarkan data dan persamaan yang diperoleh, kurva hubungan indeks viskositas dengan asam lemak bebas hasil pengeringan minyak jarak
pagar adalah kurva parabola yang ditampilkan pada Gambar 31. Kurva tersebut menyerupai kurva pada pembahasan C15 karena bilangan asam dan
asam lemak bebas merupakan dua parameter yang saling berkaitan.
74 Gambar 31. Kurva hubungan viskositas kinematik minyak jarak pagar dengan
asam lemak bebas = pengeringan pada suhu 70
o
C, = pengeringan pada suhu
80
o
C, = pengeringan pada suhu 90
o
C Proses pengeringan akan memutus rantai karbon minyak, termasuk
memutuskan asam lemak dari polimer minyak menjadi asam lemak bebas. Peningkatan asam lemak bebas akan diikuti oleh penurunan viskositas
kinematik karena rantai kabon semakin pendek. Peningkatan kembali viskositas kinematik disebabkan oleh terbentuknya kembali ikatan dari rantai
yang telah terputus.
17. Hubungan Viskositas Kinematik dengan Bilangan Iod
Hubungan antara viskositas kinematik dengan bilangan iod dapat menggambarkan perubahan jumlah ikatan rangkap minyak jarak pagar yang
mempengaruhi kualitasnya sebagai biokerosin. Berdasarkan data nilai viskositas kinematik dan bilangan iod diperoleh persamaan hubungan antara
kedua parameter tersebut. Persamaan yang paling sesuai dan paling dianggap mewakili gambaran data adalah persamaan kuadrat pada suhu 70
o
C dan 90
o
C karena memiliki koefisien determinasi r
2
paling tinggi. Model persamaan dan koefisien determinasi r
2
dapat dilihat pada Tabel 32.
FFA Ki
nema ti
c vi
skosi ty
cSt
3.80 4.00
4.20 4.40
4.60 4.80
5.00 5.20
45.00 46.00
47.00 48.00
49.00 50.00
51.00 52.00
53.00 54.00
55.00
70 °
C
90 °
C
75 Tabel 32. Model matematika hubungan viskositas kinematik dengan bilangan
iod
Suhu Koefisien determinasi r
2
Persamaan
70 °
C 0,75462
vk = 595,55 – 11,08 bi + 0,006 bi
2
80 °
C 0,60000
Non fit
90 °
C 0,84662
vk = 396,023 – 6,853 bi + 0,034 bi
2
Gambar 32. Kurva hubungan viskositas kinematik minyak jarak pagar dengan bilangan iod
= pengeringan pada suhu 70
o
C, = pengeringan pada suhu
80
o
C, = pengeringan pada suhu 90
o
C Kurva hubungan viskositas kinematik dengan bilangan iod hasil
pengeringan minyak jarak pagar dapat dilihat pada Gambar 32. Gambar tersebut secara umum menunjukkan bahwa peningkatan bilangan iod akan
diikuti oleh penurunan viskositas kinematik. Berdasarkan pada pembahasan B7, viskositas kinematik dapat dipengaruhi oleh panjangnya rantai,
banyaknya ikatan rangkap, dan adanya kandungan air dalam minyak. Proses pengeringan akan memutus rantai karbon membentuk ikatan-ikatan rangkap
baru, sehingga nilai bilangan iod meningkat. Hal tersebut menjadikan viskositas kinematik semakin menurun.
Bilangan iod gr iod100 gr Ki
nem a
ti c
vi sk
osi ty
cSt
88.00 90.00
92.00 94.00
96.00 98.00
100.00 102.00
45.00 46.00
47.00 48.00
49.00 50.00
51.00 52.00
53.00 54.00
55.00
70 °
C 90
° C
76
18. Hubungan Viskositas Kinematik dengan Bilangan Penyabunan