64 itu, semakin tinggi bilangan penyabunan menyebabkan
flash point minyak semakin kecil. Kurva
growth pada Gambar 24 menunjukkan pengaruh bilangan penyabunan yang signifikan terhadap nilai
flash point pada suhu pengeringan 70
o
C. Perubahan nilai flash point seperti yang digambarkan pada
kurva kuadrat di suhu 80
o
C dan 90
o
C menggambarkan adanya perubahan bobot molekul minyak akibat proses pengeringan. Berdasarkan pembahasan
sebelumnya, pemanasan dapat menyebabkan putusnya rantai minyak sehingga menyebabkan penurunan bobot molekul. Ikatan yang terputus dapat
terbentuk kembali sehingga bobot molekul mengalami peningkatan kembali.
10. Hubungan Flash Point dengan asam lemak bebas
Model hubungan antara flash point dengan asam lemak bebas
menghasilkan tiga persamaan, yaitu dua persamaan growth pada suhu 70
o
C dan 80
o
C, dan satu persamaan eksponensial pada suhu 90
o
C. Ketiga persamaan tersebut diambil karena memiliki koefisien determinasi r
2
paling tinggi sehingga mampu mewakili gambaran data. Persamaan hubungan
flash point dengan asam lemak bebas yang ditampilkan pada Tabel 25
menggambarkan pengaruh proses pengeringan terhadap perubahan flash point
dan asam lemak bebas. Tabel 25. Model matematika hubungan
flash point dengan asam lemak bebas
Suhu Koefisien determinasi r
2
Persamaan
70 °
C 0,92513
1fp =
0,059ffa +
0,025 80
° C
0,77791 1fp
= 0,053ffa
+ 0,024
90 °
C 0,74946
ln fp = 5,712 – 0,293 ffa Berdasarkan data dan persamaan yang telah diperoleh, kurva
hubungan antara flash point dengan asam lemak bebas hasil pengeringan
minyak jarak pagar ditampilkan pada Gambar 25. Dari kurva tersebut secara umum digambarkan bahwa peningkatan kadar asam lemak bebas minyak
jarak pagar menyebabkan penurunan nilai flash point. Semakin banyak asam
lemak bebas maka bobot molekul minyak semakin rendah. Sementara itu,
65 asam lemak dominan dari minyak jarak pagar adalah asam lemak tak jenuh
yang memiliki ikatan rangkap. Semakin banyak ikatan rangkap, maka minyak lebih mudah terbakar.
Gambar 25. Kurva hubungan flash point minyak jarak pagar dengan asam
lemak bebas = pengeringan pada suhu 70
o
C, = pengeringan pada suhu
80
o
C, = pengeringan pada suhu 90
o
C
11. Hubungan Flash point dengan Indeks Bias
Hubungan antara flash point dengan indeks bias dibuat berdasarkan
data analisis kedua parameter yang ditampilkan dalam Lampiran 2. Dari data nilai parameter
flash point dan indeks bias, diperoleh persamaan yang sesuai dan paling dianggap mewakili gambaran data, yaitu persamaan kuadrat pada
suhu 70
o
C, 80
o
C, dan 90
o
C. Persamaan tesebut diambil karena memiliki koefisien determinasi r
2
yang paling tinggi. Model hubungan dan nilai koefisien determinasi r
2
dapat dilihat pada Tabel 26.
FFA F
las h
p oi
nt C
3.80 4.00
4.20 4.40
4.60 4.80
5.00 5.20
60.00 65.00
70.00 75.00
80.00 85.00
90.00 95.00
100.00
70 °
C
80 °
C
90 °
C
66 Tabel 26. Model matematika hubungan
flash point dengan indeks bias
Suhu Koefisien determinasi r
2
Persamaan
70 °
C 0,94473
ib = 1,45 + 0,0003 fp – 1,5x10
-6
fp
2
80 °
C 0,92742
ib = 1,45 + 0,0004 fp – 2,4x10
-6
fp
2
90 °
C 0,91928
ib = 1,47 – 0,0001 fp + 7,7x10
-7
fp
2
Gambar 26. Kurva hubungan flash point minyak jarak pagar dengan indeks
bias = pengeringan pada suhu 70
o
C, = pengeringan pada suhu
80
o
C, = pengeringan pada suhu 90
o
C Kurva hubungan
flash point dengan indeks bias minyak jarak pagar setelah pengeringan ditampilkan pada Gambar 26. Gambar tersebut kurang
mampu menjelaskan hubungan antara kedua parameter tersebut karena bentuk kurva yang berbeda-beda.
Flash point merupakan ukuran suhu terendah bagi minyak untuk dapat menyala, sedangkan indeks bias merupakan ukuran kemurnian minyak.
Keduanya dipengaruhi oleh jumlah ikatan rangkap dan panjang rantai karbon minyak. Semakin rendah indeks bias menunjukkan semakin banyak ikatan
rangkap dan semakin pendek rantai karbon. Oleh karena itu semakin rendah indeks bias menyebabkan nilai
flash point semakin rendah pula
Flash point C Indeks
bi as
60.0 65.0
70.0 75.0
80.0 85.0
90.0 95.0
100.0 1.4670
1.4671 1.4672
1.4673 1.4674
1.4675 1.4676
1.4677 1.4678
70 °
C
80 °
C 90
° C
67
12. Hubungan Flash Point dengan Indeks Viskositas
Hubungan antara flash point dengan indeks viskositas
menggambarkan pengaruh proses pengeringan mnyak jarak pagar terhadap perubahan suhu minimal minyak dapat menyala dan kestabilan minyak jarak
pagar mempertahankan viskositasnya terhadap perubahan suhu. Berdasarkan data analisis
flash point dan indeks viskositas yang ditampilkan pada Lampiran 2, diperoleh persamaan hubungan yang dapat mewakili gambaran
data, yaitu dua persamaan kuadrat, masing-masing pada suhu 80
o
C dan 90
o
C. Kedua persamaan yang ditampilkan pada Tabel 27 tersebut dipilih karena
memiliki koefisien determinasi yang paling tinggi. Tabel 27. Model matematika hubungan
flash point dengan indeks viskositas
Suhu Koefisien determinasi r
2
Persamaan
70 °
C 0,60000
Non fit
80 °
C 0,82379
iv = 433,388 – 5,75 fp + 0,032 fp
2
90 °
C 0,75256
iv = 164,036 + 0,317 fp – 0,001 fp
2
Dari kurva yang ditampilkan pada Gambar 27, tidak diperoleh hubungan yang signifikan antara
flash point dengan indeks viskositas karena bentuk kurva yang berbeda. Indeks viskositas dan
flash point merupakan parameter yang penting bagi minyak jarak pagar sebagai bahan bakar
pengganti minyak tanah. Kedua parameter tersebut dipengaruhi oleh sifat fisik dan kimia minyak. Akan tetapi dari hasil analisis tidak diperoleh
hubungan antara parameter flash point dan indeks viskositas.
68 Gambar 27. Kurva hubungan
flash point minyak jarak pagar dengan indeks viskositas
= pengeringan pada suhu 70
o
C, = pengeringan pada suhu
80
o
C, = pengeringan pada suhu 90
o
C
13. Hubungan Asam Lemak Bebas dengan Indeks Viskositas