Sedangkan pada aspek kelembagaaan analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif untuk melihat pola kelembagaan pemerintah daerah, kelembagaan
pengusaha, dan kelembagaan nelayan dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan cakalang di Kepulauan Morotai. Untuk melihat pola kelembagaan perikanan cakalang di
Kepulauan Morotai dilakukan analisis mengenai peran dan fungsi serta interaksi dari masing-masing lembaga tersebut dalam pengelolaan sumberdaya perikanan cakalang,
selanjutnya pola kelembagaan ini dikaji dalam tiga aspek yaitu aspek yurisdiksi, aspek hak-hak kepemilikan property right, dan aspek aturan representasi rule of
representative. Ketiga aspek utama yang menjadi pendekatan studi tersebut di atas dilakukan
untuk melihat bagaimana pengaruh aspek kewilayahan dan kelembagaan terhadap pengelolaan sumberdaya perikanan cakalang yang merupakan komoditas unggulan di
wilayah Kepulauan Morotai. Kajian ini diharapkan dapat menemukenali permasalahan- permasalahan wilayah dan kelembagaan yang menjadi faktor pendukung untuk
pengembangan komoditas cakalang sebagai komoditas unggulan pada sub sektor perikanan di Kepulauan Morotai, sehingga diharapkan kajian ini dapat menjadi solusi
bagaimana meningkatkan peranan sub sektor perikanan di Kepulauan Morotai sebagai sektor pemimpin leading sector untuk mengembangkan wilayah pulau-pulau kecil
tersebut. Perkembangan sub sektor perikanan di harapkanpula dapat mengembangkan wilayah Kepulauan Morotai sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru sekaligus dapat
mengurangi kesenjangan pembangunan antar wilayah, memperkuat keterkaitan spasial, sektoral, dan pelaku usaha.
3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian berlokasi di Kepulauan Morotai Kabupaten Halmahera Utara Provinsi Maluku Utara. Penentuan lokasi dilakukan secara purposive sampling
dengan mempertimbangkan desa pantai pulau yang mempunyai kultur masyarakat nelayan
serta tingginya aktivitas pemanfaatan sumberdaya perikanan di desa tersebut. Pengambilan
sampel
untuk penelitian ini dilakukan pada 8 desa, dan atau 4 pulau di 3 kecamatan, yaitu Desa Galo-galo Pulau Galo-galo, Desa Kolorai Pulau Kolorai,
Desa Ngele-Ngele Besar Pulau Ngele-ngele besar, Desa Daeo, Desa Sangowo, Desa Daruba, Desa Tilei dan Desa Usbar Pulau Morotai.
56
Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini selama 12 bulan sejak tahap persiapan hingga penulisan draft tesis, seminar hasil penelitian dan ujian, yang dimulai
pada bulan April 2006 sampai dengan April 2007.
3.4. Metode Pegumpulan Data
Responden yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rumah tangga nelayan yang bermukim di wilayah Kepulauan Morotai. Metode pengambilan sampel
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive sampling secara sengaja, di mana sampel ditarik secara sengaja dari berbagai kelas rumah tangga nelayan, ketua
kelompok perikanan, pengusaha dan unsur pemerintah di daerah dengan pertimbangan bahwa responden mampu berkomunikasi dengan baik dalam pengisian kuisioner Fauzi,
1999. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 90 responden, dengan rincian sebanyak 75 responden untuk pemanfaatan sumberdaya perikanan cakalang dan 15
responden untuk aspek kelembagaan. Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari :
a. Data primer cross section yang diperoleh langsung melalui wawancara dengan
responden dengan menggunakan daftar pertanyaankuisioner yang terstruktur sesuai
dengan tujuan penelitian. Wanwancara pada kelompok pertama yaitu terkait dengan aspek pemanfaatan sumberdaya perikanan yang dilakukan pada nelayan di
Kepulauan Morotai sebanyak 75 nelayanresponden seperti pada Tabel 3. Sedangkan wawancara pada kelompok yang kedua yaitu terkait dengan aspek
kelembagaan yang dilakukan pada unsur kelembagaan pengusaha 1 responden, unsur kelembagaan pemerintah daerah instansi terkait sebanyak 4 responden yaitu
Dinas Perikanan Provinsi Maluku Utara, Dinas Perikanan Halmahera Utara, Pangkalan Angkatan Laut Ternate, dan Pangkalan Angkatan Udara Morotai, dan
unsur kelembagaan nelayan sebanyak 10 responden yaitu di Desa Sangowo 3 kelompok, Desa Daeo 1 kelompok, Desa Daruba 1 kelompok, Desa Kolorai 1
kelompok, Desa Galo-Galo Besar 1 kelompok, Desa Ngele-Ngele Besar 1 kelompok, Desa Tiley 1 kelompok, dan Desa Usbar 1 kelompok, sehingga total
untuk responden aspek kelembagaan sebanyak 15 responden.
57
Tabel 3. Komposisi Jumlah Nelayan, Sampel Nelayan dan Prosentase Menurut Kecamatan Tahun 2003, pada Dua Kecamatan di Kepulauan Morotai.
No. Kecamatan
Jumlah Nelayan
Sampel Nelayan Prosentase
1. 2.
Morotai Selatan Morotai Selatan Barat
1.358 1.212
56 19
4.12 1.57
Jumlah 2.570
75 2.92
Sumber : BPS Kabupaten Halmahera Utara 2004. b. Data sekunder time series
yang diperoleh dari publikasi resmi seperti kantor Desa, kantor Kecamatan, Bappeda, Biro Pusat Statistik, dan Dinas Perikanan, Dinas
perhubungan serta hasil penelitian lain yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Data sekunder yang diperlukan berkaitan erat dengan keragaan perikanan, ekonomi
wilayah, interaksi wilayah, dan deskripsi wilayah penelitian yang meliputi aspek fisik, sosial, ekonomi, budaya dan kelembagaan formalinformal yang mampu
menjelaskan dinamika kelembagaan masyarakat dan pemerintah daerah terhadap pemanfaatan sumberdaya perikanan cakalang dan pengembangan perekonomian
wilayah di Kepulauan Morotai.
3.5. Analisis Data 3.5.1. Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif Wilayah