serta distribusi sukuetnis. Untuk itu, analisis ini dilakukan tidak hanya dalam wilayah Kepulauan Morotai tetapi, sampai pada interaksi dengan wilayah lain dalam
pengelolaan sumberdaya alam, kebutuhan prasarana dan sarana sosial ekonomi, serta distribusi sukuetnis. Selain itu, dalam analisis ini juga dilakukan identifikasi harga
deferensiasi harga seperti BC dan PC terhadap perdagangan sumberdaya alam dari Kepulauan Morotai ke wilayah lain.
3.6. Batasan Operasional
Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : 1. Kelembagaan Perikanan adalah kelembagaan formal yang tertulis yang mengatur
hubungan antara nelayan, pemerintah dan pengusaha yang berkaitan dengan hak dan kewajibannya dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan cakalang.
2. Nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan pekerjaan dalam operasi penangkapan ikan.
3. Juraganpimpinan operasi adalah nelayan yang memiliki kapal sekaligus memimpin pelaksanaan kegiatan penangkapan.
4. Anak buah kapal ABK adalah nelayan yang kedudukannya sebagai anggota dalam suatu unit penangkapan dan secara aktif melakukan kegiatan penangkapan ikan serta
menerima upah atas balas jasanya. 5. Nelayan tradisional adalah nelayan yang dalam melakukan usaha penangkapan
menggunakan perahu tanpa motor atau motor tempel. 6. Pemanfaatan sumberdaya perikanan adalah setiap kegiatan penangkapan ikan pada
suatu wilayah perairan pesisirlaut. 7. Analisis Bioekonomi model Gordon-Schaefer adalah analisis yang digunakan untuk
melihat pemanfaatan perikanan tangkap dengan memadukan aspek biologi dan ekonomi, dengan berdasarkan pada faktor inpit.
8. Alat penangkapan adalah kesatuan teknis dalam suatu organisasi penangkapan ikan, yang biasanya terdiri dari perahukapal penangkapan, alat tangkap, peti es, serta
peralatan pendukung lainnya. 9. Kegiatan penangkapan adalah operasi penangkapan yang dihitung sejak
perahukapal meninggalkan pelabuhantempat pendaratan menuju daerah operasi
69
14. Pendapatan bersihnilai bersih benefit adalah selisih antara peneriman yang diperoleh dari penjualan hasil tangkapan ikan per kegiatan penangkapan dengan
biaya yang dikeluarkan tiap operasi penangkapan. 13. Lokasi pemasaran adalah tempat penjualan hasil tangkapan ikan yang berada di
wilayah Kabupaten Halmahera Utara. 12. Harga ikan adalah harga riil yang berlaku di pasaran rupiahton.
11. Produksi lestari adalah jumlah maksimal yang boleh ditangkap dalam suatu perairan pesisirlaut dengan tetap memperhatikan kelestarian stok sumberdaya perikanan
tontahun. 10. Produksi perikanan adalah jumlah semua ikan atau hasil laut lainnya yang telah
ditangkap dari perairan laut. dalam mencari lokasi penangkapan, melakukan penangkapan ikan, kemudian
kembali lagi ke pelabuhan atau tempat pendaratan lainnya untuk mendaratkan ikan hasil tangkapannya satuan hari.
70
Tabel 4. Proses Penelitian Kajian Pengembangan Wilayah Pulau-Pulau Kecil di Halmahera Utara Tinjauan terhadap pengelolaan sumberdaya perikanan cakalang
No. Tujuan Metode
Analisis VariabelParameter
Data dan Sumber Data
Output yg diharapkan
1
Menganalisis sektor sub sektor yang memiliki keunggulan komparatif
dan kompetitif di Kepulauan Morotai Halmahera Utara
LQ, SSA, dan Deskriptif PDRB KabupatenKota
di Provinsi Maluku Utara, Data produksi, tenaga
kerja dan pasar komoditas pertanian.
Sekunder BPS
Mengetahui sub sektor yang mempunyai
keunggulan komparatif dan kompetitif di
Kepulauan Morotai.
2
Menganalisis pusat hirarki kapasitas pelayanan fasilitas perikanan
cakalang dan pusat pelayanan desa di Kepulauan Morotai Halmahera
Utara
Skalogram Prsarana perikanan
tangkap, dan prasarana dan sarana pendidikan,
kesehatan dan ekonomi. Sekunder
Dinas Perikanan, BPS
Mengetahui hirarkipusat pelayanan
perikanan dan wilayah di Kepulauan Morotai
3
Menganalisis pemanfaatan sumber daya perikanan cakalang oleh
nelayan di Kepulauan Morotai Halmahera Utara
Bioekonomik Model Gordon Schaefer analisis
statik Hasil Produksi, jumlah
trip, dan CPUE. Primer dan
Sekunder Perusahaan
Perikanan PT. Primarefa Indo
Mengetahui tingkat pemanfaatan dan
Kondisi SD perikanan cakalang di Kepulauan
Morotai.
4
Mengkaji pola kelembagaan dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan
cakalang di Kepulauan Morotai Halmahera Utara
Deskriptif Kualitatif Peranan, fungsi serta
interaksi antar lembaga Sekunder dan
Primer lembaga Pemda, pengusaha
dan kelompok nelayan
Mengetahui Pola kelembagaan
dalam pemanfaatan perikanan cakalang di
Kepulauan Morotai.
5
Menganalisis networking pulau- pulau kecil di Kepulauan Morotai
Halmahera Utara
Deskriptif Kualitatif dan Spasial
Orientasi perdagangan komoditas unggulan,
kebutuhan prasarana dan sarana sosial ekonomi,
serta distribusi sukuetnis. Sekunder dan
Primer Bappeda dan BPS.
Mengetahui networking pulau-pulau kecil di
Kepulauan Morotai.
BAB IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Geografi dan Administrasi Pemerintahan
Kepulauan Morotai memiliki luas wilayah 1.983,54 Km
2
, mencakup 30 pulau besar dan kecil, pulau yang dihuni hanya 6 pulau yaitu Pulau Morotai, Pulau Rao, Pulau
Kolorai, Pulau Galo-Galo, Pulau Ngele-Ngele Besar dan Pulau Saminyamau. Secara geografis Kepulauan Morotai berada diantara 128
15’ sampai dengan 128 48’ Bujur
Timur dan 2 00’ sampai dengan 2
40’ Lintang Utara. Kepulauan ini terletak diujung utara Kabupaten Halmahera Utara dengan batas wilayah sebagai berikut:
• Sebelah Utara berbatasan dengan Samudera Pasifik • Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Halmahera
• Sebelah Timur berbatasan dengan Samudera Pasifik • Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Morotai
Dengan letak geaografis seperti tersebut diatas menjadikan wilayah ini ditetapkan sebagai wilayah perbatasan antar negara yaitu dengan negara Fhilipina dan
Republik Palau. Secara administrasi wilayah Kepulauan Morotai berada pada Kabupaten
Halmahera Utara Provinsi Maluku Utara, berdasarkan keputusan DPRD Kabupaten Halmahera Utara Nomor 01KPTSDPRD-HALUT2006 tentang pemekaran kecamatan
dan desa, Wilayah Kepulauan Morotai terbagi menjadi 5 kecamatan dan 64 desa dari sebelumnya 3 kecamatan dan 47 desa. Tambahan 2 kecamatan baru yaitu Kecamatan
Morotai Jaya yang beribukota di Sopi merupakan pemekaran dari Kecamatan Morotai Utara, kemudian Kecamatan Morotai Timur yang beribukota di Sangowo merupakan
pemekaran dari sebagian wilayah Kecamatan Morotai Utara dan sebagian wilayah Kecamatan Morotai Selatan, kemudian kecamatan lama yaitu Kecamatan Morotai
Selatan dengan Ibu Kota Daruba, Kecamatan Morotai Utara dengan Ibu Kota Bere-Bere dan Kecamatan Morotai Selatan Barat dengan Ibu Kota Wayabula. Luas wilayah dan
jumlah desa di Kepulauan Morotai sebagai berikut: