Interaksi Kepulauan Morotai dengan Kota Tobelo

Di pulau tersebut terdapat 1 buah Dermaga laut dengan konstruksi berton, yang melayani pelayaran ke dan dari Pulau Morotai menggunakan Kapal Motor dan Speed boat. Sedangkan antar desa dalam wilayah Pulau Morotai sendiri dengan penggunaan motor nelayan, dan penggunaan speed boat hanya bergantung jalur yang dimintai penumpang. Transportasi ke Pulau Morotai melayani pergerakan dari wilayah sekitarnya yaitu : Morotai – Ternate, Morotai – Tobelo, Morotai - Galela, dan Morotai – Subaim. Transportasi antar Pulau Morotai-Tobelo sebagai ibukota kabupaten, juga ditempuh dengan menggunakan kapal ferry, menggunakan 1 unit ferry dengan frekuensi 3 kali seminggu yang disubsidi oleh pemerintah. Untuk penyeberangan tersebut, terdapat 1 buah dermaga penyeberangan yang dikelola ASDP dengan konstruksi beton, yang dioperasikan sejak tahun 2004.

4.5.3. Transportasi Udara

Bandara Pitu Morotai dengan 7 Runway peninggalan Sekutu pada masa Perang Dunia II, sekarang digunakan sebagai Bandara Militer TNI AU pada satu jalur landasan. Oleh TNI AU, landasan tersebut telah direnovasi dengan lapisan Hotmix berdimensi 2.400 x 45 meter. Bandara tersebut lebih banyak melayani kepentingan TNI Angkatan Udara menggunakan pesawat militer untuk penerbangan ke wilayah Timur. Sekarang pelayanan jalur sipil telah dimanfaatkan dengan jalur Morotai – Galela - Bandara Babullah Ternate PP menggunakan pesawat Casa 212 dengan frekuensi 2 kali dalam seminggu.

4.6. Interaksi Kepulauan Morotai dengan Kota Tobelo

Dalam konteks pengembangan wilayah, perkembangan suatu wilayah sangat ditentukan oleh wilayah sekitarnya, artinya bahwa setiap wilayah mempunyai hubungan interaksi timbal balik, namun dalam interaksi tersebut ada yang bersifat positif generatifsinergi dan ada yang bersifat negatif eksploitatif, sehingga apabila antara kedua wilayah mempunyai hubungan yang positif maka kedua wilayah tersebut akan dapat berkembang secara proporsional sesuai dengan kapasitas sumberdayanya masing- masing, akan tetapi apabila ke dua wilayah tersebut mempunyai hubungan yang negatif, maka wilayah yang satunya akan berkembang lebih cepat dan maju dibandingkan dengan wilayah lainnya. 81 Dalam konteks wilayah Kepulauan Morotai, hubungan interaksi antar wilayah yang intensif yaitu dengan Kota Tobelo sebagai Ibu Kota Kabupaten Halmahera Utara. Karena jaraknya yang dekat, interaksi kedua wilayah ini secara fisik mempunyai beberapa moda transportasi seperti jalur transportasi laut; diantaranya pelayaran rakyat, kapal penyebrangan ferry, dan jalur transportasi udara dengan penerbangan perintis, namun intensitas yang paling besar adalah transportasi laut khususnya pelayaran rakyat. Untuk itu maka dalam penelitian ini fokus kajian interaksi wilayah terfokus pada moda transportasi laut khususnya pelayaran rakyat untuk melihat arus orang dan arus barang antara kedua wilayah. Tabel 12. Rekapitulasi Arus Orang Dan Barang antara Kota Tobelo dan Kep. Morotai Tahun 2002 - 2005 Ke Tobelo Ke Morotai Tahun Penumpang Barang Penumpang Barang 2002 2,994 2,012 2,678 680 2003 8,967 1,512 6,918 590 2004 13,193 3,023 12,357 1,056 2005 15,330 2,569 15,379 1,491 Jumlah 40,484 9,116 37,332 3,817 Sumber: Kantor Pelabuhan Tobelo dan Daruba, 2006 - 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000 16,000 18,000 2002 2003 2004 2005 Ke Tobelo Pnp Ke Tobelo Brg Ke Morotai Pnp Ke Morotai Brg Gambar 5. Grafik Arus Orang dan Barang antara Kota Tobelo dan Kep. Morotai tahun 2002- 2005. 82 Interaksi antara kedua wilayah melalui transportasi pelayaran rakyat sangat intensif, dari wilayah Kepulauan Morotai yang terdiri dari tiga kecamatan masing- masing mempunyai pola aliran orang dan barang yang berbeda-beda. Untuk Kecamatan Morotai Utara misalnya titik interaksi cukup banyak sekitar 8 desa yang menjadi sentral interaksi yang mengalirkan orang dan barang ke dan dari Kota Tobelo. Sedangkan untuk Kecamatan Morotai Selatan Barat sekitar 6 desa yang melakukan hubungan interaksi yang intensif dengan Kota Tobelo. Banyaknya titik interaksi pada kecamatan Morotai Utara dan Kecamatan Morotai Selatan Barat disebabkan oleh akses jalan darat antar desa yang buruk serta bentuk wilayahnya berbentuk pulau-pulau kecil. Berbeda dengan kedua kecamatan sebelumnya, Kecamatan Morotai Selatan hanya mempunyai satu titik interaksi yakni dari Desa Daruba ke Kota Tobelo karena semua desa dalam kecamatan ini mempunyai akses tranportasi jalan darat yang sangat baik. Berdasarkan pada Tabel 12 dan Gambar 5 menunjukan bahwa interaksi antara Kepulauan Morotai dengan Kota Tobelo memperlihatkan hubungan yang eksploitatif, aliran barang dari Kepulauan Morotai terjadi dalam kapasitas yang besar, sementara aliran barang dari Kota Tobelo ke Kepulauan Morotai terjadi dalam jumlah yang kecil, hal ini terjadi karena aliran barang dari Kepulauan Morotai terjadi dalam bentuk bahan baku kopra dan sebaliknya dari Kota Tobelo aliran barang dalam bentuk barang campuran 9 bahan pokok. Selain aliran barang, aliran orang juga memperlihatkan kecendrungan migrasi ke arah Kota Tobelo lebih besar dibandingkan dengan arus dari Kota Tobelo ke Kepulauan Morotai, hal ini membuktikan bahwa daya tarik wilayah kota lebih besar dibandingkan dengan wilayah perdesaan. Dengan sistem pembangunan yang sentralistis selama ini mengakibatkan kota berkembang lebih pesat di banding wilayah hinterlandnya, sehingga di wilayah perkotaan ketersediaan lapangan pekerjaan dan pelayan jasa lebih besar di bandingkan pada wilayah perdesaan. Hal ini yang memicu terjadinya proses migrasi besar-besaran dari desa ke kota. 83

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Keunggulan Komparatif dan Kompetitif Wilayah

5.1.1. Sub Sektor Unggulan di Halmahera Utara

Setiap daerah atau wilayah mempunyai beberapa sektor atau komoditas yang dapat mengembangkan daerah atau wilayah tersebut, namun kemampuan setiap sektor tersebut tentu berbeda-beda, biasanya sektor yang mempunyai potensi supply dan demand yang besar dan berorientasi pada pasar ekspor baik keluar daerah, antar pulau, maupun ke pasar luar negeri dengan intensitas perdagangan yang stabil, selalu mempunyai keunggulan komparatif dan kempetitif yang tinggi. Untuk menganalisis keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif di Halmahera Utara dalam penulisan ini digunakan analisis Location Quotient LQ dan analisis Shift Share SSA. Kedua analisis ini menggunakan data PDRB kabupatenkota di Provinsi Maluku Utara pada dua titik waktu yaitu pada tahun 2000 dan tahun 2004.

A. Keunggulan Komparatif

Kabupaten Halmahera Utara mempunyai tiga sub sektor yang memiliki peranan besar dalam kontribusi terhadap PDRB. Indikator ini dapat kita lihat pada PDRB Kabupaten Halmahera Utara berdasarkan pada harga konstan dengan tahun dasar tahun 2000. Perkembangan PDRB mempunyai tren yang meningkat, yaitu pada tahun 2000 sebesar 322.916,69 juta rupiah, pada tahun 2001 naik menjadi 328.149,27 juta rupiah atau pertumbuhan sebesar 1,62 kemudian naik menjadi 339.333,83 juta rupiah pada tahun 2002 dengan pertumbuhan sebesar 3,41. Pada tahun 2003 PDRB meningkat sebesar 349.269,80 juta rupiah atau pertumbuhan sebesar 2,93, hal ini terus mengalami peningkatan pada tahun 2004 sebesar 360.914,14 atau pertumbuhan sebesar 3,33. Dari pertumbuhan PDRB dari tahun ke tahun pada 9 sektorlapangan usaha, peranan sektor pertanian masih sangat dominan yakni pada tahun 2000 sektor pertanian menyumbang sekitar 41,54, pada tahun 2001 sebesar 41,74, kemudian tahun 2002 naik menjadi 41,99, namun pada tahun 2003 turun menjadi 41,96 begitu juga pada tahun 2004 mengalami penurunan menjadi 41,29. Dalam peranan sektor pertanian