Analisis Interaksi antar Unsur Lembaga Perikanan Cakalang.

kelembagaan nelayan ini akan memperlemah nilai tawar nelayan itu sendiri terhadap kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah maupun perusahaan atau kondisi pasar.

5.4.4. Analisis Interaksi antar Unsur Lembaga Perikanan Cakalang.

Dalam analisis interaksi antar unsur lembaga yang memanfaatkan sumberdaya perikanan cakalang di Kepulauan Morotai Halmahera Utara dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dengan terlebihdahulu melihat fungsi dan peranan masing-masing lembaga kemudian dilanjutkan dengan analisis pola interaksi antar lembaga tersebut. Berdasarkan Tabel 24 menunjukan bahwa fungsi dan peran dari masing-masing unsur lembaga belum terrealisasi dengan baik. Dari fungsi dan peranan tersebut dianalisis secara deskriptif kualitatif kemudian di ranking dalam tiga kategori yaitu fungsi dan peranan yang baik, cukup dan kurang. Tabel 24. Fungsi dan Peranan Unsur Lembaga Perikanan Cakalang di Kepulauan Morotai Halmahera Utara. Unsur Lembaga Fungsi dan Peranan Realisasi Permasalahan Pemerintah Daerah 1. Sebagai Fasilitator dan Regulator. 2. Melakukan Pembinaan dan Penyuluhan. 3. Memberikan Bantuan Modal kepada nelayan. 1. Cukup 2. Kurang 3. Kurang 1.Keterbatasan Biaya dan waktu. 2.Keterbatasan Biaya dan Tenaga PegawaiPenyuluh. 3.Sarana dan modal tidak sesuai kebutuhan Pengusaha 1. Melakukan Kemitraan dengan nelayan 2. Melakukan Kemitraan Pemda. 1. Kurang 2. Kurang 1.Nelayan tdk Terorganisir 2.Pemahaman yang terbatas dari Pemda. Nelayan 1. Melakukan pembinaan kepada Angt. Nelayan. 2. Melakukan Kemitraan dengan Pengusaha. 3. Melakukan Kemitraan dengan Pemda. 1. Kurang 2. Kurang 3. Cukup 1.Nelayan tdk terorganisir Sumber: Diolah dari data primer 2006. 117 Unsur lembaga pemerintah daerah mempunyai fungsi dan peranan sebagai fasilitator dan regulator, pembinaan dan penyuluhan, serta memberikan bantuan berupa sarana dan modal dalam usaha perikanan tangkap. Dari fungsi dan peranan tersebut realisasinya untuk fungsi fasilitator dan regulator berada dalam kategori cukup, sedangkan pembinaan dan penyuluhan serta bantuan modal realisasinya masih terasa kurang. Hal ini karena dalam realisasi fungsi-fungsi tersebut terdapat kendala-kendala yaitu keterbatasan biaya dan waktu, tenaga lapanganpenyuluh, dan ketidaksesuaian bantuan modal yang dibutuhkan oleh nelayan. Sedangkan unsur lembaga pengusaha fungsi dan peranannya adalah melakukan kemitraan dengan nelayan dan pemerintah daerah, dari kedua fungsi tersebut menunjukan hasil yang masih kurang. Hal ini terjadi karena terdapat kendala-kendala seperti tidak terorganisirnya kelompok nelayan serta kurang pemahaman dari pemerintah daerah dalam upaya memberikan dukungan kepada pengusaha dalam membangun kemitraan antara pengusaha dan nelayan. Selanjutnya unsur lembaga nelayan fungsi dan peranannya adalah melakukan pembinaan ketrampilan dan manajemen usaha kepada anggota kelompok nelayan, dan melakukan kemitraan dengan pengusaha dan pemerintah daerah, dari fungsi tersebut realisasinya sangat kurang karena sebagian besar desa-desa nelayan belum terdapat organisasi nelayan yang telah berfungsi dengan baik. Hubungan antara ketiga unsur kelembagan perikanan yaitu pemerintah daerah, pengusaha dan nelayan kelompok nelayan harus mempunyai suatu hubungan yang sinergis dan menguntungkan secara sosial ekonomi. Untuk mencapai kondisi tersebut perlu kesiapan-kesiapan dari ketiga unsur kelembagaan perikanan dalam meciptakan suatu kondisi kelembagaan yang sinergi, sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi, pemerataan dan keberlanjutan usaha perikanan cakalang di Kepulauan Morotai Halamahera Utara. Pada Tabel 25 menunjukan hubungan antara unsur lembaga pemerintah daerah, pengusaha dan nelayan dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan cakalang di Kepulauan Morotai Halmahera Utara. Tabel 25 menunjukan bahwa interaksi antara unsur-unsur lembaga dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan cakalang belum mempunyai pola hubungan yang saling mendukung. Hal ini terjadi karena ketiga unsur tersebut belum mempunyai persepsi dan komitmen yang sama dalam pemanfaatan dan 118 pengembangan sumberdaya perikanan cakalang di Kepulauan Morotai. Berdasarkan hasil wawancara di lapangan ketiga unsur lembaga perikanan tidak mempunyai media komunikasi dan pembinaan yang teratur, sehingga komunikasi, kerjasama, dan pembinaan hanya terjadi secara insidentil. Tabel 25. Interaksi antara Unsur Lemabaga dalam Pemanfataan SD Perikanan Cakalang di Kepulauan Morotai Halmahera Utara. Interaksi Pemda Perusaha Nelayan Pemda - Pemda belum mempunyai pemahaman yang baik ttg peranan pengusaha dalam membangun kemitraan dengan nelayan. Sehingga dukungan kepada pengusaha untuk investasi sangat kurang. Pemda kurang melakukan pembinaan dan penyuluhan. Bantuan dari Pemda tidak sesuai dengan kebutuhan nelayan. Pengusaha Pengusaha selalu melaksanakan kewajiban- kewajiban kepada Pemda dalam bentuk pajak, retribusi dan kewajiban lainnya. Tetapi tidak melakukan hubungan kemitraan dengan Pemda dan kelompok nelayan - Pengusaha selalu berupaya untuk melakukan hubungan kemitraan dengan nelayan. Namun sistemnya masih merugikan nelayan. Nelayan Nelayan selalu melaksanakan kewajiban- kewajiban kepada Pemda dalam bentuk pajak, retribusi dan kewajiban lainnya. Namun rendahnya ketrampilan dan SDM membuat mereka tidak terorganisir dengan baik. Nelayan tidak terorganisir dengan baik, kemudian skala usahanya masih kecil menjadikan produktivitas mereka rendah. - Sumber: Diolah dari data primer, 2006. Selain itu keterlibatan pengusaha dan kelompok nelayan dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan perikanan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Halmahera Utara sangat kurang. Pengusaha dan nelayan hanya dijadikan obyek, bukan sebagai subyek pembangunan. Dengan kondisi itu menyebabkan program yang disusun tidak memenuhi kebutuhan dari nelayan dan pengusaha. 119

5.4.5. Analisis Kelembagaan Dalam Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Cakalang