serta kelembagaan yang dapat mendukung aktivitas sosial ekonomi masyarakat dalam mengelola sumberdaya alam unggulannya, kalau tidak usaha yang dijalankan oleh
masyarakat di Kepulauan Morotai akan mengalami inefisiensi high cost, Kajian keterkaitan aspek keunggulan komparatif dan kompetitif wilayah,
pengembangan wilayah yang mempunyai hirarkikapasitas pelayanan di bidang perikanan, pemafaatan sumber daya perikanan tangkap khususnya komoditas cakalang
dan kelembagaannya, serta networking antara pulau-pulau kecil diharapkan dapat mengembangkan wilayah pulau-pulau kecil di Kepulauan Morotai Halmahera Utara,
sehingga dapat mengurangi kesenjangan antar wilayah, memperkuat keterkaitan spasial, sektoral, dan pelaku usaha, serta mengembangkan wilayah Kepulauan Morotai menjadi
pusat pertumbuhan ekonomi baru. Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut di atas maka dirumuskan hipotesis
sebagai berikut: 1. Keunggulan komparatif dan kompetitif di Kepulauan Morotai Halmahera Utara
belum berbasis pada sub sektor perikanan. 2. Pengembangan wilayah khususnya untuk bidang perikanan di Halmahera Utara
belum berdasarkan pada wilayah yang mempunyai tingkat pusat pelayanan fasilitas perikanan yang tinggi.
3. Pemanfaatan sumber daya perikanan cakalang oleh nelayan di Kepulauan Morotai Halmahera Utara belum optimal.
4. Kelembagaan pengelolaan sumber daya perikanan cakalang di Kepulauan Morotai Halmahera Utara belum sinergi dan terkoordinasi dengan baik.
5. Desa Daruba merupakan tempat transit aktivitas sosial ekonomi masyarakat dan sebagai pusat pelayanan di Kepulauan Morotai Halmahera Utara.
3.2. Pendekatan Umum Studi
Untuk melakukan kajian pengembangan wilayah pulau-pulau kecil di Kepulauan Morotai Halmahera Utara, dilakukan kajian melalui tiga pendekatanaspek utama, pada
Gambar 4, yaitu aspek kewilayahan, aspek potensi sumberdaya alam, dan aspek kelembagaan. Kajian ketiga aspek ini dilakukan untuk melihat potensi dan peranan sub
sektor unggulan, desa-desa sebagai pusat pelayanan dan pusat pelayanan fasilitas perikanan, networking antara pulau-pulau kecil, tingkat pemanfaatan perikanan
cakalang dan pola kelembagaannya.
53
Gambar 4. Pendekatan Kajian Pengembangan Wilayah Pulau-Pulau Kecil di Kepulauan Morotai Halmahera Utara.
ASPEK WILAYAH
DESKRIPTIF KUALITTF
LEMBAGA PEMDA
NELAYAN PENGUSAHA
Pengembangan Wilayah Pulau-pulau Kecil
:
• Mengurangi kesenjangan antar Wilayah • Memperkuat keterkaitan spasial, sektoral
dan pelaku usaha. • Mengembangkan wilayah potensial
menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru
DESKRIPTIF KUALITTF
SHARE SEKTOR
KELEMBAGAAN
Potensi Pemanfaatan SD Ikan Cakalang
Model Bioekonomi GORDON-
SCHAEFER
Lestari Ekonomi
ANALISIS OPTIMASI
KEUNGGULAN KOMODITAS
Perkembangan Wilayah
ANALISIS Skalogram
ANALISIS LQ, SSA
Networking Pulau-pulau Kecil
Deskriptif Kualitatif dan Spasial
54
Pada aspek wilayah, analisis yang pertama dilakukan untuk melihat sub sektor yang mempunyai keunggulan komparatif dan kompetitif, analisis ini menggunakan
metode Locational Quotient LQ dan metode analisis Shift Share SSA, untuk itu dalam analisis ini menggunakan data PDRB kabupatenkota di Provinsi Maluku Utara
tahun 2000 dan 2004. Kajian ini dilakukan pada dua tahap, pada tahap yang pertama dengan metode analisis LQ dan SSA dimaksud untuk melihat sub sektor-sub sektor
yang mempunyai keunggulan komparatif dan kompetitif di Kabupaten Halmahera Utara, kemudian tahap yang kedua dari hasil analisis LQ dan SSA tersebut dikaji secara
deskriptif untuk menganalisis sub sektor yang mempunyai potensi unggulan di wilayah Kepulauan Morotai.
Kemudian pada aspek wilayah yang kedua dilakukan analisis skalogram untuk melihat desa-desa di Kabupaten Halmahera Utara yang berperan sebagai pusat
pelayanan, analisis ini menggunakan data potensi desa Podes tahun 2005. Dan analisis skalogram yang kedua dilakukan untuk melihat pusat pelayanan fasilitas perikanan
tangkap di Kabupaten Halmahera Utara dengan basis wilayah studi adalah wilayah kecamatan, analisis ini menggunakan data statistik perikanan Halmahera Utara.
Sedangkan pada aspek wilayah yang ketiga yaitu analisis networking antar pulau-pulau kecil. Analisis ini dilakukan untuk melihat bagaimana networking pulau-
pulau kecil di Kepulauan Morotai. Dengan menggunakan metode deskriptif, kajian ini dimaksud untuk melihat networking pulau-pulau kecil yang berbasis pada pengelolaan
sumberdaya alam, kebutuhan prasarana dan sarana sosial ekonomi, serta networking pulau-pulau kecil berbasis pada sukuetnis.
Pemanfaatan sumberdaya perikanan cakalang dianalisis dengan menggunakan metode bioekonomi yang menggunakan model Gordon-Schaefer. Analisis ini
dimaksudkan untuk melihat bagaimana pemanfaatan sumberdaya perikanan cakalang di Kepulauan Morotai yang dapat menghasilkan manfaat ekonomi yang tinggi bagi
nelayan, namun kelestarian sumberdaya perikanan tetap terjaga. Data yang digunakan adalah data produksi perikanan cakalang dan jumlah trip dari armada perahu yang
menggunakan alat tangkap pole and line dan hand line.
55
Sedangkan pada aspek kelembagaaan analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif untuk melihat pola kelembagaan pemerintah daerah, kelembagaan
pengusaha, dan kelembagaan nelayan dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan cakalang di Kepulauan Morotai. Untuk melihat pola kelembagaan perikanan cakalang di
Kepulauan Morotai dilakukan analisis mengenai peran dan fungsi serta interaksi dari masing-masing lembaga tersebut dalam pengelolaan sumberdaya perikanan cakalang,
selanjutnya pola kelembagaan ini dikaji dalam tiga aspek yaitu aspek yurisdiksi, aspek hak-hak kepemilikan property right, dan aspek aturan representasi rule of
representative. Ketiga aspek utama yang menjadi pendekatan studi tersebut di atas dilakukan
untuk melihat bagaimana pengaruh aspek kewilayahan dan kelembagaan terhadap pengelolaan sumberdaya perikanan cakalang yang merupakan komoditas unggulan di
wilayah Kepulauan Morotai. Kajian ini diharapkan dapat menemukenali permasalahan- permasalahan wilayah dan kelembagaan yang menjadi faktor pendukung untuk
pengembangan komoditas cakalang sebagai komoditas unggulan pada sub sektor perikanan di Kepulauan Morotai, sehingga diharapkan kajian ini dapat menjadi solusi
bagaimana meningkatkan peranan sub sektor perikanan di Kepulauan Morotai sebagai sektor pemimpin leading sector untuk mengembangkan wilayah pulau-pulau kecil
tersebut. Perkembangan sub sektor perikanan di harapkanpula dapat mengembangkan wilayah Kepulauan Morotai sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru sekaligus dapat
mengurangi kesenjangan pembangunan antar wilayah, memperkuat keterkaitan spasial, sektoral, dan pelaku usaha.
3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian