Tabel 21. Fluktuasi Catch, Effort dan CPUE Cakalang selama periode 1999 – 2004 di Kepulauan Morotai.
Total Hasil Upaya Penangkapan Baku Trip
Total Effort CPUE
Tahun Tangkapan Trip
KgTrip Kg
Pole and Line Hand Line
X Y 1999 650000
1698 82.16 1780.16
365.14 2000 350000
912 46.56 958.56 365.13
2001 720000 2210
130.00 2340.00 307.69
2002 550000 1553
121.80 1674.80 328.40
2003 670000 1843
164.82 2007.82 333.70
2004 810000 2408
234.01 2642.01 306.59
Sumber: Diolah dari Data Produksi PT. Primarefa Indo Morotai 2006 Upaya
penangkapan effort
juga mengalami fluktuasi selama kurun waktu 1999 – 2004. Selama 6 titik waktu tersebut, pada tahun 2001 terjadi kenaikan upaya
penangkapan effort yang tertinggi, yaitu sebesar 144.12. Sedangkan penurunan effort
yang terbesar terjadi pada tahun 2000 yaitu mencapai -46.15. Penurunan upaya penangkapan effort pada tahun 2000 disebabkan oleh dampak konflik yang terjadi
pada bulan Desember tahun 1999. Nilai Catch Per Unit Effort CPUE merupakan jumlah tangkapan per satuan
upaya penangkapan. Nilai CPUE mempunyai hubungan yang negatif terhadap nilai effort
, artinya semakin tinggi nilai effort maka nilai CPUE semakin berkurang atau produktivitas alat tangkap yang digunakan akan berkurang jika dilakukan penambahan
effort . Berdasarkan hasil olahan data yang diperoleh dari PT. Primareva Indo Morotai
nilai CPUE tertinggi dalam kurung waktu 1999 – 2004 terjadi pada tahun 2002 yaitu sebesar 6.73. Nilai CPUE terendah terjadi pada tahun 2001 yaitu sebesar -15.73,
hal ini terjadi karena pada tahun tersebut terjadi peningkatan effort seiring dengan kondisi keamanan pasca konflik yang mulai kondusif.
5.3.2. Fungsi Produksi Lestari Komoditas Cakalang
Fungsi produksi lestari maximum sustainable yield merupakan hubungan antara hasil tangkapan dengan upaya penangkapan dalam bentuk kuadratik, dimana
tingkat effort maupun hasil tangkapan yang diperoleh tidak akan mengancam kelestarian sumberdaya perikanan. Pendekatan dengan menggunakan fungsi produksi ini
menggambarkan bahwa jika effort dinaikkan maka produksi juga akan naik dengan kecepatan yang menurun. Menurut Schaefer dalam Fauzi 2001, dengan menggunakan
104
metode analisis regresi linier antara upaya penangkapan E sebagai variabel independent X dan CPUE sebagai variabel dipendent Y akan diperoleh koefisien
regresi α dan β yang merupakan penduga fungsi produksi lestari perikanan khususnya
komoditas Cakalang dengan persamaan h = αE – βE
2
di mana h adalah hasil tangkapan kg sedangkan E adalah tingkat upaya penangkapan trip.
Hasil pengolahan data dengan menggunakan metode regresi linier ols, menunjukan nilai koefisien regresi
α = 405.39 dan β = -0.0373, sehingga persamaan fungsi produksi lestari perikanan komoditas Cakalang di Kepulauan Morotai adalah
h = 405.39E – 0.03731E
2
. Berdasarkan persamaan tersebut maka tingkat upaya penangkapan untuk mencapai produksi maksimum lestari Emsy sebanyak 5.434,18
trip dan menghasilkan tingkat produksi maksimum hmsy sebesar 1.101.481,58 kgtriptahun. Dengan demikian kondisi pemanfaatan sumber daya perikanan tangkap
khususnya komoditas cakalang di Kepulauan Morotai belum melampaui batas maksimum lestari karena secara aktual effort baru mencapai 2.642,01 trip dengan
produksi sebesar 810.000 kgtriptahun.
5.3.3. Aspek Ekonomi Pemanfaatan Sumberdaya perikanan Cakalang
Aspek utama dalam penelitian ini adalah terkait dengan struktur biaya dari usaha perikanan dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan tangkap khususnya komoditas
cakalang. Struktur biaya ini diperoleh dari data primer melalui wawancara langsung dengan responden. Struktur biaya dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan tangkap
khususnya komoditas cakalang di Kepulauan Morotai dikategorikan dalam bentuk: 1 biaya tetap fixed cost yang meliputi biaya penyusutan beserta material penunjangnya,
biaya perawatan, perizinan, dan lain-lainnya yang bersifat tetap setiap tahun; dan 2 biaya tidak tetap variable cost yang besarnya selalu berfluktuasi dan habis dipakai
pada setiap operasi penangkapan, seperti biaya bahan bakar minyak BBM dan pelumas, serta biaya konsumsi.
Pembahasan mengenai struktur biaya penangkapan adalah dengan merujuk pada model bioekonomi Gordon-Schaefer yang mengasumsikan bahwa hanya biaya
penangkapan operasional yang akan diperhitungkan. Biaya penangkapan tersebut dapat diartikan sebagai biaya tidak tetap variable cost yang dikeluarkan setiap trip
penangkapan ikan. Dari struktur biaya ini diperoleh biaya per unit upaya yang
105
diperlukan bagi analisis rente ekonomi dari sumber daya di wilayah penelitian, dimana diketahui bahwa biaya rata-rata setiap trip penangkapan ikan dengan alat tangkap pole
and line dan hand line adalah sebesar Rp. 450.000.
Sesuai dengan asumsi yang dianut dalam model Gordon-Schaefer, harga persatuan output produksi adalah konstan. Harga produksi dihitung berdasarkan rata-
rata harga jual tangkapan responden pada waktu penelitian dilaksanakan. Harga jual ikan cakalang menurut responden berkisar antara Rp. 2500 sampai dengan Rp. 3.500
dengan harga rata-rata p sebesar Rp. 3000 per kg.
TC
TR oa
Gambar 6. Kurva Penerimaan Total dan Biaya Total
5.3.4. Optimasi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Komoditas Cakalang