Gambaran Petani Hutan Rakyat

Tiga desa yang menjadi lokasi penelitian adalah Desa Ngestiboga I, Desa Ciptodadi dan Desa Sidodadi penduduknya pada umumnya adalah transmigran yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali. Gambaran desa yang menjadi lokasi penelitian lebih terinci disajikan sebagaimana pada Tabel 4. Tabel 4 Kondisi Desa Lokasi Penelitian di Kecamatan Jayaloka Uraian Desa Ngestiboga I Desa Ciptodadi Desa Sidodadi 1. Luas Km 2 42 35 38 2. Jumlah Dusun 4 3 4 3. Jumlah RT 20 18 19 4. Jumlah Penduduk 2.173 1.678 2.007 5. Jumlah Rumah tangga 476 384 421 6. Sex Ratio 102 101

102

4.3. Gambaran Petani Hutan Rakyat

Kepala keluarga yang menjadi responden dalam penelitian ini seluruhnya berjumlah 149 orang berasal dari 9 desa dalam 3 kecamatan yang berbeda, masing-masing desa mempunyai kondisi masyarakat yang hampir sama. Pada desa-desa lokasi penelitian sebagian besar penduduknya merupakan masyarakat transmigran yang berasal dari Jawa Tengah, jawa Timur dan daerah Banten sedangkan sisanya penduduk asli. Dengan beragamnya asal daerah masyarakat yang telah bertempat tinggal dan berkembang dalam waktu yang cukup lama mengakibatkan tidak terdapatnya masyarakat adat dan aturan-aturan adat di dalam masyarakat. Masyarakat tidak memiliki norma atau aturan dan tradisi tertentu dalam pengelolaan lahan dan pelestarian sumberdaya alam. Masyarakat di lokasi penelitian pada umumnya bekerja sebagai petani karet, buruh harian dan berladang. Luas lahan yang dimiliki kepala keluarga yang menjadi responden dalam penelitian ini nampak bervariasi ada yang di bawah 1 ha dan ada yang memiliki sampai di atas 10 Ha. Karena luasnya lahan yang dimiliki dan terbatasnya tenaga yang mengelola, tidak semua lahan diolah dan dimanfaatkan untuk tanaman pertanian. Sebagian lahan yang ditanami oleh tanaman kayu-kayuan melalui program hutan rakyat pola kemitraan, dan umumnya adalah lahan olah 2 yang letaknya agak jauh dari tempat tinggal mereka. Berdasarkan standar ILO, kategori umur dikelompokkan ke dalam umur produktif dan umur tidak produktif. Umur produktif antara 15 – 65 tahun, sedangkan umur kurang dari 15 tahun dan lebih dar i 65 tahun masuk pada kategori umur tidak produktif. Dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan ada kecenderungan setelah melewati usia 50 tahun, karena keterbatasan fisik ada kecenderungan tingkat produktivitas petani semakin berkurang. Oleh karena itu dalam penelitian ini umur produktif 15-65 tahun dibedakan menjadi 2 yaitu umur produktif 15 -49 tahun dan umur kurang produktif 50-65 tahun Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan adanya variasi umur responden. Responden yang termuda berumur 25 tahun dan yang tertua berusia 70 tahun., dengan penyebaran umur responden mewakili semua kategori umur. Kategori umur produktif 15 -49 tahun sebesar 40,27 , kategori kurang produktif 50-65 tahun merupakan jumlah yang dominan sebesar 51,01 dan selebihnya responden yang masuk pada kategori umur tidak produktif 65 tahun sebesar 8,72 . Tabel 5. Jumlah Responden Berdasarkan Umur Kategori N 15 – 49 produktif 60 40.27 50 – 65 kurang produktif 76 51.01 65 tidak produktif 13 8.72 Berdasarkan tingkat pendidikan formal yang pernah diikuti kepala keluarga yang menjadi responden dalam penelitian ini dikelompokkan seperti pada Tabel 3. Tingkat pendidikan sebagaian besar responden masuk kategori sedang 6 – 9 tahun dan rendah 6 tahun. Jumlah responden yang tidak sekolah dan tidak tamat sekolah berjumlah 32,21 , sedangkan yang berpendidikan tamat SD dan tamat SMP lebih dominan berjumlah 58,39 dari jumlah seluruh responden, sedangkan selebihnya berpendidikan SMU ke atas. Tabel 6. Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Kategori N Tamat SLTA 14 9.40 Tamat SD Tamat SLTP 87 58.39 Tidak Tamat SD 48 32.21

4.4. Hutan Rakyat Pola Kemitraan