4 5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Masyarakat

Demikian pula dalam hal kualitas penyuluhan yang meliputi materi yang disampaikan, penguasaan terhadap materi, kesesuaian materi dengan latar belakang dan metode penyuluhan oleh responden masih dirasakan kurang sehingga perlu adanya peningkatan. Hal ini dapat dimengerti karena di PT. Xylo Indah Pratama tidak mempunyai tenaga khusus penyuluh. Meskipun di perusahaan mitra terdapat tenaga-tenaga teknis yang menguasai pada bidangnya tetapi tidak ada yang mempunyai kapasitas sebagai penyuluh. Petani hutan rakyat menyadari bahwa adanya penyuluhan dapat menambah wawasan berpikir mereka dan akan membangkitkan semangat masyarakat dalam mendukung pembangunan hutan rakyat pola kemitraan. Untuk itu peran dari pemerintah, dalam hal ini adalah Dinas Kehutanan perlu ditingkatkan dalam upaya pembinaan dan penyuluhan petani hutan rakyat sehingga dapat meningkatkan persepsi hutan rakyat pola kemitraan ini yang pada akhirnya diharapkan akan dapat menunjang keberhasilan pembangunan hutan rakyat itu sendiri. Dengan terbatasnya kualitas dan kuantitas penyuluhan berdampak pada terbatasnya tingkat persepsi. Oleh karena itu untuk meningkatkan persepsi petani terhadap kegiatan pembangunan hutan rakyat perlu dilakukan dengan peningkatan kualitas dan kuantitas penyuluhan, sehingga persepsi masyarakat terhadap pembangunan hutan rakyat pola kemitraan akan semakin meningkat pula. Hal ini sejalan dengan pendapat Sudrajat 2003, bahwa persepsi akan semakin meningkat apabila dalam pelaksanaan penyuluhan dilakukan secara handal, sebaliknya persepsi akan negatif apabila peny elenggaraan penyuluhan pembangunan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Petani yang pernah ikut penyuluhan ada kecenderungan mempunyai persepsi yang lebih baik dibanding yang tidak pernah mengikuti penyuluhan Widiarti, 1998. Pengaruh Pengalaman X

1. 4

terhadap Tingkat Persepsi Pada beberapa desa di Kecamatan BTS Ulu, Kecamatan Muara Kelingi dan Kecamatan Jayaloka pernah dijadikan sebagai lokasi kegiatan hutan rakyat yang dilaksanakan oleh pemerintah. Dibandingkan dengan yang diadakan oleh perusahaan yang sampai dengan saat penelitian masih berlangsung, luasan hutan rakyat yang dilaksanakan oleh pemerintah bisa dibilang relatif kecil, sehingga hanya sebagian kecil masyarakat yang terlibat pada kegiatan ini. Oleh karena itu dari 149 petani responden hanya sebagian petani yang memiliki pengalaman dalam kegiatan pembangunan hutan rakyat. Menurut Puspitawati 2003, orang yang berpengalaman akan memberikan persepsi yang lebih tinggi dibanding orang lain, karena seseorang yang berpengalaman akan semakin memiliki kemampuan dan keterampilan dan akan lebih pandai memilih usaha tani yang menguntungkan. Persepsinya akan meningkat dengan meningkatnya pengalaman. Berdasar hasil penelitian, pengalaman responden berkaitan dengan pembangunan hutan rakyat sebelum dengan pola kemitraan ini 38,3 responden tidak pernah terlibat, 6,7 sering terlibat dan sisanya 55 sesekali terlibat. Meskipun demikian berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa pengalaman dari petani hutan rakyat tidak memberikan pengaruh nyata pada tingkat persepsi, dengan kata lain tinggi rendahnya tingkat persepsi tidak dipengaruhi oleh pengalaman dari petani hutan rakyat. Pengaruh Ekonomi X

1. 5

terhadap Tingkat Persepsi Tingkat ekonomi yang dipergunakan pada penelitian ini menggunakan parameter tingkat pendapatan, luas lahan yang dimiliki, luas lahan yang diperuntukkan untuk hutan rakyat dan kondisi rumah yang ditempati. Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa ekonomi petani hutan rakyat tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat persepsi. Tinggi rendahnya tingkat ekonomi petani hutan rakyat tidak berpengaruh terhadap tinggi rendahnya persepsi. Sesuai dengan pendapat Sugiyanto 1996, persepsi seseorang terhadap sesuatu obyek akan posistip apabila sesuai dengan kebutuhannya, sebaliknya akan negatif apabila bertentangan dengan kebutuhan orang tersebut. Hal ini dapat dijelaskan bahwa tingkat ekonomi responden yang diukur dengan parameter besar penghasilan, luas lahan dan kondisi tempat tinggal tidak ada kaitannya dengan kegiatan hutan rakyat yang dilaksanakan dengan pola kemitraan ini. Kegiatan hutan rakyat belum bisa mendatangkan manfaat ekonomi berupa pendapatan yang cukup untuk memenuhi kehidupan sehari-hari atau bahkan untuk membangun rumah dengan kondisi baik. Lahan yang luas diperoleh bukan karena sebagai petani hutan rakyat, tetapi sebagai petani transmigran yang memperoleh lahan olah transmigrasi. Oleh karena itu tingkat ekonomi responden bukan merupakan faktor yang berpengaruh nyata terhadap tingkat persepsi. Pengaruh Pemahaman Program X

1. 6