Demikian pula dalam hal kualitas penyuluhan yang meliputi materi yang disampaikan, penguasaan terhadap materi, kesesuaian materi dengan latar
belakang dan metode penyuluhan oleh responden masih dirasakan kurang sehingga perlu adanya peningkatan. Hal ini dapat dimengerti karena di PT. Xylo
Indah Pratama tidak mempunyai tenaga khusus penyuluh. Meskipun di perusahaan mitra terdapat tenaga-tenaga teknis yang menguasai pada bidangnya
tetapi tidak ada yang mempunyai kapasitas sebagai penyuluh. Petani hutan rakyat menyadari bahwa adanya penyuluhan dapat menambah wawasan berpikir mereka
dan akan membangkitkan semangat masyarakat dalam mendukung pembangunan hutan rakyat pola kemitraan. Untuk itu peran dari pemerintah, dalam hal ini
adalah Dinas Kehutanan perlu ditingkatkan dalam upaya pembinaan dan penyuluhan petani hutan rakyat sehingga dapat meningkatkan persepsi hutan
rakyat pola kemitraan ini yang pada akhirnya diharapkan akan dapat menunjang keberhasilan pembangunan hutan rakyat itu sendiri.
Dengan terbatasnya kualitas dan kuantitas penyuluhan berdampak pada terbatasnya tingkat persepsi. Oleh karena itu untuk meningkatkan persepsi petani
terhadap kegiatan pembangunan hutan rakyat perlu dilakukan dengan peningkatan kualitas dan kuantitas penyuluhan, sehingga persepsi masyarakat terhadap
pembangunan hutan rakyat pola kemitraan akan semakin meningkat pula. Hal ini sejalan dengan pendapat Sudrajat 2003, bahwa persepsi akan semakin
meningkat apabila dalam pelaksanaan penyuluhan dilakukan secara handal, sebaliknya persepsi akan negatif apabila peny elenggaraan penyuluhan
pembangunan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Petani yang pernah ikut penyuluhan ada kecenderungan mempunyai persepsi yang lebih baik dibanding
yang tidak pernah mengikuti penyuluhan Widiarti, 1998.
Pengaruh Pengalaman
X
1. 4
terhadap Tingkat Persepsi
Pada beberapa desa di Kecamatan BTS Ulu, Kecamatan Muara Kelingi dan Kecamatan Jayaloka pernah dijadikan sebagai lokasi kegiatan hutan rakyat yang
dilaksanakan oleh pemerintah. Dibandingkan dengan yang diadakan oleh perusahaan yang sampai dengan saat penelitian masih berlangsung, luasan hutan
rakyat yang dilaksanakan oleh pemerintah bisa dibilang relatif kecil, sehingga
hanya sebagian kecil masyarakat yang terlibat pada kegiatan ini. Oleh karena itu dari 149 petani responden hanya sebagian petani yang memiliki pengalaman
dalam kegiatan pembangunan hutan rakyat. Menurut Puspitawati 2003, orang yang berpengalaman akan memberikan
persepsi yang lebih tinggi dibanding orang lain, karena seseorang yang berpengalaman akan semakin memiliki kemampuan dan keterampilan dan akan
lebih pandai memilih usaha tani yang menguntungkan. Persepsinya akan meningkat dengan meningkatnya pengalaman. Berdasar hasil penelitian,
pengalaman responden berkaitan dengan pembangunan hutan rakyat sebelum dengan pola kemitraan ini 38,3 responden tidak pernah terlibat, 6,7 sering
terlibat dan sisanya 55 sesekali terlibat. Meskipun demikian berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa pengalaman dari petani hutan rakyat tidak
memberikan pengaruh nyata pada tingkat persepsi, dengan kata lain tinggi rendahnya tingkat persepsi tidak dipengaruhi oleh pengalaman dari petani hutan
rakyat.
Pengaruh Ekonomi
X
1. 5
terhadap Tingkat Persepsi
Tingkat ekonomi yang dipergunakan pada penelitian ini menggunakan parameter tingkat pendapatan, luas lahan yang dimiliki, luas lahan yang
diperuntukkan untuk hutan rakyat dan kondisi rumah yang ditempati. Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa ekonomi petani hutan rakyat
tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat persepsi. Tinggi rendahnya tingkat ekonomi petani hutan rakyat tidak berpengaruh terhadap tinggi rendahnya
persepsi. Sesuai dengan pendapat Sugiyanto 1996, persepsi seseorang terhadap sesuatu obyek akan posistip apabila sesuai dengan kebutuhannya, sebaliknya akan
negatif apabila bertentangan dengan kebutuhan orang tersebut. Hal ini dapat dijelaskan bahwa tingkat ekonomi responden yang diukur dengan parameter besar
penghasilan, luas lahan dan kondisi tempat tinggal tidak ada kaitannya dengan kegiatan hutan rakyat yang dilaksanakan dengan pola kemitraan ini. Kegiatan
hutan rakyat belum bisa mendatangkan manfaat ekonomi berupa pendapatan yang cukup untuk memenuhi kehidupan sehari-hari atau bahkan untuk membangun
rumah dengan kondisi baik. Lahan yang luas diperoleh bukan karena sebagai
petani hutan rakyat, tetapi sebagai petani transmigran yang memperoleh lahan olah transmigrasi. Oleh karena itu tingkat ekonomi responden bukan merupakan
faktor yang berpengaruh nyata terhadap tingkat persepsi.
Pengaruh Pemahaman Program
X
1. 6