5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi

Petani hutan rakyat juga memahami bahwa surat perjanjian yang dibuat dalam kemitraan ini menguntungkan kedua belah pih ak. Dengan semakin paham dan jelas petani atas hak dan kewajibannya dalam kemitraan pembangunan hutan rakyat ini, petani akan merasa aman dan mendapatkan kepastian posisinya sejak tahap awal pelaksanaan sampai dengan tahap pemanenan, terlebih lagi posisi dalam bagi hasil. Adanya rasa aman dan prospek hutan rakyat yang menjanjikan akan menjdi motivasi dan pendorong untuk lebih berpartisipasi demi mendapatkan keberhasilan pembangunan hutan rakyat. Ini menggambarkan bahwa kejelasan hak dan kewajiban dalam pembangunan hutan rakyat pola kemitraan merupakan salah satu faktor berpengaruh nyata terhadap partisipasi petani dalam kegiatan pembangunan hutan rakyat. Pengaruh Keaktifan X

2. 5

terhadap Tingkat Partisipasi Dalam penelitian ini keaktifan adalah merupakan sifat keterbukaan dan keaktifan masyarakat dalam mencari informasi di luar sistem sosial. Masyarakat yang aktif mencari informasi dan ide-ide baru biasanya lebih inovatif dibandingkan orang-orang yang pasif. Petani yang aktif lebih responsif terhadap inovasi, apalagi inovasi yang menguntungkan meraka. Petani yang mempunyai sifat keaktifan tinggi biasanya banyak memanfaatkan beragam sumber informasi. Jadi semakin aktif seorang petani dalam memperoleh informasi maka semakin tinggi peluang petani dalam berpart isipasi dalam pembangunan hutan rakyat pola kemitraan. Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa keaktifan berpengaruh nyata terhadap tingkat partisipasi., berarti semakin tinggi nilai keaktifan akan semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat pada kegiatan pembangunan hutan rakyat pola kemitraan. Petani hutan rakyat di lokasi penelitian pada umumnya mempunyai sifat keaktifan rendah sehingga tingkat partisipasinya juga cenderung rendah. Kondisi ini disebabkan oleh sifat petani hutan rakyat yang tertutup terhadap informasi- informasi yang berada diluar sistem sosialnya dan relatif masih terbatasnya sumber informasi di desa lokasi penelitian. Petani hutan rakyat tidak aktif dalam mendapatkan informasi dan pengetahuan tentang hutan rakyat di luar sistem sosialnya. Petani tidak pernah bepergian keluar desa untuk mencari informasi tentang hutan rakyat. Petani pun juga tidak pernah secara pribadi konsultasi dengan petugas dari Dinas Kehutanan. Merekapun juga tidak pernah dengan sengaja mencari informasi tentang hutan rakyat dari koran atau majalah. Untuk mendapatkan informasi atau pengetahuan tentang hutan rakyat lebih cenderung mencari dengan diskusi sesama anggota kelompok tani hutan rakyat. Selain itu terbatasnya keaktifan masyarakat dalam mendapat informasi dan pengetahuan tentang hutan rakyat juga disebabkan adanya sikap ketergantungan petani yang tinggi pada teman -teman atau tetangganya sebagai sumber informasi, karena mereka enggan mencari sendiri informasi ke luar. Kondisi tersebut di atas menyebabkan partisipasi petani pada kegiatan pembangunan hutan rakyat kurang maksimal. Rendahnya keaktifan masyarakat ini perlu segera ditangani, yaitu dengan mengubah dan meningkatkan sistem penyuluhan kehutanan yang lebih efektif yang dapat merangsang masyarakat mencari sendiri pengetahuan melalui proses belajar bersama. Pengetahuan merupakan informasi yang sangat berpengaruh terhadap proses adopsi inovasi. Kaitannya dengan partisipasi adalah semakin banyak pengetahuan yang diserap petani wawasannyapun semakin luas sehinggga cenderung akan meningkatkan partisipasinya pada kegiatan pembangunan hutan rakyat dengan pola kemitraan. Pengaruh Kebijakan Pemerintah X

2. 6