1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi

Pemerintah merupakan variabel yang berpengaruh nayata terhadap partisipasi petani. Dari variabel-variabel yang mempengaruhi persepsi responden tersebut didapat persamaan regresi sebagai berikut : Y 2 = - 9,497 + 0,627 X

2.2

+ 0,646 X

2.4

+ 3.441 X

2.5

- 0,555 X

2.6

Dimana : ð Kelembag aan Hutan Rakyat X

2.2

ð Hak dan Kewajiban X

2.4

ð Keaktifan X

2.5

ð Kebijakan Pemerintah X

2.6

Dari analisis di atas besarnya pengaruh faktor-faktor partisipasi masyarakat sebagai variabel bebas terhadap partisipasi masyarakat pada pembangunan hutan rakyat pola kemitraan sebagai variabel tak bebas dapat dijelaskan sebagai berikut : Pengaruh Persepsi X

2. 1

terhadap Tingkat Partisipasi Persepsi merupakan penilaian petani hutan rakyat terhadap kegiatan pembangunan hutan rakyat pola kemitraan yang menyangkut penilaian terhadap lahan milik yang dimanfaatkan untuk hutan rakyat, penilaian terhadap manfaat hutan rakyat dan penilaian terhadap jenis tanaman untuk hutan rakyat serta penilaian terhadap pola kemitraan hutan rakyat. Tingkat peran serta mas yarakat berkaitan dengan tingkat persepsi. Masyarakat akan semakin antusias untuk berpartisipasi secara aktif manakala dilandasi oleh adanya tingka persepsi yang positif dari masyarakat Susiatik 1998 Hasil uji statistik dapat diketahui bahwa persepsi tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat partisipasi. Tinggi rendahnya persepsi tidak berpengaruh secara nyata pada tinggi dan rendahnya tingkat partisipasi. Hal ini dapat dijelaskan bahwa walaupun petani memiliki penilaian yang positif terhadap pembangunan hutan rakyat pola kemitraan, tetapi kesempatan untuk lebih berpartisipasi hanya diberikan kepada petani yang mempunyai status sosial lebih tinggi, sebagai contoh untuk kegiatan perencanaan yang berupa penyusunan rencana dan program atau kegiatan evaluas i yang terlibat hanya sebagian masyarakat yaitu tokoh-tokoh nasyarakat. Selaian itu petani hutan rakyat banyak yang mengalami kejenuhan dalam kegiatan pembangunan hutan rakyat. Berbeda dengan bayangan petani pada saat sosialisasi pada awal pelaksanaan kegiatan, dimana dalam pelaksanaan akan berjalan lancar dan pada saat pemanenan akan memberikan keuntungan. Banyak persoalan yang muncul setelah pelaksanaan kegiatan berjalan, misalnya tidak semua lahan yang ditanami dengan pulai menunjukkan hasil tanaman yang memuaskan dan belum diperolehnya hasil kayu dari hasil penjarangan. Kejenuhan tersebut diduga berkaitan dengan proses penyuluhan yang belum terlaksana secara efektif. Penyuluhan yang dilakukan hanya terbatas oleh perusahaan mitra dengan frekuensi yang semakin berkurang. Peran dari Dinas Kehutanan belum dilaksanakan secara optimal untuk mensinergikan kebutuhan petani hutan rakyat dengan kebutuhan perusahaan mitra. Sejak digulirkannya program ini sampai saat ini belum memberikan dampak yang nyata terhadap kesejahteraan, sikap masyarakat cenderung untuk tidak mau terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang mendatangkan manfaat secara langsung tanpa menunggu dalam waktu yang cukup lama. Pengaruh Kelembagaan Hutan Rakyat X

2. 2