bahwa ada hubungan nyata antara pendidikan dan persepsi, karena pendidikan yang lebih tinggi mempunyai kemapuan yang lebih tinggi di dalam menerima dan
menyaring informasi yang diterimanya. Berkaitan dengan tingginya persepsi dengan tingkat pendidikan, sebagai
implikasi untuk meningkatkan persepsi maka tingkat pendidikan harus ditingkatkan, tetapi karena tidak memungkinkan lagi untuk mengikuti pendidikan
formal, maka kursus atau pelatihan petani yang relevan perlu diberikan. Dari hasil penelitian sebagian responden belum pernah mengikuti pelatihan hutan rakyat.
Pengaruh Penyuluhan
X
1. 3
terhadap Tingkat Persepsi
Penyuluhan adalah kegiatan pembinaan dan penyampaian informasi yang bertujuan mengubah pengetahuan, sikap dan pandangan masyarakat. Indikator
penyuluhan dalam penelitian ini mencakup kualitas dan kuantitas penyuluhan. Kualitas penyuluhan antara lain meliputi materi penyuluhan dan teknis
penyuluhan sedangkan kuantitas penyuluhan yaitu intensitas atau frekuensi dilakukannya penyuluhan.
Penyuluhan berpengaruh nyata terhadap tingkat persepsi. Terdapat kecenderungan dengan semakin meningkat kualitas dan kuantitas penyuluhan
semakin meningkat pula persepsi masyarakat dengan asumsi faktor-faktor yang lain tidak berubah.
Dalam rangkaian kegiatan pembangunan hutan rakyat pola kemitraan dilakukan penyuluhan terhadap petani hutan rakyat. Masyarakat menganggap
frekuensi penyuluhan masih kurang. Kegiatan penyuluhan dalam pembangunan hutan rakyat pola kemitraan ini dilakukan secara intensif oleh perusahaan mitra
hanya pada tahun pertama, dimana kegiatan penyiapan lahan, penanaman dan pemeliharaan masih dilaksanakan. Pada tahun pertama penyuluhan dilakukan
sedikitnya sebulan sekali bersamaan dengan pertemuan kelompok tani. Penyuluhan diberikan oleh mandor perusahaan mitra berkaitan dengan teknis
pelaksanaan kegiatan hutan rakyat di lapangan. Pada tahun kedua dimana kegiatan fisik lapangan semakin berkurang frekuensi penyuluhanpun juga semakin jarang,
bahkan pada tahun ketiga atau lebih sudah jarang atau tidak pernah dilakukan penyuluhan.
Demikian pula dalam hal kualitas penyuluhan yang meliputi materi yang disampaikan, penguasaan terhadap materi, kesesuaian materi dengan latar
belakang dan metode penyuluhan oleh responden masih dirasakan kurang sehingga perlu adanya peningkatan. Hal ini dapat dimengerti karena di PT. Xylo
Indah Pratama tidak mempunyai tenaga khusus penyuluh. Meskipun di perusahaan mitra terdapat tenaga-tenaga teknis yang menguasai pada bidangnya
tetapi tidak ada yang mempunyai kapasitas sebagai penyuluh. Petani hutan rakyat menyadari bahwa adanya penyuluhan dapat menambah wawasan berpikir mereka
dan akan membangkitkan semangat masyarakat dalam mendukung pembangunan hutan rakyat pola kemitraan. Untuk itu peran dari pemerintah, dalam hal ini
adalah Dinas Kehutanan perlu ditingkatkan dalam upaya pembinaan dan penyuluhan petani hutan rakyat sehingga dapat meningkatkan persepsi hutan
rakyat pola kemitraan ini yang pada akhirnya diharapkan akan dapat menunjang keberhasilan pembangunan hutan rakyat itu sendiri.
Dengan terbatasnya kualitas dan kuantitas penyuluhan berdampak pada terbatasnya tingkat persepsi. Oleh karena itu untuk meningkatkan persepsi petani
terhadap kegiatan pembangunan hutan rakyat perlu dilakukan dengan peningkatan kualitas dan kuantitas penyuluhan, sehingga persepsi masyarakat terhadap
pembangunan hutan rakyat pola kemitraan akan semakin meningkat pula. Hal ini sejalan dengan pendapat Sudrajat 2003, bahwa persepsi akan semakin
meningkat apabila dalam pelaksanaan penyuluhan dilakukan secara handal, sebaliknya persepsi akan negatif apabila peny elenggaraan penyuluhan
pembangunan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Petani yang pernah ikut penyuluhan ada kecenderungan mempunyai persepsi yang lebih baik dibanding
yang tidak pernah mengikuti penyuluhan Widiarti, 1998.
Pengaruh Pengalaman
X
1. 4