2.2 Salinitas dan Distribusinya di Laut
Salinitas didefinisikan sebagai jumlah total garam yang dinyatakan dalam gram yang terdapat dalam satu kilo gram air laut, jika semua karbonat diubah
menjadi okside, bromine, dan iodine dihitung sebagai chlorine dan semua senyawa organik telah teroksidasi Forch et al., 1902 dalam Neuman and Pierson,
1966. Satuan dari salinitas adalah persen permil atau menurut komisi internasional Perserikatan Bangsa-bangsa PBB adalah Practical Salinity Unit
PSU, yang artinya adalah jumlah garam dalam gram yang terdapat dalam satu kilo gram air laut. Satuan PSU adalah pengganti satuan permil karena satuan
permil tidak lagi digunakan di dunia internasional. Sebaran salinitas di laut, khususnya Laut Jawa dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain penguapan
evaporasi, curah hujan presipitasi, pola sirkulasi massa air, dan aliran sungai run off.
Salinitas, sama halnya dengan suhu, merupakan parameter penting dalam oseanografi. Distribusi salinitas sangat membantu dalam mempelajari gerak massa
air, yang berhubungan dengan percampuran mixed. Garam-garam di laut umumnya berasal dari proses pelapukan batuan atau masuknya mineral-mineral
dari daratan dan kegiatan vulkanik. Dengan terbawanya larutan mineral ke lautan, dimanalarutan mineral ini terakumulasi dan mengalami siklus melalui proses
periode-periode waktu yang lama, maka salinitas di perairan laut terbuka umumnya konstan dan berkisar antara 33,0-37,0 psu.
Konsentrasi garam yang terlarut dalam air laut sebagian besar adalah ion klorida, natrium, sulfat, magnesium, kalsium, kalium, bikarbonat, bromida, borat,
stronsium dan florida major element, dengan komposisi di lautan relatif tetap. Berhubung senyawa kimia yang ada di laut sangat kompleks, maka dalam
menentukan jumlah zat-zat yang terlarut adalah sulit. Atas dasar inilah, maka Forch, Knudsen dan Sorensen pada tahun 1903 mencoba mengatasi kesulitan dan
memperkenalkan istilah salinitas dengan istilah sebagai berat total zat anorganik dalam gram yang terlarut dalam 1000 gram air laut dengan asumsi bahwa
bromida dan iodida diganti dengan klor dalam jumlah yang setara, serta semua karbonat dan zat organik telah teroksidasi. Persentase kandungan larutan garam
3,5 dalam air laut, seperti diberikan pada Gambar 5.
Gambar 5. Persentase Kandungan Larutan Garam 3,5 dalam Air Laut Gordon, 2005
Air laut secara alami merupakan air saline dengan kandungan garam sekitar 3,5 dan sisanya adalah air tawar. Beberapa danau garam di daratan dan
beberapa lautan memiliki kadar garam lebih tinggi dari air laut umumnya. Walaupun kebanyakan air laut di dunia memiliki kadar garam sekitar 3,5, air
laut juga berbeda-beda kandungan garamnya. Air Laut paling tawar terdapat di timur Teluk Finlandia dan di utara Teluk Bothnia, keduanya bagian dari Laut
Baltik sedangkan air laut yang paling asin terdapat di Laut Merah, di mana suhu tinggi dan sirkulasi terbatas membuat penguapan tinggi dan sedikit masukan air
dari sungai-sungai. Kadar garam di beberapa danau dapat lebih tinggi lagi. Distribusi atau penyebaran salinitas di suatu perairan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain yaitu: 1.
Penguapan, makin besar tingkat penguapan air laut di suatu wilayah, maka salinitasnya tinggi dan sebaliknya pada daerah yang rendah tingkat
penguapan air lautnya, maka daerah itu rendah kadar garamnya. 2.
Curah hujan, makin besarbanyak curah hujan di suatu wilayah laut maka salinitas air laut itu akan rendah dan sebaliknya makin sedikitkecil curah
hujan yang turun salinitas akan tinggi. 3.
Banyak sedikitnya sungai yang bermuara di laut tersebut, makin banyak sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitas laut tersebut akan